Berlakunya Undang-undang Pidana menurut Waktu.

tidak menciptakan delik baru. Makna dari pemberlakuan secara retroaktif itu adalah hanya terbatas pada delik baru yang memenuhi kriteria perbuatan- perbuatan yang membahayakan kelangsungan hidup negara, bangsa dan masyarakat. Apabila membahas tentang pemberlakuan hukum pidana, secara garis besar dapat dibedakan dua garis besar pemberlakun hukum pidana yaitu pemberlakuan hukum pidana yang berkaitan dengan waktu dan pemberlakuan hukum pidana yang berkaitan dengan tempat. 5 Ini berarti bahwa undang-undang pidana yang berlaku di negara kita hanya dapat diberlakukan bagi tindakan-tindakan yang telah dilakukan orang

1.1 Berlakunya Undang-undang Pidana menurut Waktu.

Bila kita membahas tentang Pasal 1 ayat 1 KUHP, dikatakan bahwa ketentuan pidana seperti yang dirumuskan dalam pasal 1 ayat 1 KUHP antara lain mengandung sebuah asas yang mengatakan bahwa undang-undang pidana yang beraku di negara kita tidak dapat diberlakukan secara surut. Asas tersebut ternyata adalah sesuai dengan ketentuan dalam pasal 2 dari Algemene van Wetgeving voor Indonesia yang mengatakan : “De wet Verbindt alleen voor het toekomende en heeft geene terugwerkende kracht” yang artinya : undang-undang itu hanya mengikat bagi hal-hal yang akan datang dan tidak mempunyai kekuatan untuk diberlakukan surut. 5 Ibid, hal 151. Universitas Sumatera Utara setelah undang-undang pidana tersebut mempunyai suatu kekuatan hukum untuk diberlakukan sebagai undang-undang. Mengenai saatnya yang tepat tentang bilamana suatu rencana undang- undang itu mulai mempunyai suatu kekuatan hukum untuk diberlakukan secara sah sebagai suatu undang-undang, hal tersebut biasanya ditentukan dalam salah satu pasal dari undang-undang yang bersangkutan. Pemberlakuan hukum pidana yang berkaitan dengan waktu dalam ilmu hukum pidana ketentuan ini disebut sebagai nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenale yang mempunyai makna tidak ada tindak pidana, tidak ada pidana tanpa di dahului oleh ketentuan pidana dalam perundang-undangan. Francis Bacon 1561-1626 seorang filsuf Inggris merumuskan dalam adagium moneat lex, priusquam feriat undang-undang harus memberikan peringatan terlebih dahulu sebelum merealisasikan ancaman yang terkandung di dalamnya. 6 Diberlakukannya lex-loci delicti atau undang-undang yang berlaku di tempat tindak pidana itu telah dilakukan terhadap pelakunya, telah dikenal orang sejak abad kesembilan. Sejak abad tersebut diberlakukannya undang-undang pidana suatu negara, baik terhadap warganegaranya sendiri maupun terhadap orang-orang asing yang diketahui telah melakukan suatu tindak pidana di dalam wilayahnya, ataupun diberlakukannya undang-undang pidana suatu negara asing terhadap orang-orang yang sesungguhnya bukan warga negara tersebut,

1.2 Berlakunya undang-undang pidana menurut tempat