Pemanfaatan Koleksi Metode Penelitian

11 Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui tujuan ketersediaan koleksi yaitu mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka untuk dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang ada di perpustakaan, sehingga pengguna senang memanfaatkan koleksi yang dimiliki perpustakaan.

2.3 Pemanfaatan Koleksi

Pemanfaatan koleksi buku merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna menggunakan buku untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi dalam buku dapat bersifat ilmiah yang mencangkup berbagai ilmu pengetahuan dan bersifat hiburan. Definisi tersebut merupakan pengembangan dari pengertian pemanfaatan menurut Kamus Besar bahasa indonesia 2003, 711 yang menyebutkan bahwa pemanfaatan mengandung arti yaitu proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentinagan sendiri. Menurut Handoko yang dikutip Handayani 2007, 28 bahwa dari segi pengguna pemanfaatan koleksi diperpustakaan di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yaitu antara lain: Faktor internal meliputi: 1. Kebutuhan Yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi. 2. Motif Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua pengerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. 3. Minat Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Faktor eksternal meliputi: 1. Kelengkapan koleksi Banyaknya koleksi di perpustakaan yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh pengguna. 2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan. 3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali. Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa pemanfaatan koleksi adalah memanfaatkan koleksi yang digunakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Pemanfaatan koleksi diperpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kebutuhan, motif, dan minat. Sedangkan faktor eksternal meliputi kelengkapan koleksi, keterampilan Universitas Sumatera Utara 12 pustakawan dalam melayani pengguna dan keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali. 2.5 Minat Baca 2.5.1 Pengertian Minat Baca Minat baca merupakan ketertarikan seseorang terhadap suatu bacaan tertentu yang dianggapnya dapat memberi kesenangan, sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauanya sendiri. Dengan adanya Minat baca maka dapat meningkatkan prestasi dan kesuksesan pada diri seseorang, karena dengan membaca maka akan banyak informasi pengetahuan yang akan di peroleh. Menurut Wiyono seperti yang dikutip Wijayanti 2007, 6 bahwa “Minat baca merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan karena adanya pengertian bahwa dengan membaca itu dapat ditegaskan bahwa minat baca terkadang unsur keinginan, perhatian, kesadaran dan rasa senagn untuk membaca. Minat baca menurut Rahim 2008, 28 “Keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Minat baca yang besar diwujudkan dalam kesediaanya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaranyan sendiri”. Sedangkan menurut Siregar 2008 menyatakan bahwa “minat baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap bacaan. Minat baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan karena minat baca adalah suatu keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan bukan keterampilan bawaan”. Dari beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui minat baca merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan yang dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Minat baca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaan dalam memperoleh bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri

2.5.2 Tujuan Pembinaan Minat Baca

Pembinaan minat baca akan lebih baik bila dipupuk dari kecil saat anak baru mulai membaca, karena melalui membaca, seseorang akan memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna untuk dirinya sendiri. Universitas Sumatera Utara 13 Menurut Siregar 2004, 139 secara umum pembinaan minat baca mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengembangkang masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan yang dimulai dalam lingkungan keluarga. 2. Mewujudkan suatu sistem penumbuh kembangkan minat baca dengan menyediakan fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan anak Sedangkan menurut Kamah 2002, 12 Tujuan pembinaan minat baca dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Tujuan Umum Tujuan umum pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan masayarakat membaca reading society, menuju masyarakat belajar learning society dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai subjek pembangunan nasional menuju masyarakat madani. 2. Tujuan Khusus 1. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuh kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkan kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan. 3. Menggerakkan dan menumbuh kembangkan minat baca untuk semua lapisan masyarakat. 4. Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau sesuai dengan kebutuhan masayarakat. Menurut Cahyono 2014, 9 Pembinaan minat baca adalah sebagai berikut: 1. Menumbuhkan kebiasaan membaca pada seseorang, sehingga menimbulkan rasa ingin membaca setiap saat. 2. Mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 3. Mengembangkan masyarakat baca reading society lewat pelayanan masyarakat. 4. Meningkatkan pembinaan minat merupakan salah satu tujuan perpustakaan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Dari beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa tujuan pembinaan minat baca adalah untuk mengembangkan masyarakat membaca dan mewujudkan sistem menumbuh kembangkan minat baca dengan menyediakan koleksi yang bervariasi. Dengan adanya pembinaan minat baca maka akan terciptanya masyarakat membaca reading society, yang akan menuju masyarakat Universitas Sumatera Utara 14 belajar learning society, dengan begitu akan menciptakan sumber daya yang berkualitas.

2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat baca seseorang dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya: a. Dimulai sejak usia anak-anak atau dini b. Dilakukan secara terus menerus c. Tersedia bahan bacaan yang mencukupi d. Ditanamkan suatu kebiasaan e. Lingkungan yang mendukung f. Adanya suatu kebutuhan g. Menghadapi tantangan target dan penyelesaian masalah h. Tersedia fasilitas dan kemudahan seperti teknologi informasi dan peralatan yang memadai. Sutarno 2006, 261 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca menurut Lamb dan Arnold seperti yang dikutip Rahim 2005 adalah : a. Faktor fisiologis Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar. b. Faktor intelektual Intelegensi itu sendiri menurut Henmon dalam Azwar. 1996 terdiri atas dua macam faktor, yaitu: kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh. c. Faktor lingkungan Faktor lingkungan itu mencangkup: 1. Faktor latar belakang dan pengalaman individu ramah Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan bahasa individu. 2. Faktor sosial ekonomi Faktor sosial ekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah individu. Semakin tinggi status sosioekonomi individu semakin tinggi kemampuan verbal individu. d. Faktor psikologis Faktor psikologis mencangkup beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut: 1. Motivasi Motivasi adalah faktor kunci dalam membaca. Kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk memncapainya. Kuncinya Universitas Sumatera Utara 15 adalah guru harus mendemonstrasikan kepada siswaindividu praktik pengajaran dengan minat dan pengalaman individu, sehingga individu memahami belajar itu sendiri sebagai suatu kebutuhan. b. Kematangan sosial, ekonomi emosi, dan penyesuaian diri Individu yang lebih mudah perhatiannya pada teks yang dibacanya, daripada individu yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara berlebihan ketika mereka tidak memdapatkan sesuatu, atau menarik diri akan mendapat kesulitan dalam membaca. Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui faktor- faktor yang mempengaruhi minat baca adalah Faktor fisiologis, faktor intelektual, faktor lingkungan seperti latar belakang dan pengalaman individu dirumah dan faktor sosial ekonomi dan faktor sosiologis yaitu motivasi dan kematangan sosial, ekonomi dan penyesuaian diri individu. Kebiasaan membaca yang dimulai sejak usia anak-anak, dilakukan secara terus menerus sehingga bisa menjadi sebuah kebiasaan dengan di dukung oleh koleksi yang memadai, lingkungan yang baik, dan tersedianya fasilitas teknologi informasi.

2.5.4 Faktor Pendukung Minat Baca

Minat baca seseorang tidak akan tumbuh tanpa dukungan oleh berbagai faktor. Seperti yang dikemukakan Sutarno 2006, 29 faktor pendukung minat baca seseorang adalah: 1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi, 2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam. 3. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimamfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca. 4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu terutama yang aktual. 5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani. Menurut Mudjito 2001, 99-100 faktor pendukung minat baca yaitu : 1. Adanya lembaga-lembaga pendidikan dari dasar sampai dengan tingkat tinggi tempat membina dan mengembangkan minat baca anak didik secara berhasil. Lembaga ini pada umumnya dilengkapi juga dengan saran perpustakaan yang dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga manfaatnya dapat dirasakan bagi anak didik dan pengasuhnya Universitas Sumatera Utara 16 2. Adanya berbagai jenis perpustakaan disetiap kota dan wilayah indonesia yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dalam hal jumlah dan mutu perpustakaan, koleksi, dan sistem pelayanannya. 3. Adanya lembaga-lembaga media massa yang senantiasa ikut mendorong minat baca dari berbagai lapisan masyarakat melalui penerbitan surat kabar dan majalah. 4. Adanya penerbitan yang memiliki semangat pengabdian dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan menerbitkan buku-buku yang bermutu baik dari segi isi, bahasa, maupun teknik penyajian. Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa faktor yang mendukung minat baca adalah dimulai dari rasa ingin tahu yang tinggi, lingkungan fisik yang memadai, keadaan lingkungan sosial yang kondusif, rasa haus informasi dan berprinsip bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani. Pendukung minat baca juga terjadi dengan adanya lembaga pendidik yang membina minat baca seperti perpustakaan , lembaga-lembaga media massa yang senantiasa ikut mendorong minat baca dan penerbitan yang ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menerbitkan buku-buku yang bermutu yang dapat dimanfaatkan oleh anak didik.

2.5.5 Faktor Penghambat Minat Baca

Masalah minat baca perlu dilihat menyeluruh. Masalah minat baca ini tidak dapat terdiri sendiri, banyak faktor yang mempengaruhinya. Pendapat tersebut dinyatakaan oleh Bunata yang dikutip oleh Saleh 2006, 45 yaitu sebagai berikut: a. Faktor lingkungan keluarga dalam hal ini, misalnya kebiasaan keluarga membaca dilingkungan rumah. b. Faktor pendidikan dan kurikulum sekolah yang kurang kondusif. c. Faktor infranstruktur dalam masyarakat yang kurang mendukung peningkatan minat baca masyarakat. d. Faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan Sedangkan menurut Mudjito 2001, 104 faktor-faktor penghambat minat baca yaitu : 1. Derasnya arus liburan melalui peralatan pandang dengar, misalnya televisi dan radio, karena masyarakat lebih senang mendengar dan melihat dari pada membaca 2. Orang lebih senang membajak karya orang lain dari pada membaca banyak buku dalam mengungkapkan pandangannya melalui tulisan, Universitas Sumatera Utara 17 karena kurangnya tindakan hukum yang tegas meskipun sudah ada undang-undang hak cipta. 3. Kurangnya penghargaan yang memadai dan adil terhadap kegiatan atau kreativitas yang berkaitan dengan perbukuan. 4. Kurang meningkatnya mutu perpustakaan, baik dalam hak koleksi maupun sistem pelayanan dapat juga memberi pengaruh negatif terhadap perkembangan minat baca. 5. Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah dapat mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan. 6. Lingkungan keluarga, misalnya kurangnya keteladanan orang tua dalam pemamfaatan waktu senggang dapat memberi dampak terhadap minat baca sejak masa anak-anak. Dari beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa faktor yang menghambat tumbuhnya minat baca yaitu datang dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang kurang memperhatikan pentingnya menumbuhkan minat baca. Maka dengan derasnya arus hiburan membuat anak lebih suka menonton televisi dari pada membaca.

2.5.6 Upaya Peningkatan Minat Baca

Rendah minat baca dikalangan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dijelaskan diatas. Sutarno 2006, 292 memberikan masukan dalam hal upaya meningkatkan minat baca siswa antara lain : a. Memperbaiki sistem belajar mengajar disekolah. b. Memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan sekolah. c. Mengadakan lomba karya ilmiah bagi para siswa. d. Membentuk klub pecinta buku. e. Membuat program buku murah f. Melaksanakan budaya membaca dikelas g. Menghidupkan pers sekolah Sedangkan menurut Wahyudi 2007, 1 agar dapat berperan bagi pengguna jasa, perpustakaan perlu melakukan berbagai upaya peningkatan dan pengembangan minat baca, antara lain : 1. Mencerminkan eksistensi dan keberadaan perpustakaan adalah koleksi dan layanan. Ketersediaan koleksi dan layanan yang baik akan memberikan kesan kepuasan terhadap pengguna perpustakaan. Sehingga akan terbangun citra baik pula. Keberadaan perpustakaan akan terkait dengan pemakain, untuk itu dalam pengelolaanya harus berorientasi pada kepuasan pemakai. Universitas Sumatera Utara 18 2. Koleksi perpustakaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan masayarakat pemakainya agar dapat berfungsi efektif dalam mendukung keberhasilan pendidikan. Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan , maka dapat diketahui bahwa upaya peningkatan minat baca pihak sekolah berperan penting dalam memperbaiki sistem belajar mengajar disekolah serta memperbaiki sarana dan prasarana perpustakaan sekolah dengan menyediakan koleksi dan layanan yang baik yang berorientasi pada kepuasan pemakai untuk mendukung keberhasilan pendidikan.

2.5.7 Proses Minat dan Kebiasaan Membaca

Mengembangkan minat dan kebiasaan membaca seseorang memerlukan suatu proses karena minat baca tidak datang secara tiba-tiba. Menumbuhkan minat baca anak merupakan kewajiban orang tua yang harus di penuhi. Kebiasaan membaca dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena membaca sangat penting dalam proses belajar sehingga membaca menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan. Dalam buku Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 2002, 18 Proses dan kebiasaan membaca terdiri dari empat komponen, yaitu : 1. Koleksi 2. Selera 3. Minat membaca 4. Kebiasaan membaca Keempat komponen tersebut menunjukkan bahwa ada komponen yang saling berkaitan. Hal itu terlihat dari timbulnya selera membaca karena adanya faktor koleksi yang beragam dan bervariasi. Keragaman dan variasi koleksi akan menimbulkan hasrat atau minat untuk membaca selanjutnya minat baca akan menghasilkan kebiasaan membaca Sedangakan menurut Sutarno 2006, 261 proses terjadinya minat dan kebiasaan membaca adalah: 1. Adanya dasar pengertian bahwa membaca itu perlu 2. Terpupuknya suatu kegemaran dan kesenangan 3. Terbentuknya suatu kebiasaan membaca 4. Terbentuknya suatu kondisi dimana membaca merupakan suatu kebutuhan 5. Tersedianya sumber bacaan yang memadai. Universitas Sumatera Utara 19 Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan , dapat diketahui bahwa proses terjadinya minat dan kebiasaan membaca yaitu adanya kesadaran bahwa membaca itu perlu. Sehingga terpupuknya kegemaran dan kesenangan untuk membaca. Kebiasaan membaca tidak bisa berkembang tanpa adanya koleksi yang menimbulkan selera untuk membaca serta minat dan kebiasaan membaca

2.5.8 Motivasi Membaca

Motivasi membaca merupakan dorongan seseorang untuk meningkatkan minat untuk membaca. Dengan adanya motivasi maka akan tinggi pula minat baca seseorang sehingga dapat menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya Menurut Santrock 2008, 510 “Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama”. Sedangkan menurut Mudjito 2001, 86 hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi internal diantaranya adalah: a. Adanya kebutuhan Karena adanya kebutuhan maka seseorang didorong untuk membaca. b. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri Apabila seseorang mengetahui hasil-hasil atau prestasi sendiri dari membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi. c. Adanya aspirasi atau cita-cita Cita-cita itu akan menjadi lebih banyak, ia dapat mencapai cita-citanya dengan kemauan. Dengan kemauan belajar yang keras, ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak pula. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi eksternal adalah: a. Hadiah Hadiah adalah alat yang representatif dan bersifat positif. Hadiah telah menjadikan seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu lebih giat lagi. b. Hukuman Hukuman dapat juga menjadi alat motivasi menggiatkan seseorang untuk membaca. c. Persaingan merupakan dorongan untuk memperoleh kedudukan atau penghargaan. Universitas Sumatera Utara 20 Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui bahwa motivasi membaca dapat memberikan semangat untuk membaca pada diri seseorang. Motivasi internal yang berasal dari dalam diri seseorang dan motivasi eksternal yang bersal dari luar seseorang sangat mempengaruhi pembinaan minat baca yang harus terus diperhatikan dan dikembangkan. Universitas Sumatera Utara 21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan penelitian dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode korelasional dengan analisis regresi sederhana dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini merupakan metode yang menganalisis tentang pengaruh antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Arikunto 2006, 296.

3.2 Lokasi Penelitian