Hubungan Media Puzzle dangan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA NEGERI 1 CITEUREUP

(1)

HUBUNGAN MEDIA

PUZZLE

DENGAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA

NEGERI 1 CITEUREUP

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(S. Pd)

Oleh:

Yuliana Ayuningtyas NIM. 106015000478

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011


(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGGUNAAN MEDIA

PUZZLE

DALAM UPAYA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 CITEUREUP

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

(S. Pd)

Oleh:

Yuliana Ayuningtyas NIM: 106015000478

Pembimbing

Dr. Iwan Purwanto, M. Pd NIM: 197304242008011012

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup”, disusun oleh Yuliana Ayuningtyas, NIM: 106015000478, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada hari Senin, 20 Juni 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S. Pd) dalam bidang pendidikan IPS.

Jakarta, 20 Juni 2011 Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan Drs. H. Nurochim, MM ……….. ... NIP. 1959 0715 1984 03 1003

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Dr. Iwan Purwanto M. Pd ……….. ………

NIP. 19730424 200801 1 012 Penguji I

Drs. H. Nurochim, MM ……….. ………

NIP. 1959 0715 1984 03 1003 Penguji II

Drs.Banadjid ……….. ………

NIP. 1954 1224 1981031004

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M A NIP. 19571005 198703 1 003


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Bismillahirrahmanirrahim Warahmatullahi Wabarakatu. Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yuliana Ayuningtyas NIM : 106015000478 Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup.

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Mei 2011 Penulis,


(5)

ABSTRAK

Yuliana Ayuningtyas. Jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Hubungan Media Puzzle dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan media puzzle dengan hasil belajar ekonomi. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Citeureup dari bulan Juli sampai September 2010. yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa/I SMA Negeri 1 Citeureup kelas X1 IPS 3 dengan jumlah 30 orang. Ini merupakan sebagaian dari populasi yang jumlahnya 252 orang siswa/i SMA Negeri 1 Citeureup. Data tentang penggunaan media puzzle di peroleh berdasarkan angket yang diisi oleh siswa/I SMA Negeri 1 Citeureup. Sedangkan hasil belajar siswa di peroleh dari hasil tes soal. Metode analisis sata yang digunakan adalah metode survey. Pengaruh media puzzle dengan hasil belajar dihitung dengan menggunakan koefisien determinasi yaitu sebesar 1,54%. Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan tidak ada hubungan antara penggunaan mediapuzzle dengan hasil belajar ditolak dan sebaliknya hipotesis alternatif yang menyatakan adanya hubungan antara penggunaan media puzzle dengan hasil belajar siswa di terima.

Dari perhitungan korelasi diperoleh sebesar 0,124 dengan taraf signifikansi 0,05. Sedangkan 98,46% hasil belajar ekonomi dipengaruhi faktor-faktor lain seperti lingkungan sekolah, tingkat kematangan murid dan cara penyampaian pelajaran. Kata kunci: Media Puzzle, Hasil Belajar, Ekonomi


(6)

ABSTRACT

Yuliana Ayuningtyas. Department of Education and Social Science Faculty of and Tarbiyah Teacher Training. The using of Puzzle Media in an effort to improve student learning outcomes on economic subjects in SMA Negeri 1 Citeureup.

This study aimed to determine the relationship between the using of puzzle media the outcome of economic learning as the subyek at school. The study was conducted in SMA Negeri 1 Citeureup from July up to September 2010. used as a sample in this study were students of SMA Negeri 1 Citeureup the school X1-3 class with the total number 30 students. This is a Part of the population whose numbers 252 students of SMA Negeri 1 Citeureup. Data on puzzle us media was obtained based on a questionnaire filled out by students/I SMA Negeri 1 Citeureup. While student learning outcomes was obtained from the test results matter. Data analysis method used is survey method. Media influence learning puzzle with the results calculated using the coefficient of determination is equal to 1.54%. Thus the null hypothesis that states there is no relationship between media use puzzles with learning outcomes and instead rejected the alternative hypothesis that suggested a link between media use puzzles with learning outcomes of students in receipt.

From the correlation calculation is obtained at 0.124 with significance level 0.05. 98.46% while the economic study results influenced other factors such as school environment, maturity level of students and how the delivery of lessons.


(7)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur kehadirat zat yang maha agung dan maha perkasa, yang memberikan nikmat sehat, nikmat iman dan islam kepada hamba-Nya yang taat. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan atas keharibaan Nabi ahhirul zaman “ushwah hasanah” yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis bersyukur karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dengan judul “Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup” dapat diselesaikan dengan baik dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan dorongan semua pihak. Penulis menyadari selama pembuatan dan penulisan skripsi ini banyak terdapat hambatan dan kendalan yang dihadapi baik bersifat materil maupun moril. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta memberi restu kepada penulis guna menyusun skripssi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

2. Dr. H. Nurochim, MM, Ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah mengajar dan memberikan bimbingan dengan sabar, dan senantiasa memberikan suport dalam menyelasaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dengan sabar dan mengarahkan sampai selesaian skripsi ini.


(8)

4. Dra. L. Tri Wahyuni, M.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Citeureup yang telah berkenan mengizinkan penulis melakukan penelitian.

5. Evi Dewitri, S.Pd, Guru Ekonomi Kelas IX IPS 3 yang telah membantu di dalam pelaksanaan penelitian.

6. Adikku tersayang, Laksmi Dewanti terima kasih telah canda tawa, motivasi dan dukungannya.

7. Seseorang yang selalu memberikan semangat Fazar Mulyadin, terima kasih telah memperhatikan, mendukung, membantu dan memotivasi penulis sehingga apa yang diharapkan selama ini telah tercapai dan apa yang kita cita-citakan selama ini segera Allah SWT, kabulkan.

8. Bapak Juradi dan Ibu Napiyah yang tercinta, yang selalu mendoakan dan telah banyak berkorban dengan memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis.

9. Sahabat sejatiku Woelan Saradifa dan Fatma Roudhoh yang selalu memberikan do’a, bantuan, dukungan dan menghibur penulis ketika sedang gundah gulana.

10. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2006, yang telah memberikan banyak inspirasi kepada penulis.

11. Semua pihak yang dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan do’a dan dukungan selama proses penyusunan skripsi.

Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya, tiada untaian kata yang berharga selain kata syukur Alhamdulillahirobbil’alamin atas karunia dan ridho-Nya. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, Mei 2011


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL………...ix

DAFTAR GAMBAR………..x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. MediaPuzzle ... 7

1. Hakikat MediaPuzzle...7

2. Fungsi Media Pembelajaran ...12

3. Manfaat MediaPuzzle...12

4. Klasifikasi Dan Karakteristik Media Pembelajaran ... 13

5. Macam-Macam Media ...15

6. Tujuan MediaPuzzle...16

7.Secara Umum Media Pendidikan Mempunyai Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Media Pengajaran Sebagai berikut: ... 18

a. Objektivitas……….18

b. Program Pengajaran…….………18


(10)

d. Situasi Dan Kondis…….………..…….19

e. Kualitas Teknik.………..20

f. Keefektifan Dan Efisiensi Penggunaan………...20

B. Hasil Belajar ... 23

C. Pengertian Pendidikan. ...28

D. Pengertian Ekonomi ... 28

E. Pengertian Pendidikan Ekonomi ...29

D. Materi Pelajaran Ekonomi Kelas IX IPS SMU...29

1. Pengertian, Fungsi, Tujuan APBN ... 29

a. Pengertian APBN ...29

b. Fungsi APBN ... 30

c. Tujuan APBN ... 30

2. Pengertian, Fungsi, Tujuan APBD ... 31

a. Pengertian APBD ...31

b. Fungsi APBD ... 31

c. Tujuan APBD ... 32

G. Kerangka Berfikir ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...34

B. Metode Penelitian. ... 34

C. Populasi Dan Sampel ...35

D. Variabel Penelitian . ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ...36

1. Metode Pegumpulan Data ...36

2. Instrumen Penelitian ...39

F. Teknik Analisa Data... 41

1. Deskripsi Data ... 41

2. Uji Validitas dan Reabilitas………..42


(11)

G. Uji Hipotesis Penelitian ...44

1. UJi Korelasional ... 44

2. Uji Signifikan ... 45

3. Koefisien Determinasi ...46

H. Perumusan Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Citeureup ...47

1. Letak Geografis SMA Negeri 1 Citeureup ...47

2. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Citeureup ... 47

3. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Citeureup ...48

4. Visi, Misi SMA Negeri 1 Citeureup ... 49

5. Tujuan SMA Negeri 1Citeureup………50

6. Kepegawaian SMA Negeri 1 Citeureup Serta Jumlah Siswa-siswi SMA Negri 1 Citeureup ... 50

a. Keadaan Guru ... 50

b. Keadan Siswa dan Siswi ...52

c. Struktur Organisasi ...52

d. Sarana dan Prasarana ...53

1) Tanah ... 53

2) Gedung Sekolah ...53

B. Deskripsi Data ... 54

1. Media Puzzle ... 54

2. Hasil Belajar Siswa ...56

C. Uji Validitas Dan Reabilitas ...58

1. Uji Validitas ... 58

2. Uji Reabilitas ... 58

D. Uji Prasyarat Analisis Data ...59

1. Uji Normalitasi Data ...59


(12)

E. Uji Hipotesis Penelitian ...59

1. Uji Korelasional ... 59

2. Uji Signifikan ... 59

3. Koefisien Determinasi ...59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan. ... 60

B. Saran...61

DAFTAR PUSTAKA...62 LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen...39

Tabel 2.Interprestasi Angka Indeks Korelasi “r”Product Moment...45

Tabel 3. Kepala Sekolah Yang Pernah Menjabat………..48

Tabel 4. Keadaan Guru………..50

Tabel 5. Keadaan Siswa dan Siswi………52

Tabel 4. Data Tanah Dan bangunan SMA Negeri 1 Citeureup...53

Tabel 5. Data Ruang Gedung SMA Negeri 1 Citeureup………...53

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Media Puzzle………..55

Tabel 7. Tingkat MediaPuzzle………..56

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa………...57


(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

Gambar 1. Struktur Organisasai SMA Negeri 1 Citeureup………...52 Gambar 2. Grafik Histrogram Dan Poligon Variabel X ... 55 Gambar 3. Grafik Histrogram Dan Poligon Variabel Y ... 57


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: 1. Silabus

Lampiran: 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran: 3. Rangkuman Materi APBN Dan APBD Lampiran: 4. Power Point Materi APBN Dan APBD Lampiran: 5. Pedoman Wawancara

Lampiran: 6. Pedoman Wawancara

Lampiran: 7. Dokumentasi Hubungan MediaPuzzle Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup

Lampiran: 8. Denah Tempat Duduk Siswa-Siswi kelas 11 IPS 111 Lampiraan: 9. Daftar Siswa-Siswi Kelas X1 IPS 111

Lampiran: 10. Kuesioner MediaPuzzle

Lampiran: 11. Soal-Soal Tes Ekonomi Lampiran: 12. Jawaban Hasil Tes Ekonomi

Lampiran: 13. Data Uji Coba Untuk Validitas Variabel X (MediaPuzzle)

Lampiran: 14. Data Hasil Perhitungan Uji Validitas Skor Butir Dengan Skor Total Variabel X ( MediaPuzzle)

Lampiran: 15. Langkah-Langkah Perhitungan Uji Validitas Skor Butir Dengan Skor Total

Lampiran: 16. Perhitungan Kembali Hasil Uji Coba Variabel X Valid (Media

Puzzle)

Lampiran: 17. Perhitungan Kembali Uji Validitas Skor Butir Dengan Skor Total Variabel X (MediaPuzzle)

Lampiran: 18. Data Hasil Perhitungan Uji Reabilitas Variabel X (MediaPuzzle) Lampiran: 19. Langkah-Langkah Perhitungan Reliabilitas Variabel X (Media

Puzzle

Lampiran: 20. Data Uji Coba Untuk Validitas Variabel Y (Hasil Belajar Siswa) Lampiran: 21. Data Hasil Perhitungan Uji Validitas Skor Butir Dengan Skor Total


(16)

Lampiran: 22. Langkah-Langkah Perhitungan Uji Validitas Skor Butir Dengan Skor Total

Lampiran: 23. Perhitungan Kembali Hasil Uji Coba Variabel Y Valid (Hasil Belajar)

Lampiran: 24. Perhitungan Kembali Uji Validitas Skor Butir Dengan Skor Total Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)

Lampiran: 25. Data Hasil Perhitungan Uji Reabilitas Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)

Lampiran: 26. Data Mentah Variabel X (MediaPuzzle)

Lampiran: 27. Proses Perhitungan Menggambar Grafik Histrogram Variabel X (MediaPuzzle)

Lampiran: 28. Data Mentah Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)

Lampiran: 29. Proses Perhitungan Menggambar Grafik Histrogram Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)

Lampiran: 30. Tabel Perhitungan Rata-Rata, Varians Dan Simpangan Baku Variabel X Dan Variabel Y

Lampiran: 31. Perhitungan Rata-Rata, Varians Dan Simpangan Baku Variabel X Dan Variabel Y

Lampiran: 32. Data Berpasangan Variabel X Dan Variabel Y Lampiran: 33. Perhitungan Uji Validitas

Lampiran: 34. Perhitungan Uji Keberartian Linierlitas

Lampiran: 35. Tabel Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku Dan Regresi Ŷ = 7,19 + 0,12X

Lampiran: 36. Cara Perhitungan Lampiran

Lampiran: 37. Perhitungan Rata-Rata, Varians Regresi Dan Simpangan Baku Lampiran: 38. Perhitungan Galat Taksiran (Y-Y) Regresi Y atas X Dengan Uji

Liliefors

Lampiran: 39. Langkah-Langkah Uji Normalitas Data Dengan Uji Lilliefors Lampiran: 40. Perhitungan Uji Koefisien KorelasiProduct Moment

Lampiran: 41. Uji Keberartian Koefisien Korelasi Dengan Uji-t Lampiran: 42. Uji Koefisien Determinasi


(17)

Lampiran: 43. Nilai Hasil Tes Ekonomi Lampiran: 44. Tabel Metode Suksesi Interval

Lampiran: 45. Tabel Harga Kritik Dari rProduct Moment

Lampiran: 46. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors Lampiran: 47. Luas Distribusi Normal Standar

Lampiran: 48. Lembar Uji Referensi Lampiran: 49. Pengajuan Proposal Skripsi Lampiran: 50. Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran: 51. Surat Pemohonan Izin Penelitian Lampiran: 52. Surat Permohonan Izin Observasi Lampiran: 53. Surat Permohonan Izin Wawancara Lampiran: 54. Surat Permohonan Izin Kuesioner Lampiran: 55. Surat Keterangan

Lampiran: 56. Surat Perubahan Judul Lampiran: 57. Profil Penulis


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dapat dilakukan melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan harus menentuh setiap rakyat Indonesia baik yang ada diperkotaan maupun dipelosok desa. Sesuai dengan UUD 1945 bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara. Sehingga pemerintah harus memperhatikan pendidikan baik dalam usaha dalam peningkatannya maupun pengembangannya agar setiap rakyat Indonesia dapat mengucap pendidikan.

Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran “Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya”.1

Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Mata pelajaran ekonomi adalah salah satu mata pelajaran yang cukup penting pada Ilmu Pengetahuan Sosial, karena termasuk mata pelajaran yang diperhitungkan saat kelulusan, walaupun sebagai pelajaran yang diperhitungkan saat kelulusan banyak siswa atau murid yang masih menganggap remeh pelajaran

1


(19)

ekonomi. Banyak murid yang merasa bahwa mata pelajaran ekonomi merupakan pelajaran yang membosankan. Para murid pun tidak bisa dipersalahkan seluruhnya, karena masih banyaknya guru yang mengajarkan pelajaran ekonomi hanya berpatok kepada buku saja sehingga membuat murid merasa jenuh atau bosan karena tidak adanya inovasi yang bisa membangkitkan gairah belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi.

Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Selain itu guru juga dituntut untuk terus berinovasi dan berkreasi menciptakan suasana belajar yang bisa menggugah rasa belajar siswa agar tidak membosankan dan menjenuhkan. Sehingga mata pelajaran ekonomi bisa menjadi suatu pelajaran suatu pelajaran yang diminati oleh awal anak didik.

Mata pelajaran ekonomi sebagai salah satu bagian dari kurikulum pendidikan nasional yang diajarkan di sekolah kepada siswa sekolah menengah


(20)

pertama hingga sekolah menengah atas, memiliki andil bagi pertumbuhan dan perkembangan bangsa. Oleh karena itu, nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan ekonomi harus dimanfaatkan sebaik-baiknya guna melakukan filterisasi terhadap pengaruh negatif, sehingga dapat membentuk kepribadian siswa, mentransfer ilmu pengetahuan dan pengembangan keterampilan siswa.

Kenyataan dari realitas pendidikan ekonomi berdasarkan penelitian pakar di Indonesia, mengisyaratkan bahwa pelajaran ekonomi yang diajarkan di sekolah masih memperlihatkan suatu kondisi yang memprihatinkan. Pembelajaran ekonomi masih dianggap sebagai kontribusi pengetahuan belaka dengan penekanan lebih pada ranah kognitif rendah berupa hafalan terhadap tokoh, ruang, waktu dan peristiwa. Pembelajarannya pun hanya bersumber pada teks tanpa berupaya untuk membelajarkan keterampilan berpikir pada siswa.

Akhirnya pelajaran ekonomi terkesan sebagai mata pelajaran yang dianggap remeh dan bahkan terkesan membosankan. Selain itu, pelajaran ekonomi dianggap tidak inovatif dalam memberikan suatu kecakapan hidup bagi siswa dalam menghadapi dunia kerja dan masyarakat. Maka tidak mengherankan apabila sebagian siswa menganggap pelajaran ekonomi kurang memiliki nilai guna bagi kehidupannya di masa yang akan datang, karena ekonomi hanya membicarakan masa lalu saja.

Permasalahan pembelajaran ekonomi di atas, juga terjadi di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Citeureup. Hal ini terungkap ketika penulis melakukan pra penelitian pada pembelajaran ekonomi, ditemukan beberapa persoalan yang mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif, yaitu sebagai berikut: Pertama, selama proses belajar mengajar guru hanya memberikan bahan pelajaran yang terbatas hanya pada buku paket yang terdapat di perpustakaan dan buku yang dimiliki siswa, sehingga materi pelajaran yang disampaikan hanya terfokus pada peristiwa-peristiwa ekonomi yang tertuang dalam buku pelajaran saja. Kedua, minat membaca siswa masih kurang, siswa belum dilatih untuk berpikir dan berperilaku ilmiah. Hal ini terbukti saat wawancara dengan siswa kelas XI IPS 3, pada umumnya mereka belajar atau membaca buku pelajaran ketika akan ulangan saja. Ketiga, penggunaan media pembelajaran sangat terbatas sehingga


(21)

kurang membantu siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran ekonomi yang disampaikan guru. Hal ini menyebabkan pelajaran ekonomi menjadi membosankan dan kurang merangsang siswa untuk terlihat secara aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Keempat, selama kegiatan belajar berlangsung, siswa terlihat pasif dikelas, siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat dalam proses belajar mengajar dan tidak mempunyai inisiatif serta kontributif baik secara intelektual maupun emosional.

Hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap kelas XI IPS 111 yang dipilih secara acak, mengenai pendapat mereka tentang pembelajaran ekonomi dan bentuk pembelajaran yang mereka inginkan, sebagian besar diantara mereka sudah jenuh dengan pembelajaran ekonomi yang selama ini digunakan oleh guru. Mereka menginginkan agar pembelajaran ekonomi dibuat lebih menarik agar siswa tidak bosan, misalnya dengan melakukan inovasi media pembelajaran maupun metode pembelajaran yang bervariasi. Mereka berpendapat bahwa pembelajaran ekonomi akan lebih diminati siswa apabila menggunakan gambar-gambar yang menarik dan sebagainya. Dari paparan di atas penulis mencoba meneliti Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbul dilihat dari berbagai aspek, diantaranya:

1. Mata pelajaran ekonomi umumnya belum menggunakan media yang sesuai dengan pelajaran ekonomi.

2. Proses belajar mengajar yang membosankan.

3. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 4. Rendahnya hasil belajar siswa.


(22)

C. Pembatasan Masalah

1. Kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam belajar mengajar. 2. Rendahnya hasil belajar siswa di karenakan kurangnya penggunaan media

belajar yang sesuai dalam mata pelajaran ekonomi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis membuat suatu perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran penerapan media puzzle dalam pembelajaran ekonomi?

2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi? 3. Bagaimana hubungan media puzzle dengan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran ekonomi?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran penerapan media puzzle dalam pembelajaran ekonomi.

2. Mengetahui gambaran hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. 3. Mengetahui bagaimana hubungan mediapuzzle dengan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran ekonomi.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi siswa

Mengembangkan cara-cara hasil belajar siswa dalam menerapkan media untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.

2. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu media pembelajaran untuk membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.


(23)

3. Manfaat bagi sekolah

Memberikan wacana baru tentang pembelajaran ekonomi yang diinginkan siswanya, membuat sekolah memiliki prestasi terbaik dengan hasil belajar siswa dan memberikan kajian dalam menerapkan mediapuzzle dan efisien dan sistematis bagi semua instansi dalam sekolah baik kepala sekolah, guru, staf karyawan, ataupun siswa.

4. Manfaat bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya mengenai media pembelajaran yang dapat digunakan pembelajaran ekonomi.


(24)

BAB II KAJIAN TEORI

A. MediaPuzzle

1. Hakikat MediaPuzzle

Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran.

Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni al-insan al-kamil. Disamping itu, pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan merupakan sarana penerus nilai-nilai dan gagasan-gagasan sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan negara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam buku, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional “Kata media sebenarnya bukanlah kata asing bagi kita, tetapi pemahaman banyak orang terhadap kata tersebut berbeda-beda. Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia kata media diartikan sebagai alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk”.2

2

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 726.


(25)

Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti tengah, pengantar atau perantara. Dalam bahasa Arab media disebut wasail bentuk jama dari wasilah yakni sinonim al-wasih yang artinya juga tengah. Kata tengah itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai perantara atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada ditengah ia bisa juga disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.

Menurut Yudhi Munadi dalam buku Media Pembelajaran, “Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.3

Media pembelajaran yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah media pembelajaran, suatu alat yang bisa digunakan dalam menunjang pembelajaran agar pesannya sampai ke siswa tepat pada sasaran.

Menurut Wina Sanjaya dalam buku Strategi Pembelajaran yang mengatakan bahwa media pembelajaran adalah media pembelajaran bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Jadi dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slide bahan cetakan, tetapi juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau untuk menambah keterampilan.4

Berdasarkan definisi media yang diungkapkan Wina Sanjaya, dapatlah memberi sebuah gambaran bahwa media pembelajaran adalah bahwa semua bahan yang bisa dipergunakan guru untuk meningkatkan ilmu pengetahuan siswa dikatakan sebagai media pembelajaran.

Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran adalah kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah bantu atau

3

Yudhi Munadi,Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 7.

4

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 161.


(26)

media komunikasi seperti televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi namun apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang betujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.5

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan media pendidikan adalah tidak ada batasan tertentu untuk pengertian media, asalkan media tersebut mengandung maksud-maksud pengajaran maka itu bisa disebut sebagai media pengajaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pandang dengar, bahan pengajaran, komunikasi pandang dengar, pendidikan alat peraga pandang, teknologi pendidikan, alat peraga dan media penjelas.

Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media pembelajaran, berikut ciri-ciri umum yang terkandung menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran,antara lain:

a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik dewasa ini dikenal sebagai

hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan pancaindera.

b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

f. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP) atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, videorecorder).

g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategis, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.6

5

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 ), h. 4.

6


(27)

Kalau kita lihat perkembangannya, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran produksi dan evaluasinya.

Menurut Arief S. Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya mengungkapkan bahwa secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelaskan penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik

d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.7

Berdasarkan kegunaan-kegunaan yang diungkapkan Arief Sardiman, dapatlah memberi sebuah gambaran bahwa kegunaan adalah cara mempelajari penyajian pesan di dalam kekurangan kemampuan untuk menggunakan media dalam mengatasi sikap pasif siswa dalam lingkungan.

Menurut Arief Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya mengungkapkan bahwa secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan “Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.”8

Berdasarkan definisi media yang diungkapkan Arief Sardiman, dapatlah memberi sebuah gambaran bahwa media adalah semua bahan dan alat yang bisa digunakan untuk menyalurkan informasi kepada siswa maka disebut media

7

Arief Sardiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 17.

8

Arief Sardiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 6.


(28)

pembelajaran. Pada hakikatnya proses belajar mengajar merupakan suatu bentuk komunikasi dimana siswa tidak hanya terpaku pada penjelasan guru, tetapi siswa dapat menggunakan media-media penunjang pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis multimedia adalah suatu metode pembelajaran dengan menggunakan perangkat multimedia sebagai sarana utamanya.

Sejarah perkembangan media diawali dengan dikenalnya alam, namun karena pengertian alat dianggap terlalu sempit, maka pengertian alat tersebut berkembang menjadi media. Pengertian media yang dimaksud mengarah pada suatu yang mengantar atau meneruskan informasi atau pesan antara sumber dan penerima pesan.

“Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar”.9

Pengertian media menurut economy journal, tidak terbatas hanya buku-buku saja tetapi semua yang ada di lingkungan siswa yang bisa menggairahkan belajar siswa disebut media.

Menurut Arief Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya “Konsep media dalam proses belajar mengajar dikenal dengan nama media pengertian. Bahwa kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar”.10

“Pengertian atau batasan tentang media yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Pendapat ini dikemukakan Brings (1970) yang dikutip oleh Arief Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya dimana media adalah segala sesuatu alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.11

9 Muzamil Misbach, “Media Puzzle”, dari http://www.economy.journal.

Blogspot.com/2010/06/media-puzzle.html, 14 Juli 2010.

10

Arief Sardiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 6.

11

Arief Sardiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 6.


(29)

Berdasarkan definisi-definisi media yang diungkapkan para ahli di atas, dapatlah memberi sebuah gambaran bahwa media adalah bahwa cakupan media lebih besar lagi dan tidak terpatok kepada satu atau dua jenis saja.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebagai alat bantu yang digunakan guru, akan tetapi juga sebagai sarana yang digunakan untuk mengkomunikasikan isi pesan atau materi pembelajaran kepada siswa. Selain itu, media pembelajaran dapat menunjang proses pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang dicapainya.

Media pembelajaran juga mempunyai kegunaan-kegunaan lainnya, sebagai mana dikemukakan Arief Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, kegunaan media pembelajaran diantaranya yaitu:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik. b. Mengatasi kebatasan ruang, waktu dan daya indera

c. Menimbulkan kegairahan belajar.

d. Memungkinkan tingkat interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

e. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.12

Dari kejelasan di atas dapat diartikan kegunaan media pembelajaran secara garis besar sebagai penyampaian pesan secara verbalistik dalam mengatasi keterbatasan kemampuan dan daya indera hingga dapat menimbulkan ambisi kegairahan belajar agar bisa berinteraksi dalam belajar sendiri dan umum.

3. Manfaat MediaPuzzle

Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran Secara umum media pendidikan mempunyai manfaat-manfaat sebagai berikut:

a. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.

12

Arief Sardiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 17-18.


(30)

b. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa. c. Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran.

d. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa. e. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan

siswa.

f. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar.

g. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari.

h. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan.

i. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat. j. Menyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa

butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.13

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat-manfaat umum media pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu pengertian dalam perubahan tingkah laku siswa dalam menerima pelajaran, hingga lebih berkesan bagi pemikiran siswa.

4. Klasifikasi Dan Karakteristik Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar banyak jenisnya, masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Penguasaan guru tentang klasifikasi tersebut akan membantu mereka dalam mengenal, memahami, merencanakan serta mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan jenis dan fungsinya, Arief Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya membagi media menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

a. Media garis, yang termasuk dalam jenis media ini diantaranya: gambar, foto, sketsa, diagram,chat, grafik, kartun, peta, globe, poster dan lain-lain.

b. Media audio termasuk dalam jenis media ini diantaranya: radio, pita

magnetic dan laboratorium bahasa.

13


(31)

c. Media proyeksi diam dan yang termasuk dalam jenis media ini diantaranya: film bingkai, film rangkai, mikrofis, proyektor, film, transparansi, televisi dan video.14

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis dan fungsi media pendidikan adalah sebagai media garis besar yang mencakup media visual, media audio dan media proyeksi, yang menjadi manfaat pengembangan media pendidikan.

“Beberapa kelebihan gambar menurut Arief Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya yaitu:

a. Bersifat konkret dan realistis.

b. Gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu.

c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan”.15

Kegunaan kelebihan gambar yang nyata hingga dapat mengatasi kekurangan ruang dan waktu hingga kebatasan pengamatan.

Media gambar yang baik dalam kegiatan belajar mengajar tentu saja gambar yang cocok dengan tujuan pembelajaran. Menurut Arief Sardiman dalam buku Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar yang baik sehingga dapat dijadikan media pendidikan, yaitu:

a. Autentik

Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau melihat benda sebenarnya.

b. Sederhana

Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-pin pokok dalam gambar.

c. Ukuran relatif

Dapat membesarkan atau memperkecilkan objek atau benda yang sebenarnya.

d. Gambar atau sebaliknya mengandung gerak atau perbuatan.

e. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

f. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus.16

14

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 29-33.

15

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 29-33.

16


(32)

Media pembelajaran yang baik dapat di pengaruhi oleh gambar yang baik pula dalam karakter-karakter gambar yang sesuai sederhana dan memiliki penyampaian yang pasti.

5. Macam-Macam Media

Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya daya liputnya dan dari bahasa serta cara pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada pembahasan berikut.

a. Dilihat dari jenisnya Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran, Media Dibagi Dalam:

1. Media Auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja seperti kasetcassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau orang yang mempunyai kelainan dalam pendengaran.

2. Media visual adalah media yang mengandalkan indera penglihatan, media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bangkai) dan gambar. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun

3. Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.17

Dalam hal ini media pembelajaran dapat di artikan secara garis besar sebagai satuan media yang memiliki karakter tersendiri dalam hal media auditif, visual dan audio visual yang memiliki kemampuan sesuai kebutuhan.

b. Dilihat dari Daya Liputnya Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran, Media Dibagi Dalam:

1. Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak

Penggunaan media ini tidak terbatasi oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio.

2. Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat

17


(33)

Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap

3. Media untuk Pengajaran Individual

Media ini penggunaannya hanya untuk seseorang diri. Termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.18

Dapat diartikan sebagai salah satu media yang tidak terbatas ruang lingkupnya dalam menyampaikan pengajaran secara produktif dalam dalam mengajar menggunakan media tersebut.

c. Dilihat dari Bahan Pembuatannya Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran, Media dibagi dalam:

1. Media Sederhana

Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

2. Media Kompleks

Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.19

Media pembelajaran yang produktif memiliki dua kriteria dalam penyampaian secara sederhana dan komplek sehingga memiliki keterampilan dan penggunaanya tidak sulit.

6. Tujuan MediaPuzzle

Dalam pengertian teknologi pendidikan, media bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Adapun beberapa tujuan penggunaan media puzzle

sebagai berikut:

a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif). Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari tiga ranah yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik.

Adapun macam-macam tipe hasil belajar dalam kognitif: 1. Tipe hasil belajar: Pengetahuan.

18

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 33.

19


(34)

2. Tipe hasil belajar: Pemahaman. 3. Tipe hasil belajar: Aplikasi. 4. Tipe hasil belajar: Analisis. 5. Tipe hasil belajar: Sintesis. 6. Tipe hasil belajar: Evaluasi.20

Dari pemaparan di atas bisa di artikan semua pemahaman yang menyangkut hasil belajar intelektual dapat memberikan satu hasil belajar yang sangat baik karna memiliki enem karakter penting di dalam pembelajaran.

b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif).

Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.

1. Attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang.

2. Jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang keapada dirinya.

3. Penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman.

4. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dll.

5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristikny.21

Dalam artian di atas maka satu nilai kepribadian atau sikap efektif yang memiliki tingkatan masing-masing poin secara tidak langsung telah memberikan potensial dalam tingkatan belajar dari

20

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 188.

21

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 188.


(35)

yang sederhana hingga yang efektif dalam penilaian belajar atau hasil belajar.

c. Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik). Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni: 1. Gerakan refleks (keterampialn pada gerakan yang tidak sadar). 2. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.

4. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, kehormonisan dan ketepatan.

5. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.

6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive

seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.22

Dari penjelasan di atas kita dapat melihat keterampilan dan penampilan psikomotorik yang berdampak pada kemampuan individu yang memiliki tingkatan keterampilan gerak refleks keterampilan maupun perseptual bagian dari kemampuan di bidang fisik.

7. Secara umum media pendidikan mempunyai Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Media Pengajaran sebagai berikut:

a. Objektivitas

“Unsur subjektivitas guru dalam memilih media pengajaran harus dihindarkan”23

. Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara objektif, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu media pengajaran menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya. Untuk menghindari pengaruh unsur subjektivitas guru, alangkah baiknya apabila dalam memilih media pengajaran itu guru

22

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 188.

23

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.13.


(36)

meminta pandangan atau saran dari teman sejawat dan atau melibatkan siswa.

b. Program pengajaran

“Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didiik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya”.24

Meskipun secara teknis program itu sangat baik, jika tidak sesuai dengan kurikulum ia tidak akan banyak membawa manfaat, bahkan mungkin hanya menambah bebas, baik bagi anak didik maupun bagi guru di samping akan membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Terkecuali jika program itu hanya dimaksudkan untuk mengisi waktu senggang saja, daripada anak didik bermain-main tidak karuan. c. Sasaran Program

“Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran”.25

Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaianya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajiannya, ataupun waktu penggunaannya.

d. Situasi dan Kondisi

“Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan media pengajaran yang akan digunakan”.26

Situasi dan kondisi yang dimaksud meliputi:

1. Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, seperti ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya.

24

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.13.

25

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.13.

26

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.13.


(37)

2. Situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya, motivasi dan kegairahannya. Anak didik yang sudah melakukan praktik yang berat, seperti praktik olahraga, biasanya kegairan belajarnya sangat menurun.

e. Kualitas Teknik

Dari segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat. Barangkali ada rekaman audionya atau gambar-gambar atau alat-alat bantunya yang kurang jelas atau kurang lengkap, sehingga perlu penyempurnaan sebelum digunakan. Suara atau gambar yang kurang jelas bukan saja menarik, tetapi juga dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.27

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan hasil belajar adalah teknik dari media pengajaran yang akan digunakan. Faktor yang kurang maksimal membuat murid kurang dalam menerima pelajaran.

f. Keefektifan dan Efesiensi Penggunaan

“Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut”.28

Keefektifan dalam penggunaan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin. Ada media yang dipandang sangat efektif untuk mencapai suatu tujuan, namun proses pencapaiannya tidak efisien, baik dalam pengadaannya maupun di penggunaannya. Demikian pula sebaliknya, ada media yang efisien dalam pengadaannya atau penggunaannya, namun tidak efektif dalam pencapaian hasilnya. Memang sangat sulit untuk mempertahankan keduanya (efektif

27

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.13.

28

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.13.


(38)

dan efisien) secara bersamaan, tetapi di dalam memilih media pengajaran guru sedapat mungkin menekan jarak di antara keduanya.

Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media. Langkah-langkah itu adalah:

a. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media. b. Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan

menetapkan memadai mana yang akan dimanfaatkan guru mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan dan dasar pertimbangannya patut diperhatikan.

c. Persiapan kelas. Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, mengantisipasi, menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran.

d. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatkan media. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran. Keahlian guru dituntut di sini. Media diperbantukan oleh guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. Media dikembangkan penggunaannya untuk keefektifan dan efisiensi pencapaian tujuan.

e. Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan media di sini bisa siswa sendiri yang mempraktikkannya ataupun guru langsung memanfaatkannya, baik di kelas atau di luar kelas. f. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar

disampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar atau bahan bagi proses belajar berikutnya.29

Dari paparan di atas dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah seorang guru untuk melakukan pembelajaran telah menggunakan media puzzle diantaranya adalah persiapan baik materi atau bahan puzzle, cara melakukan dan terakhir adalah melakukan evaluasi.

Selama ini masih banyak orang yang awam dengan istilah puzzle. “Kata

puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang,

29

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.13.


(39)

media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang”.30

Media puzzle yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi adalah mainan yang biasanya terbuat dari papan yang bisa untuk bongkar pasang.

Dengan demikian media puzzle bisa dikatakan sebagai salah satu media bermain yang dapat dimainkan diatas nampan atau bingkai (tempat memainkan potongan-potongan puzzle yang diletakkan diatas meja) sehingga si anak dapat mengambil dan mengembalikan sendiri media puzzle tersebut ke tempat penyimpangan media semula.

Puzzle yang sekarang beredar di toko-toko tersedia dalam berbagai macam bentuk, ukuran, fungsi dan tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Adapun macam mediapuzzle dari segi tingkat kualitas antara lain:

a. Puzzle tomax.Puzzle tomax merupakan puzzle kualitas tinggi.

b. Koakai puzzle. Puzzle kaokai mempunyai kualitas yang sama dengan

puzzle toma, hanya saja berbeda dari pemilihan gambarnya saja.

c. Nextpuzzle.Puzzle next mempunyai kualitas yang sama denganpuzzle

tomax.

d. Timmypuzzle. Puzzle timmy memiliki kualitas dibawah puzzletomax dan puzzle kaokai, tapi tidak usah khawatir, ketebalannya cukup baik sehingga tidak akan mengecewakan ketika menyusunnya.

e. Hologrampuzzle. Puzzle hologram merupakanpuzzleyang sangat unik karena puzzle ini memiliki gambar yang bias mematulkan cahaya berwarna warni (hologram).

f. Future puzzle. Puzzle future merupakan puzzle termurah dari semua jenis puzzle yang ada.

g. Photo puzzle. Puzzle photo di buat menggunakan digital printing dengan ukuran A4 dan A5 dengan harga yang sangat murah.

h. Woodem puzzle. Woodem puzzle adalah puzzle 3D yang terbuat dari bahan kayu.31

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat macam-macam mediapuzzleyang berbeda tingkat kesulitannya sehingga guru bisa menyesuaikan mediapuzzle yang sesuai dengan materi.

30 Muzamil Misbach, “Media Puzzle”, dari

http://www.economicjurnal. Blogspot.com/2010/06/media-puzzle.html, 14 Juli 2010.

31 Muzamil Misbach, “Media Puzzle”, dari

http://www.economic jurnal.Blogspot.com/2010/06/media-puzzle.html, 14 Juli 2010.


(40)

Berikut adalah langkah-langkah seorang guru pada saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan mediapuzzle:

a. Persiapan yaitu guru hendaknya melakukan persiapan hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

b. Menyiapkan bahan-bahan yang hendak di buat puzzle dari materi pembelajaran.

c. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan materi yang akan di pelajari

d. Memberikan penjelasan terhadap materi yang di ajarkan

e. Menjelaskan langkah-langkah dalam penggunaan media puzzle

terhadap materi pembelajaran.

f. Evaluasi terhadap materi pembelajaran dengan materi penggunaan materipuzzle.32

Suatu puzzle merupakan suatu masalah atau misteri yang dipecahkan dengan kepandaian dan kreativitas. Dari puzzle anak akan belajar misalnya puzzle

tentang warna dan bentuk. Anak dapat belajar tentang warna-warna dan bentuk yang ada. Anak juga dapat belajar konsep dasar, binatang, alam sekitar, jenis buah alphabet dan lain-lain. Solusi untuk puzzle mungkin membutuhkan pola yang sudah ada dan menciptakan aturan khusus. Puzzle berdasar pada proses penyelidikan dan penemuan untuk menyelesaikannya, yang mungkin dapat dipecahkan oleh mereka yang mempunyai kemampuan deduktif yang bagus. Media puzzle sebenarnya cocok untuk materi-materi pembuktian dalam matematika dan biologi. Namun tidak ada salahnya digunakan pada mata pelajaran ekonomi.

Tahapan-tahapan pelaksanaan pembelajaran melalui media puzzle: a. Mempersiapkan diri

b. Membangkitkan kesiapan siswa c. Mengerjakan media puzzle

d. Diskusi materi program mediapuzzle

e. Menindaklanjuti program.33

32Dian Fajarwati, “MediaPuzzle”, dari

http://www.alfarabydane. Blogspot.com/2009/01/media-puzzle-untuk-mapel-al-quran.html, 14 Juli 2010.

33

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 ), h.150.


(41)

Media puzzle yang baik buat siswa adalah yang dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

B. Hasil Belajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar. Sering kali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Oleh karena itu adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa.

“Belajar menurut Oemar Hamalik dalam buku Kurikulum Dan Pembelajaran adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman”.34

Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan belajar adalah belajar tidak hanya terpadu pada situasi didalam kelas saja tetapi bisa juga melalui pengalaman yang dialami oleh siswa.

Menurut pengertian ini belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukanlah mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.

“Menurut Slameto belajar dalam buku Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.35

Slameto menitik beratkan pada proses usaha siswa dalam menempuh pelajarannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada siswa tersebut.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali bersifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.

34

Oemar Hamalik,Kurikulum Dan Pembelajaran , (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.36.

35

Slameto,Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 2.


(42)

“Pengertian belajar yang lain juga diungkapkan oleh Muhibbin Syah dalam buku psikologi belajar, belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.36

Belajar yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah lebih di titik beratkan pada proses pada setiap jenjang pendidikan.

Maksudnya adalah berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain dalam buku Strategi belajar Mengajar mengungkapkan ciri-ciri belajar sebagai berikut:

a. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.

b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan.

c. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.

d. Ditandai dengan aktivitas anak didik.

e. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. f. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan dispin.

g. Ada batas waktu h. Evaluasi.37

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar adalah harus ada perubahan dari murid yang tidak bisa menjadi bisa, setelah melakukakan kegiatan belajar.

“Menurut Zikri Neni Iska belajar dalam buku Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu”.38

Dari penjelasan di atas, di ketahui bahwa belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu yang terjadi dalan jangka waktu tertentu.

36

Muhibbin Syah.,Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 63.

37

Syaiful Bahri Djamah Dan Aswan Zain, Strategi belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h. 40.

38

Zikri Neni Iska,Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), h. 76.


(43)

Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap dalam (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Oleh karena itu perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.

Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kerusakan fisik baik karena pengaruh obat berbahaya maupun karena kecelakaan atau penyakit tertentu. Mungkin saja sebab-sebab lain perubahan-perubahan non permanen.

“Menurut Wasty Soemanto dalam buku Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang”.39

Berdasarkan definisi belajar yang diungkapkan oleh Wasty Soemanto diatas dapatlah memberi sebuah gambaran bahwa belajar adalah proses perubahan-perubahan kualitatif individu manusia selama hidupnya sehingga tingkah lakunya berkembang.

Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain dari hasil belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses dan bukan hanya sekedar suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan intergatif dengan menggunakan berbagi bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

“Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Belajar adalah istilah kunci yang paling Vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan”.40

Belajar yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah tanpa belajar manusia tidak melakukan pendidikan.

Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai displin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan.

39

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), h. 104.

40

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Raja Remaja Rosdakarya, 2008), h. 94.


(44)

“Sedangkan pengertian belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam buku Psikologi Belajar adalah serangkain kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”.41

Menurut Syarif Bahri Djamarah dalam buku Psikologi Belajar lebih menitik beratkan belajar pada tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Menurut Syarif Bahri Djamarah dalam buku Psikologi Belajar jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimaksudkan ke dalam ciri-ciri belajar :

a. Perubahan yang terjadi secara sadar

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif d. Perubahan dalam belajar bukan belajar sementara e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkat laku.42

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa perubahan dalam belajar ada enam dan kesemuanya berbeda-beda pada setiap murid.

Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru cara mengukur hasil belajar secara garis besar terdiri atas dua macam bentuk yaitu:

1. Objektif yaitu adalah bentuk hasil belajar yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk jawaban, pengisian titik-titik dan pencocokan satu pernyataan dengan pernyataan lainnya. Contoh dari bentuk objektif ini adalah tes benar salah, tes pilihan bergambar, tes menjodohkan (pencocokan), tes isian dan tes penglengkapan (melengkapi).

2. Subjektif yaitu adalah alat pengukuran prestasi belajar yang jawaban tidak ternilai dengan skor atau angka pasti yang seperti digunakan untuk evaluasi objektif. Hal ini disebabkan banyak ragam jawaban yang diberikan para siswa.43

41

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.13.

42

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 15.

43

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2008), h. 146.


(45)

Banyak ahli menganggap evaluasi subjektif suka sekali di percaya reliabilitas dan validitas, karena subjektifitas guru lebih dominan. Namun demikian menghindari pemakaian tes subjektif hanya karena alasan subjektifitas guru adalah suatu tindakan yang menentang perkembangan moderminasi pendidikan. Mengenai sikap subjektif guru tidak perlu menjadi halangan penggunanan tes ini sebab seperti objektivitas, subjektivitas juga ada batasnya.

C. Pengertian Pendidikan

“SA. Branata dikutip oleh M. Alisuf Sabri (1999) dalam bukunya Ilmu Pendidikan bahwa,”Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan”.44

Berdasarkan kejelasan yang ada dapat simpulkan bahwa pendidikan adalah salah satu kesadaran dalam berusaha dan berencana agar mewujudkan sistem pembelajaran yang efektif agar menjadi pribadi yang utuh bagi agama nusa dan bangsa hingga menciptakan peserta didik yang siap bersaing.

D. Pengertian Ekonomi

Ilmu pengetahuan sosial yaitu bidang studi yang merupakan panduan dari sejumlah mata pelajaran sosial. Mata pelajaran sosial yaitu : geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi dan koperasi.

Pengertian dari ilmu ekonomi adalah menganalisis setiap gerakan dan perubahan yang terjadi dalam keseluruhan ekonomi, seperti kecenderungan dalam harga, hasil produksi, pengangguran dan perdagangan di dalam dan di luar negeri. Begitu gejala-gejala tersebut di pahami, maka ilmu ekonomi dapat di manfaatkan oleh pemerintah untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan ekonomi dalam upaya keterbukaan perekonomian suatu bangsa.45

Maksud dari pernyataan di atas adalah bahwa setiap kegiatan manusia yang dapat menghasilkan uang bisa di sedbut sebagai ekonomi. Ekonomi juga

44

M. Alisuf Sabri,Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999). Cet. Ke-1. hal. 5.

45

Nanang Fatah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), Cet 1, h. 11


(46)

mempengaruhi hajat hidup orang banyak bahkan sampai bisa melemahkan suatu negara.

E. Pengertian Pendidikan Ekonomi

“Pendidikan Ekonomi adalah pendidikan untuk membina kemampuan memenuhi kebutuhan hidup sendiri”.46

Dalam hal ini ekonomi dapat sebagai ilmu, aturan-aturan dalam mengolah rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup agar dapat teratur dengan baik untuk kelangsungan hidup yang relatif, teratur, memenuhi kebutuhan tersebut. Karena manusia selalu merasa kurang dalam hal apapun.

Secara konseptual tentang ilmu ekonomi pendidikan yang di kemukakan oleh Elchanan Cohn bahwasannya ekonomi pendidikan adalah suatu studi tentang bagaimana manusia, baik secara perorangan maupun di dalam kelompok masyarakatnya membuat keputusan dalam rangka mendayagunakan sumber-sumber daya terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan, pendapat, sikap dan nilai-nilai khususnya melalui pendidikan formal, serta bagaimana mendiskusikannya secara merata dan adil di antara berbagai masyarakat.47

Menurut pendapat di atas bahwa pendidikan ekonomi sangat penting bagi kehidupan manusia sehingga harus dipelajari oleh setiap orang.

F. Materi Pembelajaran Ekonomi Kelas IX IPS SMU

Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis lampirkan materi pelajaran ekonomi Kelas X SMU sebagai berikut :

1. Pengertin, fungsi, tujuan APBN a. Pengertian APBN

Menurut UU No. 17 tahun 2003, Apbn adalah rencana keuangan tahunan pemerintah Negara yang disetujui oleh DPR. Landasan hukum apbn

46

M. Nashir Ali, Dasar-Dasar Ilmu Mendidik; 100 Soal Pokok Pendidikan, (Jakarta: Mutiara, 1982).Cet ke-2.hal. 184.

47

Nanang Fatah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), Cet 1, h. 18


(47)

adalah pasal 23 ayat 1 UUD 1945, yang berisi tentang tiap-tiap tahun apbn ditetapkan dengan Undang-undang. Apabila DPR tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah maka pemerintah memakai anggaran tahun lalu.

b. Fungsi APBN

1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.

3. Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.

4. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.

5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

6. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.


(48)

c. Tujuan APBN

1. Untuk memberikan arah bagi pemerintah dalam melaksanakan fungsi yang diembannya.

2. Untuk melihat dan mengevaluasi kinerja pemerintah dalam upaya menyejahterakan masyarakat karena anggaran disusun berdasarkan kinerja.

3. Sebagai sumber daya yang akurat bagi rakyat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah.

4. Sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam menggunakan pendapatan masyarakat yang dipungut melalui pajak.

2. Pengertian, fungsi, tujuan APBD a. Pengertian APBD

Apbd merupakan rencana keuangan tahuanan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan peraturan daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

b. Fungsi APBD

1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.


(49)

3. Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.

4. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.

5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

6. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

c. Tujuan APBD

1. Mengatur alokasi pendapatan guna membiayai program pembangunan di daerah masing-masing.

2. Memberikan dukungan dalam pelaksanaan desentralisasi untuk memberdayakan dan meningkatkan perekonomian daerah.

G. Kerangka Berpikir

Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memiliki arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan merupakan sarana penerus nilai-nilai dan gagasan-gagasan sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan Negara. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru yang berkualitas, guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologi dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran termasuk didalamnya penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran.


(50)

Penggunaan alat bantu atau media pembelajaran disadari sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas, terutama membantu peningkatan hasil belajar siswa. Namun dalam implementasinya tidak banyak guru yang memanfaatkannya. Keterbatasan media pembelajaran disatu pihak dan lemahnya kemampuan guru menciptkan media pembelajaran dipihak lain membuat penerapan metode ceramah makin menjamur.

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyampaikan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Tujuan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan proses pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidkan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya.

Kata belajar berarti suatu proses perubahan tingkah laku pada siswa akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui proses pengalaman dan latihan. Proses belajar yang baik harus mampu mengubah ketiga ranah perilaku yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajar merupakan kata yang tidak asing. Hasil dari belajar adalah nilai evaluasi yang diterima oleh para pelajar atau mahasiswa. Banyak yang masih menganggap bahwa fungsi penilaian pencapaian belajar siswa semata-mata sebagai mekanisme untuk menyeleksi siswa atau mahasiswa dalam kenaikan kelas atau kelulusan.


(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Di SMA Negeri 1 Citeureup, tepatnya yang beralamat di Jalan Raya Tajur, Bogor 16810.

Waktu penelitian dimulai sejak bulan Juli sampai dengan bulan September 2010. Waktu itu diambil karena merupakan waktu yang paling efektif bagi penelitian untuk melaksanakan penelitian.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan korelasional. Metode survey bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang objek yang diteliti menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa variabel yang kedudukannya masing-masing sudah diuraikan dalam kerangka berfikir teoritis.

Adapun alasan peneliti menggunakan metode survey dengan pendekatan korelasional antara lain:

1. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau korelasional antara dua variabel yakni variabel bebas (media puzzle) yang mempengaruhi dan diberi simbol X dengan variabel terikat (hasil belajar siswa) yang dipengaruhi dan diberi simbol Y.


(1)

92

Langkah-Langkah Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors 1. Kolom (Y - Y²)

Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar 2. Kolom Zi

Zi =

Contoh : -7,79 3,22 = -2,419 3. Kolom Zt

Nilai Zt dikonsultasikan pada daftar F

Contoh : Cari 2,42 pada daftara F, maka Ztabel adalah 0, 4922 4. Kolom F(Zi)

Jika (Zi) negatif, maka F (Zi) = 0,5– Zt Jika (Zi) positif, maka F (Zi) = 0,5 + Zt Contoh : 0,5–0,4922 = 0,0078

5. Kolom S(Zi) S(Zi) = Contoh :

= 0,03 6. Kolom

Merupakan harga mutlak dari selisih F (Zi) dengan S (Zi) Contoh : 0,0078 - 0,03 = -0,03


(2)

Lampiran 14

Perhitungan Uji Koefisien KorelasiProduct Moment rxy =

= = = 0,124


(3)

94

Uji Keberartian Koefisien Kolerasi dengan uji–t uji

Untuk pengujian keberartian koefisien kolerasi maka digunakan uji–t dengan rumus :

t = = = = 0,661 Hipotesis Ho : ρ= 0

Hi : ρ 0

Kriteria Pengujian : Tolak Ho thitung > ttabel Terima Hi, jika thitung < ttabel Kesimpulan :

Tabel pada

ɑ

= 0.05 dengan de = (n-2) = 38 adalah 1,684 dari hasil perhitunggan di peroleh thitung > ttabel(6,748 > 1.684) maka tolak Ho dan Hi di terima, berarti koefisien korelasi Signifikan

Maka dapat di simpulkan bahwa terdapathubungan yang positif antara variabel X dan Y


(4)

Lampiran 16

Uji Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar variasi Y di tentukan oleh X maka digunakan Uji Koefisien Determinasi sebagai berikut :

KD = r2xy x 100% = (0,124)2 x 100% = 0.015

= 1,54%

Dari perhitungan tersebut maka dapat di simpulkan bahwa variasi hasil belajar (Variabel Y) siswa di tenyukan sebesar 1.54% oleh Variasi media Puzzel (Variabel X).


(5)

96 Lampiran : 1 Bundel

Perihal : Perubahan Judul Skripsi Kepada Yth.

Ketua Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Di

Tempat

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Salam Sejahtera saya ucapkan semoga Bapak selalu berada dalam lindungan Allah SWT dan sukses dalam menjalankan semua aktivitas. Amin Yang Betandatangan dibawah ini:

Nama : Yuliana Ayuningtyas

Nim : 106015000478

Jurusan/Semester : Pendidikan IPS/X

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul : “Penggunaan Media Puzzle Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup”.

Dengan ini mengajukan perubahan judul skripsi yang baru dengan judul

“Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup.

Demikian Surat ini saya buat, atas Perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 18 Mei 2011 Pemohon


(6)

Lampiran: 18

PROFIL PENULIS

Yuliana Ayuningtyas. Lahir di Bogor, 11 Juli 1988 biasa disapa akrab oleh teman-teman dengan penggilan Ayu. Alamat Rumah Jln. Pakarena 3 No. 213. Depok 16411. Pendidikannya dimulai dari TK, Lulus tahun 1994.

Setelah menyelesaikan TK kemudian melanjutkan ke SD Mekarjaya 03, Lulus tahun pada tahun 2000.

Setelah selesai melanjutkan ke SMP Negeri 6 Depok, Lulus tahun pada tahun 2003. Penulis melanjutkan jenjang pendidikan SMA Negeri 1Citeurep, Lulus pada tahun 2006. Setelah tamat SMA kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS dengan memilih konsentrasi Ekonomi.


Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum BerbasisKompetensi (KBK) Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Subah Kabupaten Batang

0 6 104

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survey Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cikalongwetan ).

0 1 27

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pebayuran Kabupaten Bekasi.

0 0 31

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI CLUSTER 1 SE-KOTA BANDUNG PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 0 58

PDF ini Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Katalog Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA NEGERI 5 Surakarta | Widalismana | 1 SM

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 64 DI JAKARTA TIMUR - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 64 DI JAKARTA TIMUR - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 14 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 10