24 Media puzzle  yang  baik  buat  siswa  adalah  yang  dapat  membangkitkan
keinginan  dan  minat  baru,  membangkitkan  motivasi  dan  rangsangan  kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
B. Hasil Belajar
Hampir  semua  ahli  telah  mencoba  merumuskan  dan  membuat  tafsiran tentang  belajar.  Sering  kali  pula  perumusan  dan  tafsiran  itu  berbeda  satu  sama
lain.  Oleh  karena  itu  adalah  penting  sekali  bagi  setiap  guru  memahami  sebaik- baiknya  tentang  proses  belajar  siswa,  agar  ia  dapat  memberikan  bimbingan  dan
menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. “Belajar  menurut  Oemar  Hamalik  dalam  buku  Kurikulum  Dan
Pembelajaran adalah
modifikasi atau
memperteguh kelakuan
melalui pengalaman”.
34
Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan belajar adalah belajar tidak hanya terpadu pada situasi didalam kelas saja tetapi bisa juga
melalui pengalaman yang dialami oleh siswa. Menurut  pengertian  ini  belajar  adalah  suatu  proses,  suatu  kegiatan  dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukanlah  mengingat akan tetapi lebih luas dari pada  itu  mengalami.  Hasil  belajar  bukan  suatu  penguasaan  hasil  latihan
melainkan perubahan kelakuan. “Menurut Slameto  belajar  dalam  buku  Belajar  Dan  Faktor-Faktor  Yang
Mempengaruhi  adalah  suatu  proses  usaha  yang  dilakukan  seseorang  untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
35
Slameto  menitik  beratkan  pada  proses  usaha  siswa  dalam  menempuh pelajarannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada siswa tersebut.
Perubahan  yang  terjadi  dalam  diri  seseorang  banyak  sekali  bersifat maupun  jenisnya  karena  itu  sudah  tentu  tidak  setiap  perubahan  dalam  diri
seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
34
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran , Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h.36.
35
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, h. 2.
25 “Pengertian  belajar  yang  lain  juga  diungkapkan  oleh  Muhibbin  Syah
dalam  buku  psikologi  belajar,  belajar  adalah  kegiatan  yang  berproses  dan merupakan  unsur  yang  sangat  fundamental  dalam  penyelenggaraan  setiap  jenis
dan jenjang pendidikan”.
36
Belajar yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah lebih di titik beratkan pada proses pada setiap jenjang pendidikan.
Maksudnya  adalah  berhasil  atau  gagalnya pencapaian  tujuan  pendidikan amat  tergantung pada  proses  belajar  yang  dialami  siswa  baik  ketika  ia  berada  di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Syaiful  Bahri  Djamarah  Dan Aswan  Zain  dalam  buku Strategi  belajar
Mengajar mengungkapkan ciri-ciri belajar sebagai berikut: a. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik
dalam suatu perkembangan tertentu. b. Ada  suatu  prosedur  jalannya  interaksi  yang  direncanakan,  didesain
untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan. c. Kegiatan  belajar  mengajar  ditandai  dengan  satu  penggarapan  materi
yang khusus. d. Ditandai dengan aktivitas anak didik.
e. Dalam  kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. f.
Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan dispin. g. Ada batas waktu
h. Evaluasi.
37
Dari  penjelasan  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  ciri-ciri  belajar  adalah harus  ada  perubahan  dari  murid  yang  tidak  bisa  menjadi  bisa,  setelah
melakukakan kegiatan belajar. “Menurut  Zikri Neni  Iska  belajar  dalam  buku  Psikologi  Pengantar
Pemahaman  Diri  Dan  Lingkungan  adalah  proses  perubahan  dari  belum  mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu”.
38
Dari penjelasan di atas, di ketahui bahwa belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu yang terjadi dalan jangka waktu tertentu.
36
Muhibbin Syah., Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, h. 63.
37
Syaiful  Bahri  Djamah  Dan  Aswan  Zain, Strategi  belajar  Mengajar,  Jakarta:Rineka Cipta, 2006, h. 40.
38
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006, h. 76.
26 Perubahan  yang  terjadi  harus  secara  relatif  bersifat  menetap  dalam
permanen  dan  tidak  hanya  terjadi  pada  perilaku  yang  saat  ini  nampak,  tetapi perilaku  yang  mungkin  terjadi  dimasa  yang  akan  datang.  Oleh  karena  itu
perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman. Perubahan  yang  terjadi  karena  pengalaman  ini  membedakan  dengan
perubahan-perubahan  lain  yang  disebabkan  oleh  kerusakan  fisik  baik  karena pengaruh  obat  berbahaya  maupun  karena  kecelakaan  atau  penyakit  tertentu.
Mungkin saja sebab-sebab lain perubahan-perubahan non permanen. “Menurut  Wasty  Soemanto  dalam  buku Psikologi  Pendidikan  Landasan
Kerja Pemimpin Pendidikan. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup  manusia.  Dengan  belajar,  manusia  melakukan  perubahan-perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang”.
39
Berdasarkan  definisi  belajar  yang  diungkapkan  oleh  Wasty  Soemanto diatas  dapatlah  memberi  sebuah  gambaran  bahwa  belajar  adalah  proses
perubahan-perubahan  kualitatif  individu  manusia  selama  hidupnya  sehingga tingkah lakunya berkembang.
Semua  aktivitas  dan  prestasi  hidup  manusia  tidak  lain  dari  hasil  belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang kita pelajari. Belajar
itu  bukan  sekedar  pengalaman.  Belajar  adalah  suatu  proses  dan  bukan  hanya sekedar  suatu  hasil.  Karena  itu  belajar  berlangsung  secara  aktif  dan  intergatif
dengan menggunakan berbagi bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. “Menurut  Muhibbin  Syah  dalam  buku Psikologi  Pendidikan  Dengan
Pendekatan Baru Belajar adalah istilah kunci yang paling Vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan”.
40
Belajar yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah tanpa belajar manusia tidak melakukan pendidikan.
Sebagai  suatu  proses,  belajar  hampir  selalu  mendapat  tempat  yang  luas dalam berbagai displin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan.
39
Wasty  Soemanto, Psikologi  Pendidikan  Landasan  Kerja  Pemimpin  Pendidikan, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006, h. 104.
40
Muhibbin  Syah, Psikologi  Pendidikan  Dengan  Pendekatan  Baru,  Bandung:  PT  Raja Remaja Rosdakarya, 2008, h. 94.
27 “Sedangkan pengertian  belajar  menurut Syaiful  Bahri  Djamarah  dalam
buku Psikologi  Belajar  adalah  serangkain  kegiatan  jiwa  raga  untuk  memperoleh suatu  perubahan  tingkah  laku  sebagai  hasil  dari  pengalaman  individu  dalam
interaksi  dengan  lingkungan  yang  menyangkut  kognitif,  afektif  dan psikomotor”.
41
Menurut  Syarif  Bahri  Djamarah  dalam  buku Psikologi  Belajar  lebih menitik  beratkan  belajar pada  tiga  aspek  yaitu  aspek  kognitif,  afektif  dan
psikomotorik. Menurut Syarif Bahri Djamarah dalam buku Psikologi Belajar jika hakikat
belajar  adalah  perubahan  tingkah  laku,  maka  ada  beberapa  perubahan  tertentu yang dimaksudkan ke dalam ciri-ciri belajar :
a. Perubahan  yang terjadi secara sadar b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif d. Perubahan dalam belajar bukan belajar sementara
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah f.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkat laku.
42
Dari  penjelasan  di  atas,  dapat  diketahui  bahwa  perubahan  dalam  belajar ada enam dan kesemuanya berbeda-beda pada setiap murid.
Menurut Muhibbin  Syah  dalam  buku Psikologi  Pendidikan  Dengan Pendekatan  Baru  cara  mengukur  hasil  belajar  secara  garis  besar  terdiri  atas dua
macam bentuk yaitu: 1. Objektif  yaitu  adalah  bentuk  hasil  belajar  yang  diwujudkan  dalam
bentuk-bentuk  jawaban,  pengisian  titik-titik  dan  pencocokan  satu pernyataan dengan pernyataan lainnya. Contoh dari bentuk objektif ini
adalah  tes  benar  salah,  tes  pilihan  bergambar,  tes  menjodohkan pencocokan, tes isian dan tes penglengkapan melengkapi.
2. Subjektif  yaitu  adalah  alat  pengukuran  prestasi  belajar  yang  jawaban tidak  ternilai  dengan  skor  atau  angka  pasti  yang  seperti  digunakan
untuk  evaluasi  objektif.  Hal  ini  disebabkan  banyak  ragam  jawaban yang diberikan para siswa.
43
41
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h.13.
42
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 15.
43
Muhibbin  Syah, Psikologi  Pendidikan  Dengan  Pendekatan  Baru,  Bandung: Rosdakarya, 2008, h. 146.
28 Banyak  ahli  menganggap  evaluasi  subjektif  suka  sekali  di  percaya
reliabilitas  dan validitas,  karena  subjektifitas  guru  lebih  dominan.  Namun demikian  menghindari  pemakaian tes  subjektif  hanya  karena  alasan  subjektifitas
guru  adalah  suatu  tindakan  yang  menentang  perkembangan  moderminasi pendidikan.  Mengenai  sikap  subjektif  guru  tidak  perlu  menjadi  halangan
penggunanan tes ini sebab seperti objektivitas, subjektivitas juga ada batasnya.
C. Pengertian Pendidikan