Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dapat dilakukan melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan harus menentuh setiap rakyat Indonesia baik yang ada diperkotaan maupun dipelosok desa. Sesuai dengan UUD 1945 bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara. Sehingga pemerintah harus memperhatikan pendidikan baik dalam usaha dalam peningkatannya maupun pengembangannya agar setiap rakyat Indonesia dapat mengucap pendidikan. Menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran “Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya”. 1 Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Mata pelajaran ekonomi adalah salah satu mata pelajaran yang cukup penting pada Ilmu Pengetahuan Sosial, karena termasuk mata pelajaran yang diperhitungkan saat kelulusan, walaupun sebagai pelajaran yang diperhitungkan saat kelulusan banyak siswa atau murid yang masih menganggap remeh pelajaran 1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, h. 1. 2 ekonomi. Banyak murid yang merasa bahwa mata pelajaran ekonomi merupakan pelajaran yang membosankan. Para murid pun tidak bisa dipersalahkan seluruhnya, karena masih banyaknya guru yang mengajarkan pelajaran ekonomi hanya berpatok kepada buku saja sehingga membuat murid merasa jenuh atau bosan karena tidak adanya inovasi yang bisa membangkitkan gairah belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah- sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran buku modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio dan yang sejenisnya, dan berbagai sumber belajar dan fasilitas proyektor overhead, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Selain itu guru juga dituntut untuk terus berinovasi dan berkreasi menciptakan suasana belajar yang bisa menggugah rasa belajar siswa agar tidak membosankan dan menjenuhkan. Sehingga mata pelajaran ekonomi bisa menjadi suatu pelajaran suatu pelajaran yang diminati oleh awal anak didik. Mata pelajaran ekonomi sebagai salah satu bagian dari kurikulum pendidikan nasional yang diajarkan di sekolah kepada siswa sekolah menengah 3 pertama hingga sekolah menengah atas, memiliki andil bagi pertumbuhan dan perkembangan bangsa. Oleh karena itu, nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan ekonomi harus dimanfaatkan sebaik-baiknya guna melakukan filterisasi terhadap pengaruh negatif, sehingga dapat membentuk kepribadian siswa, mentransfer ilmu pengetahuan dan pengembangan keterampilan siswa. Kenyataan dari realitas pendidikan ekonomi berdasarkan penelitian pakar di Indonesia, mengisyaratkan bahwa pelajaran ekonomi yang diajarkan di sekolah masih memperlihatkan suatu kondisi yang memprihatinkan. Pembelajaran ekonomi masih dianggap sebagai kontribusi pengetahuan belaka dengan penekanan lebih pada ranah kognitif rendah berupa hafalan terhadap tokoh, ruang, waktu dan peristiwa. Pembelajarannya pun hanya bersumber pada teks tanpa berupaya untuk membelajarkan keterampilan berpikir pada siswa. Akhirnya pelajaran ekonomi terkesan sebagai mata pelajaran yang dianggap remeh dan bahkan terkesan membosankan. Selain itu, pelajaran ekonomi dianggap tidak inovatif dalam memberikan suatu kecakapan hidup bagi siswa dalam menghadapi dunia kerja dan masyarakat. Maka tidak mengherankan apabila sebagian siswa menganggap pelajaran ekonomi kurang memiliki nilai guna bagi kehidupannya di masa yang akan datang, karena ekonomi hanya membicarakan masa lalu saja. Permasalahan pembelajaran ekonomi di atas, juga terjadi di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Citeureup. Hal ini terungkap ketika penulis melakukan pra penelitian pada pembelajaran ekonomi, ditemukan beberapa persoalan yang mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif, yaitu sebagai berikut: Pertama, selama proses belajar mengajar guru hanya memberikan bahan pelajaran yang terbatas hanya pada buku paket yang terdapat di perpustakaan dan buku yang dimiliki siswa, sehingga materi pelajaran yang disampaikan hanya terfokus pada peristiwa-peristiwa ekonomi yang tertuang dalam buku pelajaran saja. Kedua, minat membaca siswa masih kurang, siswa belum dilatih untuk berpikir dan berperilaku ilmiah. Hal ini terbukti saat wawancara dengan siswa kelas XI IPS 3, pada umumnya mereka belajar atau membaca buku pelajaran ketika akan ulangan saja. Ketiga, penggunaan media pembelajaran sangat terbatas sehingga 4 kurang membantu siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran ekonomi yang disampaikan guru. Hal ini menyebabkan pelajaran ekonomi menjadi membosankan dan kurang merangsang siswa untuk terlihat secara aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Keempat, selama kegiatan belajar berlangsung, siswa terlihat pasif dikelas, siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat dalam proses belajar mengajar dan tidak mempunyai inisiatif serta kontributif baik secara intelektual maupun emosional. Hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap kelas XI IPS 111 yang dipilih secara acak, mengenai pendapat mereka tentang pembelajaran ekonomi dan bentuk pembelajaran yang mereka inginkan, sebagian besar diantara mereka sudah jenuh dengan pembelajaran ekonomi yang selama ini digunakan oleh guru. Mereka menginginkan agar pembelajaran ekonomi dibuat lebih menarik agar siswa tidak bosan, misalnya dengan melakukan inovasi media pembelajaran maupun metode pembelajaran yang bervariasi. Mereka berpendapat bahwa pembelajaran ekonomi akan lebih diminati siswa apabila menggunakan gambar- gambar yang menarik dan sebagainya. Dari paparan di atas penulis mencoba meneliti Hubungan Media Puzzle Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Citeureup.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum BerbasisKompetensi (KBK) Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Subah Kabupaten Batang

0 6 104

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survey Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cikalongwetan ).

0 1 27

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pebayuran Kabupaten Bekasi.

0 0 31

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI CLUSTER 1 SE-KOTA BANDUNG PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 0 58

PDF ini Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Katalog Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA NEGERI 5 Surakarta | Widalismana | 1 SM

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 64 DI JAKARTA TIMUR - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 64 DI JAKARTA TIMUR - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 14 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 10