Muti’ah Azzahra, 2014 Dimensi kreativitas Four P’s anak usia 12-14 tahun Di SKACI Sekolah Komputer Aku Cinta
Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh tutor dan anak. Pembelajaran tradisional atau
konvensional ini merupakan sistem belajar dimana antara anak dan tutor saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar informasi megenai
materi dan bahan ajar. Pembelajaran secara konvensional ini digabungkan dengan pembelajaran mandiri secara online berbasis komputer multimedia
learning. Sehingga pembelajaran IT di SKACI dapat tersampaikan secara optimal kepada anak.
Anak dan tutor bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Orang tua juga memiliki peran yang sama penting dengan tutor dalam kegiatan
belajar, yaitu sebagai fasilitator dan pendukung proses pembelajaran anak. Tujuan utama pembelajaran campuran ini adalah untuk memberikan
kesempatan bagi berbagai karakteristik anak agar terjadi kegiatan belajar yang mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan
menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik.
2. Person
a. Subjek LF
Banyak perlombaan yang subjek ikuti secara tidak langsung akan melatih subjek untuk selalu tampil di depan orang banyak, dan membuat
subjek tumbuh menjadi anak yang percaya diri. Orang tua subjek mengasah kepercayaan diri subjek dari subjek kecil dengan mengikuti berbagai
perlombaan. Orang tua subjek bisa melihat kelebihan yang subjek miliki dan kemampuan tersebut kemudian diperdalam kembali dengan berbagai
kegiatan untuk mengoptimalkan kemampuan subjek. Subjek LF merupakan pribadi yang percaya akan kemampuan yang
subjek miliki, subjek sudah bisa mengenali dirinya sendiri, sehingga subjek percaya diri untuk menampilkan karyanya dan tampil di depan orang
banyak. Ciri pribadi kreatif ini diungkapkan oleh Garwood 1974 dan Piers
Muti’ah Azzahra, 2014 Dimensi kreativitas Four P’s anak usia 12-14 tahun Di SKACI Sekolah Komputer Aku Cinta
Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1976 yang menyatakan bahwa individu yang kreatif cenderung memiliki rasa percaya diri dan dapat menerima dirinya sendiri. Sehingga
mengoptimalkan kemampuan yang ada pada diri subjek tersebut dengan berbagai kegiatan yang positif.
Subjek termasuk anak yang rajin dan ulet dalam mengerjakan sesuatu. Subjek sangat fokus pada kegiatan-kegiatan yang positif, yang dapat
menunjang dan mengasah kemampuan subjek kedepannya. Setiap hari subjek bersibuk diri dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Hal ini
sejalan dengan yang diungkapkan oleh Munandar 1999 dan Supriadi 1994 bahwa beberapa ciri-ciri anak kreatif itu adalah bersibuk diri dengan
pekerjaan yang bermanfaat bagi pengembangan dirinya. Ciri pribadi kreatif lainnya yang diungkapkan Supriadi 1994 yaitu
individu lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan. Subjek berfikir jauh kedepan tentang diri subjek sendiri. Alasan subjek yang tidak ingin
menjadi seorang pelukis, menandakan bahwa subjek ingin menjadi pribadi yang terus berkembang dan sukses dalam kehidupannya. Subjek berfikir
kedepan dengan melihat situasi yang terjadi kedepanya jika subjek menjadi seorang pelukis. Disamping itu subjek sudah bisa merencanakan dengan
baik kondisi kedepannya. Subjek termasuk anak yang tidak pernah menyerah dan putus asa jika
mengalami suatu kegagalan atau kekalahan dalam perlombaan. Ini penting bagi pribadi seseorang yang kreatif, karena jika seorang individu sudah
berputus asa dalam menjalankan sesuatu, maka individu tersebut tidak akan maju dan terus akan merasa kecewa dengan kemampuan yang dimiliki
individu itu sendiri. Subjek akan terus berusaha untuk terus mencoba dan tidak merasa
puas dengan apa yang telah subjek capai. Subjek akan terus belajar dan berinovasi dengan hal baru yang subjek senangi. Tidak pernah merasa puas
dan tekun terhadap kegiatan belajar merupakan ciri pribadi kreatif yang