2.Koefisien regresi variabel motivasi intrinsik bernilai 1,697 bertanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa jika Motivasi Intrinsik bertambah 1 maka prestasi
kerja akan bertambah sebesar 1,697. 3.Koefisien regresi variabel ekstrinsik bernilai 0,186 bertanda positif. Hal ini
menunjukkan bahwa jika Motivasi Ekstrinsik bertambah 1 maka Prestasi kerja akan bertambah sebesar 0,186.
Ada beberapa syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi agar model persamaan regresi berganda dapat digunakan dalam menganalisis pengaruh
motivasi terhadap prestasi kerja. Syarat-syarat tersebut antara lain:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak, yang dapat dilakukan melalui uji statistik non-parametrik One-
Sample Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.12 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
40 Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.28655098
Most Extreme Differences
Absolute .102
Positive .102
Negative -.053
Kolmogorov-Smirnov Z .645
Asymp. Sig. 2-tailed .800
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Hasil olahan SPSS
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12
memperlihatkan bahwa nilai Asymp.Sig 2-tailed taraf nyata
α, yaitu 0.894 0,05. Hal ini berarti Ho diterima, yang berarti data residual berasal dari distribusi normal.
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
Expe cted Cum
Prob
Dependent Variable: Prestasi Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber: Hasil Olahan SPSS Gambar 4.1 Distribusi Normal
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linear di antara variabel bebas dalam model regresi.
Tabel 4.13
Coefficientsa
a Dependent Variable: Prestasi
Sumber: Hasil olahan SPSS Tabel 4.13 berikut menunjukkan tidak ada masalah multiikolinearitas, dimana
hasil uji Variance Inflation Factor VIF Motivasi Intrinsik, Motiviasi Ekstrinsik, masing-masing menunjukkan nilai kurang dari 5 VIF 5. Nilai VIF yang lebih
kecil dari 5 menyatakan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas dalam model.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas menggunakan uji Glejser yang dipakai untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu
residual pengamatan ke residual pengamatan lain. Hipotesanya sebagai berikut:
Ho: data bebas dari indikasi adanya gejala heterokedastisitas
H1: data bebas terdapat adanya indikasi gejala heterokedastisitas
Berdasarkan tabel 4.10 berikut diperoleh nilai signifikansi variabel motivasi intrinsik, ekstrinsik lebih besar dari tingkat signifikan
α 5 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam
model regresi ini.
Model Tolerance
VIF 1
Constant Intrinsik
.792 1.262
Ekstrinsik .792
1.262
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Uji Glesjer
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.198 4.511
.487 .629
Intrinsik 1.697
.305 .701
5.572 .000
Ekstrinsik .186
.363 .064
.512 .002
a Dependent Variable: Prestasi
Sumber: Hasil olahan SPSS
Selain menganalisis tabel, uji heterokedastisitas dapat juga dilihat melalui gambar scatterplot. Gambar 4.1 adalah gambar scatterplot yang dapat mengindikasi ada
atau tidaknya gejala heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
-2 -1
1 2
3
Regression Studentized Residual
-1 1
2
Regressi on S
tandardi z
e d Predi
cted Value
Dependent Variable: Prestasi Scatterplot
Sumber: Hasil olahan SPSS
Gambar 4.2 Scatterplot Dependent Variable Prestasi Kerja
Pada gambar 4.2 diatas terlihat bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak membentuk pola
tertentu. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heterokedastisitas pada model regresi ini.
Universitas Sumatera Utara
F. PENGUJIAN HIPOTESIS