Pengaruh beberapa variabel moneter (M1,M2,SBI rate, Kredit dan DPK) terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR)

(1)

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN

ORGANISASI, TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP

KINERJA MANAJERIAL

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Kabupaten Bogor)

Oleh :

Raisyah Mursyid

107082003377

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI,

TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Kabupaten Bogor)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

RAISYAH MURSYID NIM: 107082003377

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA Yusro Rahma, SE, Msi NIP. 19800506 200801 2016

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 12 Oktober 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Raisyah Mursyid

2. NIM : 107082003377

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Manajerial” Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebahai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Oktober 2011

1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( _______________ )

NIP. 1969.0203.200112.1003 Ketua

2. Reskino, SE, M.Si, Ak ( _______________ )

NIP. 1947.0928.200801.2004 Sekretaris

3. Wilda Farah, SE, M.Si, Ak ( _______________ )


(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Jum’at, 2 Desember 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Raisyah Mursyid

2. NIM : 107082003377

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Manajerial”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni

NIP. 1969.0203.200112.1003 ( )

Ketua

2. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak.

NIP. 1976.0924.200604.2002 ( )

Sekretaris

3. Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA

( )

Pembimbing I

4. Yusro Rahma, SE., M.Si

NIP. 1980.0506.200801.2016 ( )

Pembimbing II

5. Rahmawati, SE., MM

NIP. 1977.0814.200604.2003 ( )


(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mahasiswa : Raisyah Mursyid

NIM : 107082003377

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat mempertanggungjawabkan, ternyata memang ditemui bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2011 (Yang Menyatakan)


(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Raisyah Mursyid

Tempat dan Tanggal Lahir : Bogor, 20 November 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Lingkungan. 01 Ciriung RT 05/01 No. 06

Cibinong – Bogor

Telepon/HP : 08179002815

E-mail : Raisyah.mursyid@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1994 – 1995 : TK AL – ASIYAH Cibinong – Bogor

1995 – 2001 : SDN 1 Cibinong

2001 – 2004 : SMPN 3 Cibinong

2004 – 2007 : SMA INDOCEMENT Citeureup – Bogor

2007 - 2011 : S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Pengalaman Organisasi

2004 – 2005 : Pengurus OSIS Bid. Olahraga SMA INDOCEMENT

2007 – 2008 : Pengurus HMI KOMFAKSY UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2009 – 2010 : Bendahara HMI KAFEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(7)

vii

2009 – 2010 : Pengurus BEM U Bid. Kewanitaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2009 – 2012 : Wakil Bendahara DPD KNPI Kabupaten Bogor

2009 – 2012 : Wakil Sekretaris DPD Wira Karya Indonesia Kabupaten Bogor

2010 – 2014 : Sekretaris DPD MAPANCAS (Mahasiswa

Pancasila) Kabupaten Bogor


(8)

viii

THE IMPACT OF BUDGETARY PARTICIPATION, ORGANIZATIONAL COMMITMENT, TECHNOLOGY INFORMATION TO MANAGERIAL

PERFORMANCE

ABTRACT

The study analized the impact of budgetary participation, organizational commitment, technology information to managerial performance. Respondents in this study were mid-level manager or heads of division same level as manager and lower manager are working in manufacturing companies in Bogor Regency. The number of middle managers, heads of division, and lower managers under the study sample was 60 peoples from 15 manufacturing companies in Bogor Regency area The method of determining the sample used in this study are Convenience sampling, while the data processing method used is multiple regression test. The results of this study indicate that budgetary participation and technology information have a positive significant impact to managerial performance. Meanwhile, commitment organizational variable had no significant impact to improving managerial performance.

Keywords : budgetary participation, commitment organizational, technology information, managerial performance.


(9)

ix

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh partisipasi anggaran, komitmen organisasi, teknologi informasi terhadap kinerja manajerial. Responden dalam penelitian ini adalah manajer tingkat menengah atau kepala bagian yang setingkat dengan manajer dan manajer tingkat bawah yang bekerja di perusahaan manufaktur di wilayah Kabupaten Bogor. Jumlah manajer menengah, kepala-kepala bagian, dan manajer bawah yang menjadi sampel penelitian ini adalah 60 Orang dari 15 perusahaan manufaktur di wilayah Kabupaten Bogor. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan oleh peneliti adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan variabel komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.

Katakunci: partisipasi anggaran, komitmen organisasi, teknologi informasi, kinerja manjerial.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN

ORGANISASI, TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Umi “Rita Rosita” dan abi “Mursidin HF” tercinta serta adik-adikku Annisha Mursyid, Rosalina Mursyid, dan Laxmita Faradisa Mursyid dan juga ibu

“nenek” dan bapa “kakek” yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

3. Keluarga besarku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan penelitian ini.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamil, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Rahmawati, SE, MM Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.


(11)

xi

8. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si, selaku dosen pembimbing II yang paling membantu serta telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

9. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

10.Terima kasih yang tak terhingga kepada Ibnu Fahmi “my lovely”, yang dari

semseter 3 selalu bersama-sama satu kelas, selalu memberikan semangat, susah-senang sama-sama, ngerjain penelitian, sidang komprehensif, ujian skripsi semuanya sama-sama, alhamdulillah akhirnya kita juga bisa wisuda sama-sama ya sayang.

11.Terima kasih kepada Aztyara Ismadharliani “Tya” teman kosan dari semester awal sampai semester akhir selalu bersama-sama satu kamar, telah banyak memberikan kenangan terindah dan menjadi teman kosan yang baik.

12.Terima kasih kepada sahabat-sahabatku tercinta Siti Salwah, Yayu Poryamah, Leni Amalia, dan Jessica Mota yang dari awal masuk kuliah sudah menjadi sahabat yang terbaik. Dan juga Nurahmi “My Twins”, Oky dan Wulan terimakasih ya teman-teman atas dukungannya selama ini.

13.Terima kasih banyak kepada teman-teman “AS” Imam, Jayu, Angga, Beni, Irpan, Andry, Egi, Joni, Jumran, Lalu, Naufal, Asep, dan Al. Terima kasih atas kenangannya selama ini, sangat senang bisa menjadi bagian dari kalian. terus semangat ya teman-teman.

14.Terima kasih juga kepada seluruh teman-teman Akuntansi Manajemen Winda, Vikha, Ruri, Silvi yang sudah banyak membantu dan memberikan semangat kepada peneliti. Dan seluruh teman-teman Akuntansi C angkatan 2007 terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

15.Teman-teman di jurusan Hubungan Internasional UIN. Dhaffa, Kiki, Faiza dan Diana, terima kasih teman-teman atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.

16.Seluruh kader HMI KOMFAKSY dan HMI KAFEIS yang telah banyak memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran tentang berorganisasi di


(12)

xii

17.Ketua dan pengurus DPD KNPI Kabupaten Bogor Farid Ma’ruf SH, MH dan teh Indri yang telah memberikan dukungan moril dan materiil agar penulis dapat cepat menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, November 2011


(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ………... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Penelitian ………. 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ……… 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 7

A. Anggaran ……….. 7


(14)

xiv

2. Peran Fungsi dan Manfaat Anggaran ……… 9

3. Jenis Anggaran ………... 13

4. Pendekatan Penyusunan Anggaran ……… 15

B. Partisipasi Anggaran ………. 17

1. Definisi Partisipasi ……….. 17

2. Keuntungan dan Kelemahan dalam Partisipasi Anggaran ………... 19

C. Komitmen Organisasi ……… 21

1. Organisasi ……… 21

2. Definisi dan Karakteristik Komitmen Organisasi ……... 22

3. Peningkatan Komitmen (Escalation Commitment) …… 24

D. Teknologi Informasi ………. 26

1. Pengertian Teknologi Informasi ………. 26

2. Perkembangan Teknologi Informasi ……….. 27

3. Posisi Teknologi Informasi dalam Kerangka Strategi Perusahaan ………. 29

E. Kinerja Manajerial ………. 32

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……….. 37

G. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ………. 41

1. Keterkaitan Partisipasi Anggaran dengan Kinerja Manajerial …... 41

2. Keterkaitan Komitmen Organisasi dengan Kinerja Manajerial ………. 42

3. Keterkaitan Teknologi Informasi dengan Kinerja Manajerial ………. 43

4. Keterkaitan Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Teknologi Informasi dengan Kinerja manajerial ………... 44

H. Kerangka Pemikiran ………. 45


(15)

xv

A. Ruang Lingkup Penelitian ………. 47

B. Metode Penentuan Sampel ……… 47

C. Metode Pengumpulan Data ………... 48

D. Metode Analisis Data ……… 49

1. Statistik Deskriptif ……….. 49

2. Uji Kualitas Data ………. 49

3. Uji Asumsi Klasik ………... 51

E. Uji Hipotesis ……….. 53

F. Operasional Variabel Penelitian ……… 56

1. Variabel Independen ………... 56

2. Variabel Dependen ……….. 58

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Sekilas Gambaran Umum dan Objek Penelitian ... 65

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 65

2. Karakteristik Profil Responden ... 68

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 69

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 69

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 70

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 73

4. Hasil Uji Hipotesis ... 77

BAB V PENUTUP ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Implikasi ... 84

C. Keterbatasan dan Saran ... 87

1. Keterbatasan ... 87

2. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ………. 89


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

2.1 Kategori Pemrosesan informasi dan Alat TI ... 31

2.2 Tabel Penelitian Terdahulu ... 38

3.1 Operasional Variabel dan Indikator Penelitian ... 59

4.1 Rincian Sampel Penelitian ... 66

4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 66

4.3 Data Sampel Penelitian ... 67

4.4 Deskriptif Responden ... 68

4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 69

4.6 Hasil Uji Validitas ... 71

4.7 Hasil Uji Realibilitas ... 73

4.8 Hasil Uji Multokolonieritas ... 74

4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 77

4.10 Hasil Uji Statistik t ... 78


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 45

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik-Plot ... 75


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Hal

1 Surat Penelitian Skripsi dan

Kuesioner Penelitian ... 93

2 Identitas Responden dan

Hasil Jawaban Responden ... 104


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi saat ini yang semakin ketat, manajemen harus

bekerja secara efektif dan efisien agar dapat mencapai tujuan perusahaan.

Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan faktor kritis yang dapat

mempengaruhi keefektifan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

Efek-efek yang ditimbulkan oleh partisipasi secara umum adalah positif

dengan mengacu pada moral, motivasi, inisiatif, kinerja, prestasi kerja,

kepuasan kerja, serta sikap bawahan terhadap pekerjaan, supervisor, dan

organisasi itu sendiri. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa anggaran

diartikan sebagai rencana kegiatan yang mencakup berbagai kegiatan

operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain

dalam sebuah orgaisasi.

Perusahaan memerlukan anggaran sebagai salah satu komponen

penting agar tetap survive dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah seperti sekarang ini. Sebuah organisasi memerlukan anggaran untuk menerjemahkan

seluruh strategi menjadi rencana dan tujuan jangka pendek dan jangka

panjang (Hansen dan Mowen, 2009:356). Proses penyusunan anggaran

merupakan kegiatan yang penting dan melibatkan beberapa pihak baik

manajer tingkat atas maupun manajer tingkat bawah. Menurut faizzah dan


(20)

2 sangat meluas baik dalam dunia bisnis maupun pemerintahan. Penyiapan

anggaran adalah suatu bagian integral dari proses perencanaan, anggaran itu

sendiri adalah hasil akhir dari proses perencanaan, atau perencanaan rencana.

Para manajer akan memainkan peranan dalam mempersiapkan dan

mengevaluasi berbagai alternatif dari tujuan anggaran, ketika anggaran

digunakan sebagai kinerja manajer (Kren Leslie, 1992:512). Menurut

Veronica dan Krisnadewi komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam

diri karyawan untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan

organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan

organisasi. Nouri dan Parker (1995:469)menyatakan bahwa hubungan antara

partisipasi anggaran dan kinerja manajerial kemungkinan dipengaruhi oleh

faktor kontekstual organisasi yaitu komitmen organisasi. Individu yang

mempunyai komitmen organisasi yang kuat akan berusaha untuk mencapai

tujuan organisasi dan mengutamakan kepentingan organisasi dari pada

kepentingan di luar organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang

tinggi pula. Menurut Venusta komitmen yang tinggi menjadikan individu

peduli dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah

yang lebih baik. Sehingga dengan adanya komitmen yang tinggi

kemungkinan terjadinya senjangan dapat dihindari.

Saat ini teknologi informasi berkembang sangat cepat. Hampir semua

bidang kehidupan dan industri sudah tersentuh oleh teknologi informasi baik

itu entertainment, kesehatan, pendidikan, asuransi, bank dan bahkan untuk pemerintahan pun teknologi informasi sudah banyak digunakan. Teknologi


(21)

3 informasi dalam suatu perusahaan sudah menjadi hal yang sangat penting.

Dan sudah menjadi kebutuhan dasar bagi setiap perusahaan, terutama dalam

menjalankan aktivitasnya mulai dari proses produksi sampai dengan

pemasaran membutuhkan teknologi informasi. Dengan penerapan teknologi

secara tepat, suatu perusahaan dapat memiliki competitive advantage dalam industrinya. Teknologi semakin membuka kemungkinan pada perusahaan

untuk mengembangkan dan memperluas bisnisnya. Bagi perusahaan yang

ingin bersaing dan maju, teknologi informasi tampaknya bukan hanya

menjadi suatu alat pendukung tetapi sudah merupakan alat utama.

Laksamana dan Muslichah (2002: 106-125) menyatakan bahwa

teknologi informasi meningkatkan peningkatan penyampaian informasi

kepada konsumen dan memudahkan pengumpulan informasi tentang data

konsumen dan pasar. Kegunaan teknologi informasi yang canggih berbasis

komputer memungkinkan manajemen untuk menerapkan sistem informasi

manajemen (SIM) yang dapat memberikan informasi-informasi yang

diorientasikan untuk membantu pembuatan keputusan oleh manajer dan

melakukan inovasi yang seluas-luasnya dalam upaya menciptakan berbagai

strategi pembangunan keunggulan daya saing perusahaan sehingga

perusahaan akan mampu mengelola sumber daya secara penuh, efektif, dan

efisien.

Ketersediaan komputer personal (PC) yang didukung oleh berbagai

macam perangkat lunak yang mudah pengoperasiannya memungkinkan


(22)

4 banyak laporan. Disamping itu, penggunaan teknologi informasi yang

menggabungkan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi dapat

membantu sistem akuntansi manajemen untuk menyajikan informasi dalam

lingkup yang luas (Laksamana dan Muslichah, 2002: 106-125).

Sinaga dan Siregar (2009) pada penelitiannya menemukan bahwa

partisipasi anggaran tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja manajerial

dan komitmen organisasi memberikan pengaruh positif terhadap kinerja

manajerial, namun secara simultan partisipasi anggaran dan komitmen

organisasi memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial.

Hal ini berarti adanya partisipasi anggaran memberikan hasil yang negatif,

manajer memiliki komitmen yang tinggi dan mempunyai kemungkinan dapat

meningkatkan kinerja manajerial. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Nurfaizzah dan Mildawati (2007) menemukan bahwa partisipasi anggaran

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dan pengaruh partisipasi

anggaran dengan komitmen organisasi tidak berpengaruh positif terhadap

kinerja manajerial. Dan dalam penelitian Laksamana dan Muslichah (2002)

menyatakan bahwa semakin tinggi kebutuhan akan teknologi informasi maka

kinerja manajerial akan semakin meningkat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti

tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Manajerial”.


(23)

5 Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ekha Yunoro Sinaga

dan Narumonrang Siregar (2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah terdapat pada variabel dan objek penelitian. Pada

penelitian Sinaga dan Siregar (2009) variabelnya adalah partisipasi anggaran,

komitmen organisasi dan kinerja manajerial, dan objek penelitian tersebut

adalah PT. Perkebunan Nusantara III SEI Sikambing Medan dengan sampel

para manajer yang terdiri dari beberapa kepala bagian. Sedangkan variabel

pada penelitian ini terdapat penambahan satu variabel, yaitu variabel

teknologi informasi. Maka variabel penelitian ini menjadi partispasi

anggaran, komitmen organisasi, teknologi informasi dan kinerja manajerial

dan objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah para manajer atau

kepala bagian setingkat manajer pada perusahaan manufaktur di Kabupaten

Bogor.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan

masalahnya sebagai berikut :

1. Apakah partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan teknologi informasi

berpengaruh terhadap kinerja manajerial secara parsial?

2. Apakah partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan teknologi informasi


(24)

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis pengaruh partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan

teknologi informasi terhadap kinerja manajerial secara parsial.

b. Menganalisis pengaruh partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan

teknologi informasi terhadap kinerja manajerial secara simultan.

b. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Manajemen Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan dan mengendalikan

anggaran dalam perusahaan.

b. Bagi Para Praktisi

Untuk melihat pengaruh partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan

teknologi informasi terhadap perilaku para manajer dalam pencapaian

kinerja perusahaan yang semakin meningkat.

c. Bagi Penulis

Sebagai informasi dalam rangka memperluas pengetahuan mengenai

pengaruh partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan teknologi


(25)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anggaran

1. Definisi Anggaran

Welsch (1977:3) mendefinisikan anggaran secara komprehensif

yaitu sebagai “suatu pendekatan yang sistematis dan formal untuk tercapainya pelaksaan fungsi tanggung jawab manajemen.” Pendekatan

yang sistematis dan formal ini menyangkut perumusan tujuan perusahaan

serta rinciannya, penetapan pertanggungjawaban serta penilaian prestasi.

Harahap (2000:15) mengemukakan anggaran secara komprehensif,

yaitu:

Sebagai suatu konsep yang membantu manajemen dalam mencapai tujuannya melalui upaya menuangkannya secara tertulis, sasaran yang akan dicapai perusahaan mulai dari sasaran utama, sasaran khusus, sampai rinciannnya dan penyebabnya. Rencana ini dituangkan lagi dalam bentuk kualitatif mulai dari jangka panjang sampai jangka pendek tahunan bahkan dirinci dalam periode yang lebih singkat. Anggaran inilah yang menjadi kerangka tujuan yang akan dan menjadi pedoman manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Suadi (1997:149) pengganggaran adalah proses

pembuatan anggaran. Sedangkan anggaran sendiri adalah “pernyataan resmi oleh manajemen tentang harapan manajemen mengenai pendapatan,

biaya, dan transaksi keuangan lain dalam jangka waktu tertentu untuk

perusahaan yang menjadi tanggungjawabnya.” Oleh karena kegiatan

penganggaran dilakukan setelah kegiatan pemrograman, maka anggaran


(26)

8 dari program, dapat lebih dari satu tahun, sedangkan jangka waktu

anggaran satu tahun. Kedua, program dapat mencakup lebih dari satu pusat

pertanggungjawaban, sedangkan anggaran mencakup satu pusat

pertanggung jawaban saja.

Hansen dan Mowen (2009:356) mengemukakan anggaran “sebagai rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasi

tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.” Sebelum

anggaran disiapkan, organisasi seharusnya mengembangkan suatu rencana

strategis. Rencana strategis mengidentifikasi strategi-strategi untuk

aktivitas dan operasi dimasa depan, umumnya mencakup setidaknya untuk

lima tahun kedepan. Organisasi dapat menerjemahkan strategi umum

kedalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek.

Definisi menurut Blocher et al,. (2007:446) definisi anggaran

adalah sebagai berikut:

anggaran (budget) merupakan rencana operasi organisasi untuk

suatu periode tertentu, anggaran mengidentifikasikan sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi selama periode tersebut. Anggaran meliputi aspek keuangan maupun nonkeuangan dari operasi yang direncanakan. Anggaran untuk suatu periode merupakan pedoman untuk melakukan operasi untuk suatu periode (anggaran) tersebut. Proses pembuatan anggaran disebut dengan penganggaran (budgeting).

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

anggaran adalah suatu rencana organisasi yang dinyatakan dalam

kuantitatif atau angka-angka, mencakup periode tertentu dan suatu

kebijaksanaan yang harus dicapai dalam periode tersebut dengan maksud


(27)

9

2. Peran Fungsi dan Manfaat Anggaran

Dalam pembuatan anggaran, manajemen perlu melihat kedepan

untuk menilai kejadian dan situasi yang akan datang karena berhubungan

dengan tujuan strategis perusahaan. Karena adanya kemungkinan tidak

semua divisi mempunyai pemikiran dan perencanaan yang sama atas

aktivitas operasi mereka, maka anggaran yang lengkap untuk semua unit

organisasi juga dapat menjadi alat koordinasi operasi diantara unit-unit

yang dianggarkan dan menyelaraskan aktivitas operasi dari berbagai

departemen. Penggunaan anggaran membantu perusahaan untuk

melancarkan jalannya aktivitas operasi perusahaan dan mencapai hasil

yang lebih baik. Anggaran juga membantu para manajer untuk

mengidentifikasi kemacetan operasi yang ada saat ini dan yang mungkin

terjadi. Selanjutnya, sumber daya dapat dikumpulkan untuk mengatasi

kemacetan dan mencegah terjadinya rintangan dalam mencapai

tujuan-tujuan anggaran (Blocher et al., 2007:447).

Suadi (1997:150) berpendapat bahwa anggaran mempunyai empat

fungsi, yaitu mengadakan perbaikan terhadap program, strategi, sasaran,

dan tujuan perusahaan, untuk menentukan wewenang dan tanggung jawab

pusat pertanggungjawaban, koordinasi antar pusat pertanggungjawaban,

dan menilai kinerja pusat pertanggungjawaban.

a. Perbaiki program, strategi, sasaran, dan tujuan perusahaan

Walaupun kegiatan penganggaran dilaksanakan setelah kegiatan


(28)

10 untuk meninjau kembali program bahkan strategi, sasaran, maupun

tujuan perusahaan. Hal demikian dapat terjadi jika anggaran yang

disusun berdasarkan data yang lebih mutakhir, ternyata menunjukkan

hasil yang tidak memuaskan walaupun telah diadakan perubahan

seperlunya.

b. Menentukan wewenang dan pusat pertanggungjawaban

Anggaran dapat menunjukkan sumber daya yang boleh dipakai sebuah

pusat pertanggungjawaban, sedangkan “sumber daya yang harus diperoleh” menunjukkan tanggung jawab pusat pertanggungjawaban.

c. Koordinasi antar pusat pertanggungjawaban

Koordinasi membuat setiap pusat pertanggungjawaban mengetahui

tuntutan terhadap dirinya. Pengetahuan tersebut penting karena

dengan demikian pusat pertanggungjawaban dapat mengambil

tindakan yang selaras. Disamping itu, setiap pusat

pertanggungjawaban juga dapat mengetahui masalah yang dihadapi

pusat pertanggungjawaban lain, sehingga dapat menentukan harapan

yang sesuai.

d. Menilai kinerja pusat pertanggungjawaban

Pada awal tahun anggaran, anggaran merupakan standar untuk

mengevaluasi kinerja pusat pertanggungjawaban. Sangat sulit

menentukan standar laba, karena laba diperoleh dengan jalan

mengurangkan biaya dari pendapatan, maka menentukan pendapatan


(29)

11 yang menentukan besarnya pendapatan dan biaya tidak semuanya

dapat dikendalikan oleh manajemen. Walaupun demikian

pembandingan antara anggaran dengan hasil kerja dapat merupakan

titik tolak yang baik untuk menilai hasil kerja manajemen.

Rencana (anggaran) tahunan perusahaan harus disusun setiap tahun

rencana biasa yang bersifat jangka panjang, jangka menengah atau jangka

pendek. Menurut Harahap (2000:11), beberapa kegunaan rencana

(anggaran) ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Agar setiap orang mengetahui arah yang akan dicapainya.

b. Sebagai pedoman (Stewardship, Guidance) dalam melaksanakan

tugas-tugas yang akan dicapai.

c. Sebagai alat penting dalam perencanaan pengawasan, jika ada rencana

kita akan dapat membandingkan rencana kenyataan yang dicapai dan

penyimpangan yang terjadi sehingga tindakan koreksi dapat dilakukan

lebih cepat.

d. Sebagai alat menerjemahkan filosofi dan tujuan utama perusahaan atau

lembaga.

e. Sebagai media untuk menilai prestasi (standard of performance)

perusahaan/lembaga dan orang-orangnya baik dalam merumuskan

tujuan maupun dalam mencapainya.

f. Dapat meningkatkan partisipasi karyawan.


(30)

12 Hansen dan Mowen (2009:356) mengemukakan bahwa sistem

anggaran memiliki beberapa kelebihan untuk suatu organisasi, yaitu

memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan, menyediakan

informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan

keputusan, menyediakan standar untuk evaluasi kinerja, memperbaiki

komunikasi dan koordinasi.

a. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan

Anggaran mendorong para manajer untuk mengembangkan arah

umum bagi organisasi, mengantisipasi masalah dan mengembangkan

kebijakan untuk masa depan.

b. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki

pembuatan keputusan

Pembuatan keputusan-keputusan yang lebih baik akan mencegah

timbulnya masalah dan menghasilkan status keuangan yang lebih baik

bagi perusahaan.

c. Menyediakan standar untuk evaluasi kinerja

Anggaran memberikan standar yang dapat mengendalikan

penggunaan berbagai sumber daya perusahaan dan memotivasi

karyawan. Sebagai bagian terpenting dari sistem anggaran,

pengendalian dicapai dengan membandingkan hasil aktual dengan


(31)

13 d. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi

Anggaran secara formal mengkomunikasikan rencana organisasi pada

tiap karyawan. Jadi, semua karyawan dapat menyadari peranannya

dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Oleh karena anggaran untuk

berbagai area dan aktivitas organisasi harus bekerja bersama untuk

mencapai tujuan organisasi, koordinasi yang dianjurkan. Para manajer

dapat melihat kebutuhan area lain dan didorong untuk

menomorduakan kepentingan pribadinya demi kepentingan organisasi.

Peranan komunikasi dan koordinasi menjadi semakin penting seiring

dengan meningkatnya ukuran organisasi.

Selain fungsi, anggaran juga memiliki manfaat yaitu Anthony dan

Govindrajan (2005:3):

a. Anggaran digunakan untuk menentukan rencana strategis.

b. Anggaran digunakan untuk membantu pengkoordinasian aktivitas dari

suatu organisasi.

c. Anggaran digunakan untuk memberikan tanggung jawab terhadap

manajer agar menginformasikan kinerja manajer.

d. Anggaran digunakan untuk standar pengevaluasian aktivitas manajer.

c. Jenis Anggaran

Anggaran dapat dibuat untuk setiap kegiatan yang dilakukan

perusahaan. Suadi (1997:151) mengemukakan anggaran terbagi menjadi

dua jenis, yaitu Anggaran Induk (master budgeting) dan anggaran operasional (operational budgeting).


(32)

14 a. Anggaran Induk (Master Budgeting)

Anggaran yang bersifat komprehensif, untuk dapat menyusun

anggaran induk, terlebih dahulu harus disiapkan anggaran yang

merupakan komponen anggaran induk. Komponen anggaran induk

yang harus dibuat terlebih dahulu adalah komponen yang sangat kritis

bagi perusahaan.

b. Anggaran Operasional (Operating Budget)

Anggaran yang berisi pendapatan dan biaya untuk suatu periode.

Contoh anggaran operasional adalah anggaran fleksibel yaitu

anggaran biaya yang jumlahnya disesuaikan dengan kegiatan

produksi.

Sedangkan Hansen dan Mowen (2009:371) menjelaskan jenis

anggaran berdasarkan anggaran dalam evaluasi kinerja, yaitu anggaran

statis dan anggaran fleksibel.

a. Anggaran Statis (Static Budget)

Anggaran untuk tingkat aktivitas tertentu. Anggaran statis tergantung

pada tingkat aktivitas tertentu, anggaran statis ini tidak terlalu berguna

untuk menyiapkan laporan kinerja.

b. Anggaran Fleksibel (Flexible Budget)

Anggaran yang memungkinkan suatu perusahaan untuk menghitung

perkiraan biaya dalam suatu tingkat aktivitas. Kunci untuk

membentuk anggaran fleksibel adalah pengetahuan atas biaya tetap


(33)

15 Terdapat dua tipe anggaran fleksibel:

1) Anggaran ini dapat membantu para manajer mempersiapkan

anggaran induk untuk perkiraan tingkat aktivitas. Tipe anggaran

fleksibel ini dapat membantu para manajer mengatasi

ketidakpastian dengan memungkinkan mereka melihat perkiraan

hasil pada suatu tingkat aktivitas. Hal ini dapat digunakan untuk

menghasilkan nilai keuangan pada sejumlah skenario yang masuk

akal.

2) Anggaran fleksibel adalah anggaran untuk tingkat aktivitas aktual.

Tipe anggaran ini digunakan sebagai fakta untuk menghitung

beberapa biaya seharusnya untuk tingkat aktivitas aktual.

Perkiraan biaya-biaya tersebut kemudian dibandingkan dengan

biaya aktual untuk menilai kinerja.

4. Pendekatan Penyusunan Anggaran

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:13) pemilihan teknik

penyusunan anggaran dalam suatu organisasi dapat dilakukan melalui tiga

pendekatan yaitu sistem Top-down, sistem Bottom-up dan sistem

participatory Budgetting.

a. Sistem Top-down

Sistem top-down merupakan pendekatan penyusunan anggaran

dimana keputusan berada pada atasan sedangkan bawahan tidak diberi

kesempatan untuk mengendalikan anggaran. Namun, pendekatan ini


(34)

16 merasa tertekan oleh anggaran yang ditetapkan oleh atasan yang pada

akhirnya akan membahayakan pelaksanaan anggaran.

b. Sistem Bottom-up

Sistem bottom-up merupakan pendekatan penyusunan anggaran

dimana bawahan diberi kesempatan untuk terlibat dan mempunyai

kewenangan dalam membuat suatu keputusan mengenai perencanaan

keuangan. Keuntungan dari pendekatan ini adalah penciptaan

komitmen yang lebih besar dalam mencapai tujuan anggaran, tetapi

jika tidak terdapat pengendalian dari atasan maka anggaran yang

disusun mungkin akan menghasilkan target yang terlalu mudah

dicapai.

c. Sistem Participatory Budgetting

Sistem partisipasi anggaran merupakan proses penyusunan anggaran

merupakan gabungan dari pendekatan top-down dan bottom-up. Pendekatan ini dianggap pendekatan yang paling efektif karena

adanya kerjasama antara atasan dan bawahan dimana anggaran yang

disusun mendapat dukungan dari kedua belah pihak, sehingga ada

komitmen yang kuat untuk melaksanakannya.

Blocher (2007: 498) mengemukakan proses penyusunan anggaran

adalah sebagai berikut:

Pengganggaran dilakukan dari atas ke bawah dari bawah ke atas. Dalam proses penganggaran dari atas ke bawah, manajemen puncak menyusun anggaran untuk organisasi secara keseluruhan termasuk untuk operasi level bawah. Proses ini sering disebut sebagai penganggaran otoritatif (authoritative budgeting). Dilain pihak, proses pengganggaran


(35)

17 atas yang melibatkan orang-orang dipengaruhi oleh karyawan termasuk karyawan level bawah, dalam proses penyiapan anggaran.

Proses penganggaran yang efektif biasanya merupakan kombinasi

pendekatan dari atas ke bawah dengan pendekatan dari bawah ke atas.

Divisi menyiapkan anggaran awal mereka berdasarkan pendoman

anggaran yang dikeluarkan oleh komite anggaran perusahaan. Manajer

senior menelaah dan memberikan saran terhadap anggaran yang diusulkan

sebelum dikirim kembali kepada divisi untuk direvisi. Anggaran akhir

biasanya merupakan hasil dari beberapa negosiasi.

B. Partisipasi Anggaran 1. Definisi Partisipasi

Menurut Wirjono dan Raharjo (2007:54) “partisipasi adalah keterlibatan individu yang bersifat mental dan emosional dalam situasi

kelompok bagi pencapaian tujuan bersama dan berbagai tanggungjawab

bersama.” Partisipasi yang diberikan individu bukan hanya aktivitas fisik tetapi juga sisi psikologis, yaitu seberapa besar pengaruh yang dianggap

memiliki seseorang dalam pengambilan keputusan. Seseorang yang terlibat

dalam pengambilan keputusan akan termotivasi dalam situasi kelompok

karena diberi kesempatan untuk mewujudkan inisiatif dan daya kreatifitas.

Tujuan bersama akan lebih mudah tercapai ada keterlibatan secara pribadi

dan kesediaan untuk menerima tanggung jawab masing-masing. Partisipasi


(36)

18 dipraktekan dan dapat gagal apabila tidak ditetapkan dengan baik (Davis

and Newstorm, 1985:179).

Penyusunan anggaran partisipatif pada dasarnya mengizinkan

manajer bawahan mempertimbangkan cara pembentukan anggaran.

Hansen dan mowen menyatakan bahwa “penyusunan anggaran partisipatif merupakan anggaran bottom-up yang melibatkan bawahan secara penuh

untuk bertanggung jawab memenuhi target yang telah ditentukan dalam

anggaran (Hansen dan Mowen, 2009:376).” Adanya rasa tanggung jawab manajer level rendah dapat memperkuat kreativitas manajer yang

bersangkutan. Apabila manajer level lebih rendah diberi kesempatan untuk

menyusun anggaran maka tujuan anggaran dapat menjadi tujuan personal

dan akan menghasilkan goal congruence yang lebih besar. Partisipasi anggaran juga akan memotivasi level lebih rendah sehingga bersedia

menerima dan mencapai target serta skema pengendalian.

Blocher et al,. (2007:499) mengemukakan anggaran partisipatif,

yaitu:

merupakan alat komunikasi yang baik. Proses penyusunan anggaran partisipatif memungkinkan manajemen puncak untuk lebih memahami masalah yang dihadapi karyawan dan karyawan juga dapat lebih memahami kesulitan yang dihadapi oleh manajemen puncak yang dihadapi oleh manajemen puncak. Anggaran partisipatif meningkatkan komitmen para karyawan untuk mencapai tujuan anggaran. Meskipun demikian, jika tidak dikendalikan dengan baik anggaran partisipatif dapat mengarah pada target anggaran yang mudah dicapai, tidak sesuai dengan strategi atau target organisasi.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan anggaran


(37)

19 penyusunan anggaran dan ikut serta bertanggungjawab dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Keuntungan dan Kelemahan dalam Partisipasi Anggaran

Partisipasi pembuatan anggaran sangat menguntungkan untuk

pemusatan tanggung jawab dalam pelaksanaan dinamis dan dalam

lingkungan yang tidak pasti karena manajer yang bertugas pada pemusatan

tanggung jawab memungkinkan untuk mempunyai informasi terbaik

tentang variabel yang dapat mempengaruhi pemasukkan dan pengeluaran

mereka. Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:14), partisipasi

anggaran mempunyai keuntungan dari motivasi manajemen untuk dua

alasan, yaitu:

a. Ada penerimaan yang lebih besar dari tujuan anggaran jika mereka

merasa berada dalam kontrol manajer, dibandingkan dengan ada

paksaan dari luar. Hal ini menuju kepada tanggung jawab individu

untuk mencapai tujuan.

b. Hasil partisipasi adalah petukaran informasi yang efektif. Besar

anggaran yang telah disetujui merupakan hasil dari keahlian dan

pengetahuan dari pembuat anggaran, yang dekat dengan lingkungan

produk/pasar. Lebih lanjut, pembuat anggaran mempunyai pengertian

yang lebih untuk pekerjaan mereka melalui interaksi dengan atasan


(38)

20 Menurut Hansen dan Mowen (2009:371) anggaran partisipatif

memiliki tiga potensi masalah, yaitu menetapkan standar yang terlalu

tinggi atau rendah, membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut

sebagai menutupi anggaran), dan partisipasi semu.

a. Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah

Beberapa manajer cenderung untuk mempersiapkan anggaran tinggi

atau terlalu ketat. Oleh Karena tujuan yang dianggarkan cenderung

menjadi tujuan manajer saat partisipasi dimungkinkan, membuat

kesalahan semacam ini dalam mempersiapkan anggaran dapat

mengakibatkan penurunan tingkat kinerja. Jika tujuan terlalu mudah

dicapai, seorang manajer dapat kehilangan minat dan kinerja bisa jadi

benar-benar turun.

b. Menutupi anggaran

Kelonggaran dalam anggaran (budgetary slack) atau menutupi anggaran muncul ketika seorang manajer dengan sengaja

memperkirakan pendapatan rendah atau menaikkan biaya. Pendekatan

yang manapun akan meningkatkan kemungkinan manajer akan

mencapai anggaran dan tentunya akan menurunkan resiko yang akan

dihadapi manajer.

c. Partisipasi semu

Partisipasi semu muncul ketika manajemen puncak menerapkan

pengendalian total atas proses penganggaran, sehingga hanya mencari


(39)

21 hanya mendapatkan persetujuan formal anggaran dari para manajer

tingkat bawah, bukan untuk mencari input sebenarnya. Akibatnya,

tidak satupun manfaat keperilakuan dari partisipasi yang akan didapat.

B. Komitmen Organisasi 1. Organisasi

Manajer senantiasa mengatisipasi perubahan-perubahan dalam

lingkungan organisasi yang akan mensyaratkan

penyesuaian-penyesuaian desain organisasi yang akan datang. Perubahan dalam

lingkungan organisasi oleh kekuatan internal dan kekuatan eksternal

dapat menekankan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur dan

budaya organisasi dalam operasinya. Perlakuan ini menunjukkan agar

organisasi memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage)

yang tinggi dalam bersaing dengan sesama pelaku ekonomi yang lain

(Hamka dan Fitrianty, 2009:1).

Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi harus

mengantisipasi dan menyesuaikan dengan perubahan dan transformasi.

Selanjutnya karena perubahan dan transformasi tersebut. Selanjutnya

karena perusahaan adalah merupakan organisasi, maka bagaimana

perusahaan itu dapat berubah, dapat dijelaskan dengan teori organisasi.

Menurut Gibson et al,. (1996:5) “organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak


(40)

22

2. Definisi dan Karakteristik Komitmen Organisasi

Menurut Faizzah dan Mildawati (2007:349-372) komitmen

organisasi merupakan kepercayaan yang kuat serta kesediaan untuk

berusaha sebaik mungkin untuk mencapai kesuksesan dan kepentingan

organisasi. Riggio (2000:227, dalam Anonim) “Organization

commitmen is a worker’s feelings and attitudes about the entire work

organization” artinya komitmen organisasi adalah semua perasaan dan

sikap karyawan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan

organisasi dimana mereka bekerja termasuk pada pekerjaan mereka.

Luthans (1995:130, dalam Anonim) mengartikan komitmen organisasi

sebagai:

a. A strong desire to remain a member of particular organization

(Keinginan yang kuat untuk mempertahankan seorang anggota

organisasi tertentu).

b. A willingness to exert high levels of effort on behalf on the organization (Sebuah kemauan yang kuat untuk berusaha

mempertahankan nama organisasi).

c. A definite belief in, and acceptance of, the values and goals of the organization (Keyakinan dan penerimaan, nilai-nilai dan tujuan organisasi).

Sinaga dan Siregar (2009) mengemukakan komitmen organisasi

berarti suatu keadaan dimana anggota organisasi tersebut mempunyai


(41)

23 (2001:140, dalam Anonim) komitmen pada organisasi merupakan suatu

keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan

tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam

organisasi itu. “Organization commitment is the collection of feelings and beliefs that people have above their organization as a whole”, level

komitmen bisa dimulai dari sangat tinggi sampai sangat rendah,

orang-orang bisa mempunyai sikap tentang berbagai aspek organisasi mereka

seperti saat praktek promosi organisasi, kualitas produk organisasi dan

perbedaan budaya organisasi.

Wiener dan Gechman (1977) dalam Ugboro (2006:236)

berpendapat bahwa pola perilaku yang dihasilkan dari komitmen harus

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Harus mencerminkan pengorbanan pribadi yang dibuat untuk

kepentingan organisasi.

b. Harus menunjukkan ketekunan, yaitu perilaku yang tidak boleh

bergantung terutama pada lingkungan.

c. Harus menunjukkan pribadi yang senang dengan organisasi, seperti

mencurahkan banyak waktu untuk pribadi organisasi yang terkait

dengan tindakan dan pikiran.

Dalam hal ini komitmen organisasi dipandang sebagai:

1) Kesediaan seorang individu untuk tidak meninggalkan


(42)

24 2) Kesediaan untuk bekerja tanpa pamrih dan memberikan

kontribusi terhadap efektifitas organisasi.

3) Kesediaan untuk melakukan pengorbanan pribadi dan selalu

bertahan dalam masa sulit dengan organisasi, kecenderungan

rendah “baill-out” di masa-masa sulit.

4) Penerimaan organisasi nilai-nilai dan tujuan faktor internalisasi.

Meyer dan Alen dalam Suryana (2011) merumuskan definisi

mengenai komitmen dalam berorganisasi, yaitu “komitmen organisasi merupakan suatu konstruk psikologis yang merupakan suatu

karakteristik hubungan anggota organisasinya dan memiliki implikasi

terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam

berorganisasi”.

Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

komitmen organisasi merupakan suatu konstruk psikologis mengenai

keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri individu terhadap

organisasi mencakup tiga hal yaitu kepercayaan terhadap nilai-nilai

organisasi, keterlibatan dengan berusaha sebaik mungkin demi

kepentingan dan loyalitas terhadap organisasi.

3. Peningkatan Komitmen (escalation of commitment)

Menurut Hamka dan Fitrianty (2009:105) Escalation of Commitment adalah kecenderungan untuk mengulang keputusan yang

buruk atau mengalokasikan sumberdaya lebih banyak bagi sebuah


(43)

25

escalation of commitment adalah justifikasi pribadi (self justification),

pemikiran penjudi (gambler’s fallacy), kebutaan persepsi (perceptual blinders) dan ketiadaan biaya (closing cost).

a. Self Justification

Escalation of commitment sering terjadi karena seseorang ingin menampilkan dirinya terlihat positif. Dia adalah orang yang

mengidentifikasi dirinya dengan keputusan yang cenderung tetap,

sebab perilaku ini memperlihatkan rasa percaya pada kemampuan

dirinya dalam mengambil keputusan.

b. Gambler’s Fallacy

Banyak proyek mengahasilkan escalation of commitment sebab

pengambil keputusan salah memperhitungkan resiko dan

berestimasi berlebihan terhadap peluang keberhasilan. Mereka

menjadi korban dari pemikiran penjudi dengan menurunkan

harapan atas kemampuan mereka untuk mengendalikan masalah

yang dapat meningkat. Dengan kata lain, pembuat keputusan

salah mempercayai keberuntungan mereka, lalu mereka

menginvestasikan lebih banyak pada tindakan yang merugikan.

c. Perceptual Binder

Escalation of commitment sering kali juga terjadi karena pembuat

keputusan tidak melihat persoalan secara cukup. Mereka tidak


(44)

26

d. Closing Cost

Ketika sebuah keberhasilan proyek meragukan, pengambilan

keputusan akan bertahan (tidak melanjutkan), sebab biaya

penyelesaian proyek tinggi atau tidak diketahui.

D. Teknologi Informasi

1. Pengertian Teknologi Informasi

Sebuah era baru di dalam dunia usaha dan berorganisasi muncul

sejalan dengan diperkenalkannya istilah teknologi informasi dan sistem

informasi. Menurut Indrajit (2000:1), kedua istilah yang sering

dipertukarkan penggunaannya ini, pada intinya memiliki nuansa arti yang

sama yaitu bagaimana sebuah organisasi baik berorientasi profit maupun

nonprofit berusaha untuk menggunakan perangkat komputer, aplikasi dan

sarana telekomunikasi untuk meningkatkan kinerjanya secara signifikan.

Ditinjau dari pengertiannya, sistem informasi dapat dianalogikan sebagai

sebuah permintaan (demand) dari masyarakat industri, ketika kebetulan

akan sarana pengolahan data dan komunikasi yang cepat dan murah

(menembus ruang dan waktu) didefinisikan. Sementara teknologi

informasi merupakan jawaban dari dunia industri (supply) terhadap dalam bentuk penciptaan produk-produk berbau teknologi perangkat keras dan

perangkat lunak.

Menurut Hamka dan Fitrianty (2009:29) istilah teknologi mengacu


(45)

27 Semua organisasi mempunyai sekurang-kurangnya satu teknologi untuk

mengubah sumberdaya keuangan, manusia, dan fisik menjadi produk atau

jasa. Tema bersama yang membedakan teknologi adalah tingkat kerutinan,

maksudnya adalah teknologi cenderung kearah atau kegiatan rutin dan

tidak rutin. Kegiatan rutin dicirikan oleh operasi terotomatisasi dan

terbakukan. Kegiatan-kegiatan tidak rutin disesuaikan, kegiatan itu

mencakup operasi yang beraneka ragam seperti pemugaran perabot,

pembuatan sepatu pesanan, dan riset genetik.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan

teknologi informasi adalah sebuah alat sarana telekomunikasi berupa

perangkat Komputer yang digunakan oleh individu atau organisasi untuk

mengolah data, memproses, menyimpan data, termasuk memanipulasi dan

lain-lain yang berguna untuk meningkatkan kinerja organisasi.

2. Perkembangan Teknologi Informasi

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,

menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan

informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat

waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan

pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk

pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat

komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan


(46)

28 dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan

diakses secara global.

Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam

kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan

seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang

semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e, seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Menurut R. Montealegre (1996: 145-152) menyebutkan “the growth or the internet has brought about the creation of an on-line

“marketplace” which brings together people and organizations from

different parts of the world.” Petumbuhan internet telah membawa

penciptaan suatu “pasar” on-line yang menyatukan orang dan organisasi

dari berbagai belahan dunia (dalam Sajda Qureshi, 2003:147-149).

Masa depan teknologi informasi akan di dorong oleh biaya yang

rendah dan meningkatnya kekuatan komputer maupun komunikasi.

Kekuatan komputer diukur dalam kecepatan pemrosesan, kapasitas

penyimpanan data, dan keragaman alat-alat input dan output. Kekuatan

komunikasi diukur oleh biaya dan kecepatan transmisi, seperti jumlah

data yang dapat dikomunikasikan dalam waktu tertentu. Organisasi bisnis


(47)

29 kekuatan untuk mengubah operasi mereka. Kemajuan-kemajuan

teknologi informasi, mengindikasikan bahwa dimasa depan komputasi

akan rendah biaya, berukuran kecil, bergerak dan terhubung. Untuk

mengambil keuntungan dari segala kemungkinan ini, manajer harus

belajar untuk menerapkan sistem informasi ke dalam pengambilan

keputusan (Mcleod dan Schell, 2008:20-21).

3. Posisi Teknologi Informasi dalam Kerangka Strategi Perusahaan

Ditinjau dari kerangka strategis perusahaan, posisi teknologi

informasi cukup jelas. Pengembangan suatu sistem teknologi informasi

dapat secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap

penciptaan produk dan jasa perusahaan yang lebih murah, lebih baik, dan

lebih cepat dibandingkan dengan para pesaing bisnis yang tidak

menggembangkan teknologi informasi, berarti investasi yang dilakukan

memiliki nilai yang srategis. Posisi teknologi informasi dalam kerangka

strategi perusahaan jadi jelas, kuncinya adalah bagaimana teknologi

informasi dapat membantu manajemen perusahaan dalam penciptaan

produk dan jasa yang lebih murah, lebih baik dan lebih cepat

dibandingkan dengan para pesaing sejenis. Seorang pelanggan akan lebih

senang dengan pelayanan “customer service” yang lebih cepat dan lebih

baik (Indrajit, 2000:65).

Ketika perusahaan menerapkan sistem informasi manajemen,

penekanan akan bergeser dari data menuju informasi dan dari karyawan


(48)

30 manajemen bukanlah satu-satunya pemilik sistem informasi manajemen,

nonmanajer dan staff professional menggunakan juga hasil outputnya

(Mcleod dan Schell, 2008:16). Karena manajer adalah individu,

kebutuhan informasi yang mereka miliki juga sangat beragam. Namun

beberapa kerangka yang bermanfaat telah dikembangkan sehingga

memungkinkan kita berfokus pada peranan informasi dalam pemecahan

masalah. Sistem informasi bermutu tinggi tidak dapat dikembangkan

kecuali professional sistem informasi dan manajer memahami kerangka

manajerial yang menjadi dasar dari organisasi-organisasi modern

(Mcleod dan Schell, 2008:17).

Jika teknologi informasi dikembangkan, perusahaan akan lebih

maju (semakin banyak pelanggan), maka rasio ROI (return on investment) akan menjadi cukup tinggi. Dengan kata lain, tidak ada

alasan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Era global

bergantung pada informasi, informasi adalah hasil pengolahan data

mentah. Teknologi informasi merupakan tolak punggung pengolahan dan

penyampaian informasi tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Hanya

perusahaan yang menguasai informasi yang akan bertahan didalam era


(49)

31

Tabel 2.1

Kategori Pemrosesan Informasi dan Alat TI Tugas Pemrosesan

Informasi

Keterangan Alat TI

Menangkap informasi Memperoleh informasi pada titik asalnya

Teknologi input, misalnya: Mouse,

Keyboard, Bar code reader.

Menyampaikan Informasi

Menyajikan Informasi dalam bentuk yang paling berguna

Teknologi Output, misalnya: screen Printer, Speaker

Menciptakan Informasi Memproses informasi untuk memperoleh informasi baru

Teknologi software, misalnya: Woerd Processing, Payroll,

Expert system

Menyimpan Informasi Menyimpan informasi untuk penggunaan waktu yang akan datang

Teknologi penyimpanan

misalnya: Hard disk, CD rom, Tape

Mengkomunikasikan informasi

Menyampaikan informasi ke orang lain atau lokasi ke lokasi lain

Teknologi telekomunikasi, misalnya: Modem, Satellite

(Sumber: Haag dan Cummings (1998: 18) dalam Laksamana dan muslichah (2002: 107))

Tabel 2.1 menyajikan lima kategori tugas pemrosesan informasi

yang mencakup menangkap, menyampaikan, menciptakan, menyimpan

dan mengkomunikasikan (Haag dan Cumings, 1998 dalam Laksamana

dan Muslichah, 2002: 109). Tiap tugas pemrosesan informasi tersebut

dapat digunakan secara individu, atau dapat juga digabungkan untuk

menciptakan suatu sistem yang menangani semua tugas.

Sistem informasi digunakan oleh para manajer, nonmanajer,

professional, dan orang-orang di luar perusahaan. Manajer dapat


(50)

32 Manajer mengambil keputusan untuk memecahkan masalah ketika

mereka melaksanakan fungsi-fungsi dan memainkan peranan tertentu.

Informasi yang diberikan kepada manajer adalah paling efektif ketika ia

mengetahui dan mendukung fungsi dan peranan-peranan ini. Memahami

teknologi dan dampaknya pada pengambilan keputusan merupakan suatu

hal yang penting artinya bagi manajemen yang baik (Mcleod dan Schell,

2008: 23).

E. Kinerja Manajerial

Menurut faizzah dan Mildawati (2007:359) kinerja manajer adalah

kemampuan seorang manajer yang berlangsung terus-menerus dalam

melaksanakan tanggungjawabnya serta pencapaian pelaksanaan suatu

program atau kegiatan yang meliputi: perencanaan, investigasi, koordinasi,

supervisi, pengaturan staff, negosiasi, evaluasi, dan representasi yang

didasarkan pada kemitraan antara pekerja dengan penyelia langsungnya untuk

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi dalam suatu organisasi.

Kinerja merupakan faktor yang dapat memperbaiki keefektifan

organisasi. Kinerja ini biasanya ditentukan atas dasar fungsi-fungsi

manajemen klasik meliputi prestasi manajerial dalam Planning, investigating,

coordinating, evaluating, supervising, staffing, negotiating dan representating yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Sumarno


(51)

33 a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan meliputi kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan,

dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang

prosedur, dan pemograman. Dalam kaitannya dengan fungsi

perencanaan, anggaran merupakan tujuan yang ditetapkan organisasi

untuk dicapai dalam periode tertentu.

b. Investigasi (Investigating)

Kemampuan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk

catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan

dan analisis pekerjaan.

c. Pengkoordinasian (coordinating)

Kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain

dibagian organisasi yang lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan

program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dan manajer lain.

d. Evaluasi (Evaluating)

Kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati

atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian

laporan keuangan, pemeriksaan produk.

e. Pengawasan supervisi (Supervising)

Kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan

bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada


(52)

34 f. Pengaturan staff (Staffing)

Kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda,

merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan,

mempromosikan dan mutasi pegawai.

g. Negosiasi (Negotiating)

Kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan

kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar

dengan wakil penjual, tawar menawar secara kelompok.

h. Perwakilan representatif (Representating)

Kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan organisasi

lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara.

Kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan

umum organisasi.

Sedangkan menurut Handoko (2003:23) fungsi-fungsi manajemen

adalah planning, organizing, controlling. Sedangkan fungsi yang lainnya

merupakan cara penyebutan yang berbeda tetapi mengandung isi yang sama,

dimana pada dasarnya adalah fungsi staffing, directing/leading. a. Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi.

Perencanaan juga merupakan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek

program, prosedur, metoda, sistem anggaran dan standar yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan. Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan


(53)

35 untuk pencapaian tujuan-tujuan itu. Di samping itu, rencana

memungkinkan:

1) Organisasi bisa memperoleh atau mengikat sumberdaya-sumberdaya

yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan.

2) Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur terpilih, dan

3) Kemajuan dapat terus dimonitor dan di ukur, sehingga tindakan korektif

dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.

b. Pengorganisasian

Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun

rencana-rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu

merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang dapat

melaksanakan berbagai program tersebut secara sukses. Pengorganisasian

adalah sebagai berikut:

1) Penentuan sumberdaya-sumberdaya dan kegiatan-kegiatan yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,

2) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok yang

akan dapat “membawa” hal-hal tersebut kearah tujuan, 3) Penugasan tanggung jawab tertentu kemudian,

4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu

untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur


(54)

36 c. Penyusunan Personalia

Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan (recruitment) latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi pada

karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.

d. Pengarahan

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya,

langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju

tujuan yang telah ditentukan fungsi pengarahan atau leading, secara

sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan

melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi

leading sering disebut dengan berbagai macam nama, antara lain leading, directing, motivating, actuating atau lainnya.

e. Pengawasan

Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan

(controlling), atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian.

Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan

peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai

dengan yang telah ditetapkan.

Handoko (2003) mengemukakan ada dua konsep utama untuk

mengukur kinerja seseorang atau karyawan, yaitu “efektifitas dan efisiensi kinerja karyawan yang efektif dan efisien dapat menambah produktivitas

karyawan sehingga dapat menambah produktivitas perusahaan.” Penelitian kinerja dapat mempertinggi produktivitas para karyawan. Akan tetapi,


(55)

37 penilaian kinerja harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga dapat

meingkatkan komitmen karyawan untuk lebih produktif. Penilaian yang baik

akan membuat karyawan merasa dihargai sehingga karyawan akan

termotivasi untuk lebih meningkatkan kinerja.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:83) pelaksanaan sistem

penilaian kinerja mencakup empat langkah umum, yaitu:

a. Mendefinisikan strategi,

b. Mendefinisikan pengukur dan strategi,

c. Menyatukan ukuran dalam sistem manajemen, dan

d. Tinjau ukuran serta hasilnya dengan sering.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan pengertian kinerja

manajerial adalah suatu ukuran seberapa efektif dan efisien upaya atau

kemampuan yang dilakukan oleh manajer dalam mencapai sasaran dan tujuan

organisasi.

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut adalah hasil penelitian serta persamaan dan perbedaan

penelitian sebelumnya dengan penelitian ini. Untuk selengkapnya dapat


(56)

38

Tabel 2.2

Tabel Penelitian Terdahulu

No

Judul (Nama Peneliti)

Tahun

Variabel Metode/ Analisis

Hasil Penelitian

1. Pengaruh

Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial (J. Sumarno) 2005 1. Partisipasi Anggaran (X1) 2. Komitmen Organisasi (X2) 3. Gaya Kepemimpi-nan (X3) 4. Kinerja Manajerial (Y) Regresi Berganda. Terdapat pengaruh hubungan negatif yang kuat antara partisipasi anggaran (X1) dan kinerja manajerial (Y1).

2. Pengaruh

Karakteristik Personalitas Manajer Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Dengan Kinerja Manajerial (Endang Raino Wirjono dan Agus Budi Raharjono) 2007 1.Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran (X1) 2.Kebutuhan akan Independensi (X2)

3.Otoritas (X3) 4.Kinerja Manajerial (Y) Metode analisis Regresi Sederhana. Partisipasi dalam penyusunan anggaran (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial (X2).


(57)

39

No

Judul (Nama Peneliti)

Tahun

Variabel Metode/ Analisis

Hasil Penelitian

3. Pengaruh

Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan, Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial (Arsono Laksaman dan Muslichah) 2002 1. Teknologi Informasi (X1) 2. Saling Ketergantu-ngan (X2) 3. SAM (X3) 4. Kinerja Manajerial (Y) Analisis multivariat dengan structural equation modeling (SEM) Teknologi informasi (X1) dapat meningkatkan Kinerja Manajerial (X2)

4. Pengaruh

Pertisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Perkebunan Nusantara III SEI

Sikambing Mendan. (Ekha Yunora Sinaga dan Namonrang Siregar) 2009 1. Partisipasi Anggaran (X1) 2. Komitmen Organisasi (X2) 3. Kinerja Manjerial (Y) Metode analisis regresi sederhana Partisipasi anggaran (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial (Y), komitmen organisasi (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial (Y). Dan secara simultan keduanya berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Tabel 2.2 (Lanjutan)


(58)

40

No

Judul (Nama Peneliti)

Tahun

Variabel Metode/ Analisis

Hasil Penelitian

5. Dampak

Teknologi Informasi terhadap Kinerja Perusahaan (Muhammad Hasymi Quzwen) 2000 5. Teknologi Informasi (X1) 6. Kinerja Perusahaan (Y) Analisis multivariat dengan structural equation modeling (SEM) Teknologi Informasi (X1) Mempunyai dampak terhadap Kinerja Perusahaan (Y)

6. Pengaruh

Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Variabel Pemoderasi dengan Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi pada PEMKOT Surabaya (Nur Faizzah dan

Titik Mildawati) 2007 1. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1) 2. Gaya Kepemim-pinan (X2) 3. Komitmen Organisasi (X3) 4. Kinerja Manajerial (Y) Metode Regresi Berganda. Partisipasi penyusunan anggaran (X1) dengan faktor kontijen komitmen organisasi (X3) berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja manajerial (Y).

6. Pengaruh

Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan, Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial (Arsono Laksaman dan Muslichah) 2002 7. Teknologi Informasi (X1) 8. Saling Ketergantu-ngan (X2) 9. SAM (X3) 10. Kinerja Manajerial (Y) Analisis multivariat dengan structural equation modeling (SEM) Teknologi informasi (X1) dapat meningkatkan Kinerja Manajerial (X2) Tabel 2.2 (Lanjutan)


(59)

41

G. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis

1. Keterkaitan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial

Berbagai peneliti telah menguji hubungan dan pengaruh partisipasi

anggaran dan kinerja manajerial, namun hasil penelitiannya menunjukkan

perbedaan bahkan bertentangan. Leslie (1982) menemukan bahwa

terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dan kinerja

manajerial. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Nouri dan Parker

(1995), menunjukkan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dan

kinerja manajerial sangat komlpleks, hubungan langsung antara

partisipasi anggaran dan kinerja memiliki hubungan yang signifikan.

Hasil ini juga menunjukkan bahwa partisipasi anggaran mempengaruhi

pekerjaan kinerja secara tidak langsung.

Faizzah dan Mildawati (2007) megindikasikan partisipasi anggaran

berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini

menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap

kinerja manajerial. Semakin tinggi tingkat partisipasi manajer dalam

proses penyusunan anggaran maka semakin baik kinerjanya. Hasil

penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

penelitian Eker (2006) dan Wirjono dan Raharjo (2007).

Penelitian lain dilakukan oleh Sumarno (2005) menemukan adanya

hubungan negatif yang kuat antara partisipasi anggaran dengan kinerja

manajerial. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Sinaga


(60)

42 Ha1: Partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial

2. Keterkaitan Komitmen Organisasi dengan Kinerja Manajerial

Partisipasi anggaran akan menimbulkan adanya kecukupan

anggaran dan kemudian mempengaruhi kinerja (Nouri and Parker,

1995:471). Kecukupan anggaran tidak hanya secara langsung

meningkatkan prestasi kerja, tetapi juga secara tidak langsung (moderasi)

melalui komitmen organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi akan

meningkatkan kinerja yang tinggi pula.

Penelitian yang dilakukan oleh Eker (2006) menemukan komitmen

organisasi dengan sendirinya akan menimbulkan efek yang positif dan

signifikan terhadap kinerja manajerial. Ini menunjukkan bahwa kinerja

yang meningkat maka akan meningkatkan komitmen pada organisasi.

Hasil yang sama di kemukakan pada penelitian Sumarno (2005),

penelitiannya menunjukkan interaksi partisipasi anggaran dengan

komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial menunjukkan hasil yang

positif. Hasil penelitian tersebut tidak didukung oleh faizzah dan

mildawati (2007), penelitiannya menemukan Partisipasi penyusunan

anggaran dengan faktor kontijen komitmen berpengaruh tidak signifikan

terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian, keterkaitan antara

komitmen organisasi dan kinerja manajerial dapat dirumuskan dengan


(61)

43 Ha2: Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial.

3. Keterkaitan Teknologi informasi dengan Kinerja Manajerial

Teknologi komputer merupakan salah satu Teknologi Informasi

yang banyak berpengaruh terhadap sistem informasi organisasi karena

dengan sistem informasi berbasis komputer informasi dapat disajikan tepat

waktu dan akurat. Pada penelitian Quzwen (2000) menunjukkan adanya

hubungan kausalitas signifikan antara teknologi informasi dengan

keunggulan bersaing perusahaan yang diukur dari kinerja perusahaan dan

dibandingkan dengan para pesaing. Teknologi informasi tidak hanya

memberikan pengaruh kepada kinerja teknologi informasi semata, tetapi

juga memberikan pengaruh yang signifikan kepada kinerja perusahaan

secara keseluruhan. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa

terdapat korelasi yang kuat antara teknologi informasi dan kinerja

keseluruhan perusahaan.

Laksamana dan Muslichah (2002) menyatakan bahwa terdapat

koefisien jalur pengaruh tidak langsung yang signifikan antara TI terhadap

kinerja manajerial, Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa semakin

tinggi aplikasi TI akan semakin meningkatkan kemampuan suatu sistem

untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam

pengambilan keputusan. TI, yang merupakan perpaduan antara teknologi


(62)

44 memperoleh tidak hanya informasi internal, tetapi juga informasi

eksternal, non keuangan, dan berorientasi yang akan datang.

Pada penelitian Darmini dan Putra (2008) menyatakan

Pemanfaatan teknologi informasi dan kepercayaan terhadap teknologi

secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Dengan

demikian, keterkaitan antara teknologi informasi dan kinerja manajerial

dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

Ha3 : Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial.

4. Keterkaitan Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Teknologi Informasi dengan Kinerja Manajerial

Menurut Nouri dan Parker (1995) partisipasi anggaran akan

menimbulkan adanya kecukupan anggaran dan kemudian mempengaruhi

kinerja. Kecukupan anggaran tidak hanya secara langsung meningkatkan

prestasi kerja, tetapi juga secara tidak langsung (moderasi) melalui

komitmen organisasi. Sumarno (2005) menemukan adanya pengaruh

komitmen organisasi terhadap hubungan partisipasi anggaran dan kinerja

manajerial adalah positif dan signifikan. Hasil penelitian tersebut juga

didukung oleh faizzah dan mildawati (2007), penelitiannya menemukan

partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor kontijen komitmen

berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja manajerial. Dan pada


(63)

45 pengaruh yang signifikan antara teknologi informasi terhadap kinerja

manjerial.

Dengan demikian, keterkaitan antara partisipasi anggaran,

komitmen organisasi, teknologi informasi dengan kinerja manajerial dapat

dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

Ha4: Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Teknologi Informasi

berpengaruh signifikan secara simultan dengan Kinerja Manajerial.

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.1.

Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Manajerial

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Kab.Bogor)

Era Globalisasi Menuntut Manajemen Bekerja Secara Efektif dan Efisien Sehingga Tujuan Perusahaan Dapat Tercapai

Basis Teori: Participatory Budgetting System, Komitmen dalam Berorganisasi, serta Penggunaan Teknologi Informasi pada Perusahaan.


(64)

46 Gambar 2.1 (Lanjutan)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

Komitmen Organisasi (X2)

Gibson et, al. (1996)

Kinerja Manajerial (Y) Handoko (2003)

Teknologi Informasi (X3) Indrajit (2000) Partisipasi Anggaran (X1) Hansen dan Mowen (2009)

Uji Model Regresi

Uji Asumsi Klasik

Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan


(1)

HASIL UJI VALIDITAS TEKNOLOGI INFORMASI

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100.0

Excludeda 0 .0

Total 60 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

.815 .870 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

TI1 4.25 .437 60

TI2 4.23 .500 60

TI3 4.18 .537 60

TI4 4.07 .252 60

TI5 4.18 .390 60

TI6 4.03 .663 60

TI7 4.40 .643 60

TI8 4.30 .591 60

TI9 4.18 .651 60

TI10 4.17 .587 60

TI11 4.07 .362 60

TI12 4.07 .312 60


(2)

TI14 4.25 .437 60

TI15 4.02 .431 60

TI16 4.05 .387 60

TI17 4.13 .343 60

TI18 4.03 .410 60

TI19 3.72 .739 60


(3)

HASIL UJI RELIABILITAS KINERJA MANAJERIAL

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100.0

Excludeda 0 .0

Total 60 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

.834 .836 9

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KM1 4.27 .516 60

KM2 4.25 .474 60

KM3 4.13 .468 60

KM4 4.15 .360 60

KM5 4.13 .343 60

KM6 4.13 .389 60

KM7 4.03 .450 60

KM8 3.95 .467 60


(4)

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1.

HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.475 4.431 1.236 .222

TPA .124 .101 .170 1.221 .227 .453 2.209

TKO .361 .111 .392 3.253 .002 .602 1.662

TTI .166 .059 .322 2.828 .006 .675 1.481

a. Dependent Variable: TKM


(5)

3.

HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS


(6)

(UJI REGRESI BERGANDA)

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 TTI, TKO, TPAa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: TKM

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .715a .511 .484 1.836

a. Predictors: (Constant), TTI, TKO, TPA b. Dependent Variable: TKM

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 196.899 3 65.633 19.478 .000a

Residual 188.701 56 3.370

Total 385.600 59

a. Predictors: (Constant), TTI, TKO, TPA b. Dependent Variable: TKM


Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

6 110 108

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 42 104

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Pengaruh LDR(Loan To Deposit Ratio),NPL(Non Perfoming Loan), ROE (Retrn On Eqity),IML(Instert Margin On Loan) Dan BOPO (Biaya Operasional Terhdap Pendapatan Operasinal ) Terhadap Kecupan Modal Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

2 35 119

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Likuiditas Bank Umum di Indonesia

15 377 117