132
Ekonomi SMA dan MA Kelas X
3. Jenis-Jenis Inflasi
Penggolongan inflasi dapat ditinjau dari beberapa segi, di antaranya sebagai berikut.
a. Dilihat dari laju kecepatannya, inflasi dibagi menjadi:
1 inflasi lunak wild inflation, inflasi yang kecepatannya kurang dari 5 per tahun,
2 inflasi cepat galloping inflation, inflasi yang kecepatannya 5 atau lebih per tahun
3 inflasi meroket sky rocketing inflation atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang kecepatannya lebih dari 10 per tahun.
b. Dilihat dari parah tidaknya, inflasi dibagi menjadi: 1 inflasi ringan, yaitu inflasi di bawah 10 per tahun
belum mengganggu kegiatan perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan mudah untuk
dikendalikan,
2 inflasi sedang, yaitu inflasi antara 10–30 per tahun belum membahayakan, tetapi sudah menurunkan
kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap, 3 inflasi berat, yaitu inflasi antara 30–100 per tahun
sudah mengacaukan perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih senang
menyimpan barang,
4 inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi di atas 100 per tahun mengacaukan kegiatan perekonomian
suatu negara dan sulit untuk dikendalikandiatasi. c. Dilihat dari sumbernya, inflasi dibagi menjadi:
1 inflasi dari dalam negeri domestic inflation, artinya inflasi karena penciptaan uang baru dan adanya kebijakan
anggaran defisit, 2 inflasi dari luar negeri imported inflation, artinya inflasi
terjadi karena suatu negara mengimpor barangjasa dari negara lain yang sedang mengalami inflasi.
4. Teori Inflasi
Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi, masing-masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses
inflasi. Namun, masing-masing teori tersebut bukan teori inflasi lengkap yang mencakup semua aspek penting dari proses
kenaikan harga barang. Ketiga teori ini adalah Teori Kuantitas, Teori Keynes dan Teori Strukturalis.
Tugas Mandiri
Identifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi suatu negara
Wawasan Ekonomi
Indonesia pernah mengalami masa inflasi sangat tajam hyper
inflation pada periode 1958- 1958. Sebagian tahun dari
periode itu, inflasi mencapai 3 digit. Kenaikan harga-harga
terjadi secara menyeluruh dan sangat tinggi.
Di unduh dari : Bukupaket.com Di unduh dari : Bukupaket.com
Pendapatan Nasional
133
a. Teori Kuantitas Teori Kuantitas mengemukakan bahwa terjadinya inflasi
sebenarnya hanya disebabkan oleh satu faktor, yaitu kenaikan jumlah uang yang beredar JUB. Inti dari teori ini
adalah sebagai berikut. 1 Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume
uang yang beredar baik penambahan uang kartal atau penambahan uang giral. Menurut teori kuantitas yang
dikemukakan oleh Irfing Fisher, MV = PT. Faktor yang dianggap konstan adalah V dan T, sehingga jika M money
in circulation
bertambah, maka akan terjadi inflasi kenaikan harga.
2 Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi harapan
masyarakat mengenai kenaikan harga di masa yang akan datang. Apabila masyarakat sudah beranggapan
demikian, maka tidak ada kecenderungan untuk menyimpan uang tunai lagi dan mereka lebih suka
menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk barang.
Kelemahan dari teori kuantitas di antaranya sebagai berikut. 1 Pada kenyataannya perubahan jumlah uang yang
beredar M tidak secara langsung menaikkan “money spending”
atau penggunaan uangnya. 2 Kecepatan laju peredaran uang V tidak bersifat stabil
dalam masyarakat modern. Oleh karena dalam masyarakat modern uang merupakan alat pembayaran
dan penimbun kekayaan, sehingga jika ada kelebihan uang akan digunakan untuk menambah kas, menambah
tabungan bank, menambah pembelian surat berharga, dan menambah pembelian barangjasa.
b. Teori Keynes Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan pada teori
makronya. Menurut Teori Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Keadaan seperti ini ditandai dengan permintaan masyarakat akan barang-barang melebihi jumlah
barang- barang yang tersedia, sehingga menimbulkan inflationary gap
. Selama inflationary gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi berkelanjutan.
Keynes tidak sependapat dengan pandangan dari teori kuantitas yang menyatakan bahwa kenaikan jumlah uang
yang beredar akan menimbulkan kenaikan tingkat harga, sementara perubahan jumlah uang yang beredar tidak akan
menimbulkan peningkatan pendapatan nasional. Selanjutnya, Keynes berpendapat bahwa kenaikan harga
tidak hanya ditentukan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar saja, tetapi juga ditentukan oleh kenaikan dalam
ongkos produksi.
Wawasan Ekonomi
Sebelum Keynes, para ekonomi bersifat sangat pesimis terhadap
kondisi ekonomi dunia. Hal ini disebabkan karena kondisi dunia
pasca Perang Dunia I 1914- 1918 diwarnai oleh kelesuan
dunia usaha depresi.
Di unduh dari : Bukupaket.com Di unduh dari : Bukupaket.com
134
Ekonomi SMA dan MA Kelas X
c. Teori Strukturalis Teori Strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang karena
menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan infleksibilitas struktur ekonomi suatu negara. Menurut
teori ini, ada dua ketegaran kekakuan utama dalam perekonomian negara sedang berkembang yang dapat
menimbulkan inflasi, yaitu ketegaran persediaan bahan makanan dan barang-barang ekspor. Oleh karena
pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga
dapat berakibat menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan
harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi. Inflasi seperti ini tidak bisa diobati hanya dengan mengurangi jumlah uang
yang beredar, tetapi harus dengan pembangunan sektor bahan makanan dan ekspornya.
Tugas Mandiri
Coba berikan penjelasan tentang dasar yang dipergunakan alam teori inflasi Teori Kuantitas, Teori
Keynes, dan Teori Strukturalis
5. Cara-Cara Mengatasi Inflasi