Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat

74 tentang kualitas kehidupan kerja tinggi. Keadaan tersebut karena sebagian besar perawat yang sudah menikah telah hidup dengan keluarga mereka sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Selanjutnya bahwa individu yang berpendidikan tinggi mempunyai kepuasan yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka yaitu bahwa perawat dengan gelar sarjana atau kualifikasi pasca sarjana memiliki skor lebih tinggi terhadap kualitas kehidupan kerja. Pada penelitian ini responden perawat mayoritas masih berpendidikan diploma yaitu 84,8 akan tetapi pendapat mereka tentang kualitas kehidupan kerja tetap tinggi Xhakollari Lediana, 2013

5.2 Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat

Hasil analisis kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat diperoleh yaitu dari 79 responden mayoritas kepuasan pasien berada pada kategori puas 65,8. Kepuasan pasien adalah persepsi atau sikap pasien terhadap pelayanan keperawatan, yang merupakan hasil kriteria evaluasi dari kualitas pelayanan keperawatan Risser,1975. Kepuasan pasien ditentukan oleh harapan mereka mengenai perawatan kesehatan yang diterima dan kepuasan akan muncul ketika harapan mereka terpenuhi. Harapan pasien tidak hanya berkaitan dengan kompetensi perawat tetapi juga sebagai pendamping dan penasehat buat mereka. Selain itu pasien berharap bahwa perawat harus memiliki komunikasi yang baik dan kemampuan memberikan informasi serta dapat membimbing mereka baik secara emosional maupun secara fisik selama tinggal di Rumah Sakit Johanson, Oleni Fridlund, 2002. Universitas Sumatera Utara 75 Pada penelitian ini yang paling tinggi persentasenya dari tiga dimensi kepuasan pasien adalah hubungan pendidikan educational relationship yaitu 78,5, yang mana dalam hal ini perawat telah menjelaskan tentang hasil pemeriksaan, menjelaskan tentang penyakit pasien, menjelaskan tentang keadaan pasien, memberi petunjuk dengan akurat dan cukup tentang pengobatan dan penjelasan tersebut diberikan dengan bahasa yang sederhana sehingga perawat dapat memahaminya. Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zavare, et al 2010, bahwa mayoritas responden yaitu 82,8 merasa puas dengan perawatan yang diberika. Studi ini menemukan bahwa sebagian besar responden merasa puas dengan perawatan, meskipun mereka menyarankan beberapa perbaikan terutama berkenaan dengan hubungan interpersonal. Hasil penelitian lain yang juga sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh Marpaung 2009 di ruang rawat inap rumah sakit XYZ yang mana diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden merasa puas atas pelayanan keperawatan 63,2, juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gurusinga 2012 untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan pasien rawat inap yang mana hasil penelitian tersebut sebagian besar pasien puas 65,5 terhadap pelayanan keperawatan. Hasil penelitian yang juga mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan di RSUD Raden Mattaher Jambi yaitu oleh Mawarni 2013 dengan hasil yaitu sebanyak 63,6 pasien merasa puas dengan pelayanan keperawatan dan hanya 36,4 yang merasa tidak puas. Universitas Sumatera Utara 76 Penelitian yang tidak mendukung penelitian yang dilakukan adalah penelitian Khan, et al 2006 yang bertujuan untuk meneliti tingkat kepuasan dengan dimensi tertentu asuhan keperawatan untuk memahami dan mengidentifikasi prinsip kepuasan pasien, didapatkan hasil bahwa secara umum pasien tidak puas dengan pengalaman asuhan keperawatan yang diterima pasien yaitu merasa tidak nyaman berbicara dengan perawat 90, dan sebanyak 84 pasien memiliki pengalaman negatif terhadap perhatian akan kebutuhan mereka dan 84 memiliki persepsi negatif terhadap perawatan fisik. Data tersebut menunjukkan bahwa harapan pasien terhadap pelayanan keperawatan belum cukup terpenuhi, karena kepuasan pasien akan tercipta bila kinerja pelayanan kesehatan sesuai dengan apa yang diharapkan Pohan, 2004 Karakteristik responden yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah jenis kelamin, dimana pada penelitian ini responden terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 45 orang 57,0. Menurut Han, Canolly, Canham 2013 pada umumnya wanita lebih mementingkan pelayanan kesehatan terutama untuk mencapai kepuasan. Selanjutnya dilihat dari kategori umur yang terbanyak adalah 25-35 tahun sebanyak 36 orang. Menurut Finkeisten dalam Chinglin 2004 menyatakan bahwa pada umumya pasien yang berusia lebih tua yaitu antara umur 25-40 tahun lebih cenderung melaporkan kepuasan yang lebih baik. Hal ini terjadi karena mereka lebih lama tumbuh dimasyarakat dimana mereka akan mempunyai kekuatan yang lebih besar sehingga cenderung untuk tidak mengkritik asuhan keperawatan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan yaitu usia responden pasien mayoritas berada pada rentang 26-40 tahun yaitu 36 orang Universitas Sumatera Utara 77 45,6. Sementara jenjang pendidikan, yang mana pada penelitian ini pendidikan responden terbanyak adalah pendidikan sekolah dasar SD yaitu 28 orang 35,4. Pasien dengan pendidikan yang lebih tinggi lebih menuntut lebih terhadap perawatan Johansson, et al, 2002. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan yang mana jenjang pendidikan responden mayoritas masih pendidikan rendah sehingga mempengaruhi kepuasan yang lebih tinggi.

5.3 Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja Perawat Dengan Kepuasan Pasien.