Komponen Kualitas Kehidupan Kerja Perawat

32 sedang kepuasan konsumen positif, persentase produk sampai tepat pada waktunya semakin meningkat. Disamping itu penyampaian produk pada konsumen yang tepat juga meningkat, keterlibatan terutama dalam ketaatan pada waktu melaksanakan proses kerja semakin tinggi, inventarisasi asset organisasiperusahaan semakin sempurna, pembiayaan cost terhindar dari pembiayaan kualitas yang buruk atau gagal, karena semakin baiknya kontrol, seleksi dan pelatihan, selalu relevan dengan usaha meningkatkan sumber daya manusia yang kompetitif. Dari sudut konsumen, pada umumnya konsumen akan memperoleh dan meningkat kepuasannya, klaim atau keluhan konsumen semakin menurun, kecenderungan konsumen menggunakan produk dan jasa perusahaan semakin meningkat dan meluas. Dari sudut Finansial, pemasaran produk dan atau jasa semakin meluasmenyebar, semakin banyak pekerja yang ikut memasarkan produk atau jasa dari perusahaan, asset perusahaan semakin meningkat, penjualan secara kuantitas terus meningkat Nawawi, 2003

2.1.4 Komponen Kualitas Kehidupan Kerja Perawat

Ross 2012 mengemukakan bahwa ada delapan komponen kualitas kehidupan kerja perawat yang dapat diidentifikasi, yang pertama adalah kompensasi yang layak dan adil, maksudnya adalah bahwa petugas kesehatan harus menerima gaji yang wajar untuk pekerjaan yang mereka lakukan dan mereka butuhkan untuk percaya bahwa gaji yang mereka terima adil. Manager perawat mengidentifikasi pentingnya hadiah uang, seperti gaji yang kompetitif, bonus kinerja, remunerasi, tunjangan seperti cuti diperpanjang, promosi, fasilitas penitipan anak dan rekreasi. Menurut Simamora 2004, pemberian kompensasi Universitas Sumatera Utara 33 berdasarkan prestasi dapat meningkatkan kinerja seseorang yaitu dengan system pembayaran karyawan berdarkan prestasi kerja. Kedua adalah memberikan kesempatan untuk memanfaatkan, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mereka untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Maksudnya bahwa perawat harus diberdayakan agar mereka percaya bahwa mereka bisa membuat perubahan penting yang akan secara signifikan memajukan praktek keperawatan professional dan meningkatkan kesehatan pasien. Menurut Pratama 2012 keterlibatan karyawan dapat meningkatkan kinerja perawat di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Kesdam IBB Medan. Melibatkan perawat dalam setiap pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka dan hubungan mereka dengan pekerjaan, tugas dan organisasi, akan membuat mereka lebih bertujuan bahkan merasa memiliki terhadap keputusan yang telah dibuat. Ketiga yaitu kesempatan di masa mendatang untuk pertumbuhan lanjutan dan keamanan. Keempat Interaksi sosial atau dukungan sosial. Interaksi sosialdukungan sosial di tempat kerja dapat mengurangi depresi dan stres, yang mana hal ini dapat membantu untuk memberikan solusi untuk masalah pekerjaan. Kerja tim yang efektif sangat penting di pelayanan kesehatan. Kepercayaan juga merupakan syarat penting dalam hubungan apapun, dan itu juga berlaku bagi hubungan ditempat kerja. Komponen kelima adalah rasa hormat dari manajemen, rekan kerja dan pasien. Bentuk ekuitas dan pekerja mengharapkan hak untuk adil dalam segala hal misalnya promosi, penghargaan, dan keamanan kerja. Keenam adalah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan diluar pekerjaan. Perawat Universitas Sumatera Utara 34 dapat melakukan lebih baik untuk pasien ketika keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan diluar pekerjaan dapat dicapai. Komponen ketujuh yaitu relevansi sosial dari pekerjaan. Pekerjaan harus dilakukan untuk kepentingan semua dalam organisasi dan masyarakat. Relevansi sosial dari pekerjaan, adalah tanggung jawab sosial organisasi, misalnya untuk menghormati hak asasi manusia dan pada harga diri karyawan. Kurangnya pengakuan atas kerja perawat dalam institusi, media, dan di masyarakat umum dapat menyebabkan perawat merasa diremehkan atas kontribusi mereka untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Apapun kedudukan orang tersebut, yang penting bagi mereka adalah dapat merasakan bahwa pekerjaan bermakna dan berharga. Terakhir adalah kondisi kerja yang aman dan sehat, termasuk lingkungan fisik dan psikologis. Keselamatan kerja menjadi salah satu prioritas tertinggi yang dihadapi organisasi pada umumnya dan manajemen sumber daya manusia pada khususnya. Menurut Cascio 2003, usaha perusahaan untuk memperbaiki kualitas kehidupan kerja adalah upaya untuk memperbaiki komponen 1 Keterlibatan karyawan Employee participation, contohnya dengan membentuk tim peningkatan kualitas, membentuk tim keterlibatan karyawan dan mengadakan pertemuan partisipasi karyawan 2 Pengembangan karir Career development, contohnya dengan mengadakan peningkatan pendidikan dan pelatihan, evaluasi kinerja dan promosi 3 Penyelesaian masalah Conflic resolution, contohnya manajemen membuka jalur formal utuk menyampaikan keluhan atau permasalahan 4 Komunikasi Communication, komunikasi secara terbuka baik melalui manajemen langsung, maupun serikat pekerja 5 Fasilitas yang didapat Universitas Sumatera Utara 35 Wellness, contohnya jaminan keselamatan, program rekreasi, proses konseling. 6 Rasa aman terhadap pekerjaan Job security, contohnya program pensiun dan status karyawan tetap 7 Keselamatan lingkungan kerja Safe environment, contohnya perusahaan membentuk komite keselamatan tim gawat darurat, dan program keselamatan 8 Kompensasi yang seimbang Equitable compensation, contohnya perusahaan memberikan gaji dan keuntungan yang kompetitif. Menurut Hasibuan 2000 besarnya kompensasi mencerminkan status, pengakuan dan tingkat pemenuhan kebutuhan yang dinikmati oleh karyawan bersama keluarganya 9 Rasa bangga terhadap institusi Pride, contohnya perusahaan memperkuat identitas dan citra perusahaan, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan lebih peduli terhadap lingkungan.

2.1.4. Aktivitas yang Dilakukan Untuk Memperbaiki Kualitas Kehidupan Kerja