Refleksi Hasil Tindakan Siklus I

95 Berdasarkan gambar perbadingan di atas menyebutkan bahwa hasil pre-test dan post-test mengalami kenaikan walaupun belum signifikan. Selisih rata-rata pada hasi di atas adalah 12,50, artinya dari nilai pre-test mengalami kenaikan 12, 50 menjadi 74,58 pada post-test pertama. Presentase ketuntasan pada pra-siklus sebesar 41,70 mengalami kenaikan pada siklus 1 sebesar 58.30. Perbandingan presentasi ketuntasan pra siklus dan siklus 1 dapat dilihat dalam diagram di bawah ini. Gambar 7 Perbandingan Presentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus dengan Siklus I

d. Refleksi Hasil Tindakan Siklus I

Tahap refleksi merupakan tahap dimana peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran selama siklus I dengan berpedoman pada data hasil observasi yang pada saat pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan data hasil observasi siklus I yang telah terkumpul, peneliti Pra Siklus 41,70 Siklus I 58,30 96 menemukan beberapa masalah yang menjadi bahan refleksi pada tindakan siklus I, yaitu sebagai berikut. 1 Beberapa siswa tidak memerhatikan ketika guru menyampaikan materi. 2 Guru masih banyak menggunakan kata-kata maupun kalimat yang tidak baku sehingga siswa pun ada yang menggunakan kata-kata maupun kalimat tidak baku ketika berkomunikasi dengan guru . 3 Beberapa kelompok ada yang masih menggantungkan pengerjaan soal pada satu orang. 4 Suasana kelas gaduh ketika proses pengoreksian jawaban dan penghitungan skor turnamen. 5 Beberapa siswa masih kesulitan membedakan aksara Jawa dha d denganwa w serta penerapan penggunakan sandhangan. Kata atau frasa yang seharusnya bersandhangan tetapi siswa menggunakan pasangan. 6 Siswa yang maju atau mampu menjawab pertanyaan dari guru kurang bervariasi. 7 Siswa kurang memperhatikan waktu dalam mengerjakan soal LKS, sehingga waktu untuk turnamen menjadi lebih singkat. 8 Apabila guru meminta siswa untuk menuliskan kata atau frasa di papan tulis tidak dituliskan aksara Latinnya terlebih dahulu. 97 Berdasarkan pada hasil refleksi siklus I, maka pembelajaran masih belum optimal. Peneliti dan guru kelas perlu menyusun kembali rencana tindakan perbaikan pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Tindakan yang perlu dilaksanakan sebagai upaya perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 31 Refleksi Hasil Siklus I No Refleksi Siklus I 1. Guru terlebih dahulu membuat suasana kelas kondusif sehingga siswa bisa fokus ketika guru menyampaikan materi. 2. Guru lebih baik lebih memperhatikan apa yang diucapkannya agar tidak ditirukan oleh siswa. 3. Guru sebaiknya juga memperhatikan siswa yang kurang aktif, walaupun siswa tersebut tidak menunjukan keaktifannya, guru harus memintannya untuk lebih aktif dengan salah satunya diminta maju ke depan. 4. Guru harus disiplin waktu pengerjaan tugas siswa dengan baik, walaupun waktu sudah selesai tapi pekerjaan siswa belum selesai, guru tetap menghentikannya. 5. Setiap siswa diberi lembar kerja siswa agar tidak ada siswa yang menggantungkan pengerjaan hanya pada satu orang siswa. 6. Siswa dilibatkan dalam pengoreksian jawaban yaitu dengan menyuruh hanya perwakilan masing-masing kelompok menuliskan jawaban di papan tulis, dan anggota kelompok lainnya harus duduk di tempat duduknya masing-masing mengoreksi jawaban dari kelompok lain begipula pada saat penghitungan skor turnamen. siswa yang mendapatkan peran sebagai pengoreksi harus mengoreksi jawaban temannya. 7. Jika siswa diminta maju untuk menuliskan aksara Jawa lebih baik jika dituliskan aksara Latinnya. 8. Media yang digunakan dalam pembelajaran lebih digunakan atau dimanfaatkan agar siswa tidak merasa bingung dengan aksara Jawa.

2. Penelitian Siklus II

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWADENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawadengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Pada Peserta Didik Kelas III SD Negeri Kragilan

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawadengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Pada Peserta Didik Kelas III SD Negeri Kragilan

0 2 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament Siswa Kelas V SD Negeri Kembangkuning.

0 2 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournament Siswa Kelas V SD Negeri Kembangkuning.

0 2 19

Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Keterampilan Membaca Pemahaman Aksara Jawa melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament pada Siswa Kelas VII G SMP Negeri 3 Karanganyar.

0 0 21

Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawa Melalui Model Teams Games Tournament Berbasis Media Rotar Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar

0 1 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS MEDIA ROTAR PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR TAHUN 20162017

0 1 19