Prinsipnya adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari zat antioksidan dengan reaksi sebagai berikut:
1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazine
Gambar 2.8 Reaksi antara DPPH dengan atom H dari senyawa antioksidan
Widyastuti, 2010 Ketika larutan DPPH dicampurkan dengan senyawa yang dapat
mendonorkan atom hidrogen, akan dihasilkan bentuk tereduksi dari DPPH dan berkurangnya warna ungu Molyneux, 2004.
Parameter yang dipakai untuk menunjukan aktivitas antioksidan adalah harga konsentrasi efisien atau Efficient Concentration EC
50
atau Inhibitory Concentration IC
50
yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat menyebabkan 50 DPPH kehilangan karakter radikal atau konsentrasi suatu zat
antioksidan yang memberikan persen penghambatan sebesar 50. Zat yang mempunyai aktivitas antioksidan tinggi, akan mempunyai harga EC
50
atau IC
50
yang rendah. Metode ini akan memberikan hasil yang baik dengan menggunakan pelarut metanol atau etanol dan kedua pelarut ini tidak mempengaruhi dalam
reaksi antara sampel uji sebagai antioksidan dengan DPPH sebagai radikal bebas Molyneux, 2004.
2.6.2.1 Pengukuran absorbansi – panjang gelombang
Panjang gelombang maksimum λ
maks
yang digunakan dalam pengukuran sampel uji sangat bervariasi. Menurut beberapa literatur panjang gelombang
Universitas Sumatera Utara
maksimum untuk DPPH antara lain 515 nm, 516 nm, 517 nm, 518 nm, 519 nm dan 520 nm. Apabila pengukuran menghasilkan tinggi puncak maksimum, maka
itulah panjang gelombangnya yaitu sekitar panjang gelombang yang disebutkan di atas. Nilai absorbansi yang mutlak tidaklah penting, karena panjang gelombang
dapat diatur untuk memberikan absorbansi maksimum sesuai dengan alat yang digunakan Molyneux, 2004.
2.6.2.2 Waktu Pengukuran
Lama pengukuran metode DPPH menurut beberapa literatur yang direkomendasikan adalah selama 60 menit, tetapi dalam beberapa penelitian
waktu yang digunakan sangat bervariasi yaitu 5 menit, 10 menit, 20 menit, 30 menit dan 60 menit. Waktu reaksi yang tepat adalah ketika reaksi sudah mencapai
kesetimbangan. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh sifat dari aktivitas antioksidan yang terdapat di dalam sampel Molyneux, 2004; Rosidah, et al., 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental dengan tahap penelitian meliputi penyiapan bahan tumbuhan yaitu buah paprika merah,
kuning dan hijau, pembuatan simplisia, karakterisasi simplisia dan ekstrak, skrining fitokimia, serta pembuatan ekstrak. Selanjutnya pengujian aktivitas
antioksidan ekstrak etanol buah paprika merah EEBPM, ekstrak etanol buah paprika kuning EEBPK dan ekstrak buah paprika hijau EEBPH dengan metode
pemerangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil DPPH dan metode β-karoten-asam linoleat dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Visibel.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium Penelitian, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, lemari pengering, blender National, neraca analitik Vibra, neraca
kasar Ohaus, seperangkat alat penetapan kadar air, cawan porselen, tanur, desikator, mikroskop, object glass dan gelas penutup, penangas air Yenaco,
oven listrik Strok, rotary evaporator Heidolph VV 2000, freeze dryer ModulyoEdwards, spektrofotometer UV-Visibel Shimadzu 1800.
3.1.2 Bahan-bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah buah paprika merah, kuning dan hijau yang masih segar. Bahan-bahan kimia yang berkualitas pro
analisis adalah β-karoten, Tween 40, asam linoleat, DPPH Sigma, butil
Universitas Sumatera Utara