Realizing the Potential of Creative Economy

PT Telkom Indonesia Persero Tbk 100 Telkom Bangga Antar Mitra UKM Jadi Bankable BANDUNG, 26 Oktober 2016 – Berangkat dari Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan PKBL, Community Development Center CDC Telkom Regional-3 Jawa Barat terus dan selalu melakukan pengembangan serta pembinaan terhadap para pelaku Usaha Mikro Kecil UKM sejak dari awal merintis usaha hingga mampu tumbuh menjadi pelaku UKM yang bankable, sebagaimana dialami Iwan, perajin khas miniatur binatang dengan teknik solder di kawasan Cikole Lembang Kabupaten Bandung Barat. Ditemui di sanggar Karya Ciptanya, Iwan Herawan 47 yang telah sukses tampil sebagai pengusaha Mandiri binaan Telkom menuturkan bahwa pelajaran hidup dan kepintarannya membaca situasi mengantarnya merengkuh cita-cita sebagai pengusaha. Dari seorang pedagang asongan, kini telah memiliki shoowroom di Tangkubanparahu tempat memajangkan lebih dari 50 item berbagai produk miniatur binatang hasil kreasinya. Iwan menuturkan, usahanya mulai dirintis pada 1990 dengan modal alakadarnya, sekira Rp300 ribu hasil usaha berdagang. Modal itu dia belanjakan perkakas seperti solder, kayu, dan ampelas. Saat itu dia tidak punya pilihan selain membuka usaha sendiri karena keinginannya untuk kuliah tidak kesampaian. Dia sempat mengecap bangku kuliah beberapa bulan di Universitas Padjadjaran namun terpaksa ditinggalkan karena tidak ada biaya. Ide awal membuat miniatur Telkom Proud to Make SME Partners Bankable BANDUNG, October 26, 2016 – Starting from the Partnership and Community Development Program Program Kemitraan dan Bina LingkunganPKBL, Telkom’s West Java Regional-3 Community Development Center CDC continues and always develop and assist Small Micro Enterprises SMEs since they started the business until they grow to be bankable SMEs, as experienced by Iwan, an animal miniature craftsman with a soldering technique in Cikole Lembang, West Bandung regency. Met at his Sanggar Karya Cipta, Iwan Herawan 47 who has been successful as Telkom-assisted independent entrepreneur said that his life lessons and ability to read the situation drove him to achieve his dream to become an entrepreneur. Formerly a street peddler, he now has a showroom in Tangkubanparahu, where he displays more than 50 items of various animal miniature products crafter by him. Iwan said that the business was initiated in 1990 with a minimum investment, about Rp300,000, which he got from trading. He used the money to buy tools such as solders, woods, and abrasives. At that time he had no choice but to open his own business, because he could not aford his desire to go to college. He had an opportunity to go to college for a few months at Padjadjaran University, but had to quit due to lack of money. Initially, his idea of creating wooden Selanjutnya program Indigoaccelerator ditujukan untuk startup yang sudah memiliki produk lebih matang, sudah memiliki penguna dan mampu menghasilkan revenue, sehingga siap ekspansi pasar dan akselerasi. Program dari indigoaccelerator terdiri dari perencanaan hingga program aksi. Untuk tahun 2016, Program Indigo diikuti oleh hampir 700 startups. Beberapa startups berhasil meraih sukses di pasar, sehingga turut memberdayakan portofolio bisnis Telkom dan mendapatkan investasi lanjutan dari investor eksternal. Contoh startups tersebut meliputi: di segmen UKM startup: Jarvis, Run System, mobile startup: Kakatu, Siji, enterprise startup: Goers, Privygate. Beberapa startups lain sedang dalam proses komersialisasi di kalangan Telkom Group; tiga dari startup kami telah mendapatkan peminat dari pihak investor eksternal terkait pendanaan. Furthermore, the Indigoaccelerator program aims at startups that have a more mature product, have users and are able to generate revenue, allowing it to be ready for market expansion and acceleration. The Indigoaccelerator programs consist of planning to action-oriented programs. For 2016, the Indigo Program is joined by nearly amount to 700 startups. Some startups were successful in the marketplace, thereby helped empower Telkom business portfolio and get an additional investment from external investors. Examples of these startups include: in the SME segment startup: Jarvis, Run System, mobile startup: Kakatu, Siji, enterprise startup: goers, Privygate. Several other startups were in the process of commercialization in the Telkom Group. Three of our startups have gained interests in terms of funding from external investors. PT Telkom Indonesia Persero Tbk 101 PROGRAM BINA LINGKUNGAN [G4-SO1, G4-EC7] Sesuai ketentuan Kementerian BUMN, kegiatan dalam Program Bina Lingkungan PBL meliputi delapan bidang. Kesemuanya merupakan kegiatan ilantropi dari Telkom, yaitu: bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan kesehatan masyarakat, bantuan sarana umum, bantuan sarana ibadah, bantuan pelestarian alam, bantuan pengentasan kemiskinan dan bantuan peningkatan kapasitas mitra binaan. Untuk tahun anggaran 2016, kami telah merealisasikan penyaluran dana Bina Lingkungan total sebesar Rp81,97 miliar. COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM [G4-SO1, G4-EC7] Pursuant to the provisions of the Ministry of SOE, activities in Community Development Program PBL cover eight ields. All of them are philanthropic activities of Telkom, namely: aid for victims of natural disasters, education and training assistance, public health assistance, public facilities assistance, religious facilities assistance, nature conservation assistance, poverty alleviation assistance and partners’ capacity building. For iscal year 2016, we have realized the fund distribution of Community Development amounting to Rp81.97 billion, including operational costs, with the following details. binatang kayu didapatkannya dari sang paman. Ketika itu Iwan disarankan mengolah kayu lame menjadi benda bernilai jual tinggi. Dengan kreativitas dan imajinasi, ditunjang darah seni, Iwan pun bisa menyulap kayu lame menjadi miniatur binatang yang bernilai seni tinggi. “Jujur saya akui semua keberhasilan ini tidak lepas dari perhatian, dukungan dan bimbingan Telkom sebagai BUMN yang senantiasa peduli terhadap upaya pengembangan Usaha Mikro Kecil sejak dari memulai usaha hingga mampu berkembang menjadi Mitra Binaan mandiri yang telah bankable, saya juga sangat berterima kasih kepada Telkom, saya sangat berhutang budi baik dengan Telkom dan rasanya sulit untuk melupakan kenangan-kenangan manis bersama Telkom yang selalu tekun, sabar dan terprogram dalam membina Mitra Binaannya,” ujarnya. Sementara Manager CDC TR-3 Ganda Kusumah menegaskan bahwa apa yang dilakukan Telkom terhadap para pelaku UKM yang menjadi Mitra Binaannya merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial pada Lingkungan TJSL lingkungan dimana Telkom berada, lingkungan dimana Telkom bersosialisasi dengan alam dan masyarakat di lingkungannya. “Keberhasilan setiap Mitra Binaan merupakan kebanggaan tersendiri bagi Telkom, setidaknya Telkom telah berbuat sesuatu bagi kemaslahatan orang banyak sekaligus turut serta dalam menopang penguatan perekonomian nasional,” pungkasnya. animal miniatures was inspired by his uncle. At that time, Iwan was suggested to process pulai woods into highly marketable products. With creativity and imagination, supported by genetically inherited artistic ability, Iwan could transform pulai woods into animal miniatures of high artistic value. “Honestly, I admit all this success was not possible without the attention, support and guidance of Telkom as an SOE that is always concerned about the development of Micro and Small Enterprises from starting a business to grow to become an independent Assisted Partner that is bankable. I am also very grateful to Telkom. I am deeply indebted to Telkom and it is hard to forget the sweet memories together with Telkom which was always diligent, patient and programmed in fostering its Assisted Partners,” he said. Meanwhile, TR-3 CDC Manager Ganda Kusuma conirmed that what Telkom did for SMEs that are its Assisted Partners was part of the Social Responsibility to the Environment TJSL where Telkom operates, in which Telkom socializes with the nature and society in its environment. “The success of all Assisted Partners is a pride for Telkom. At least, Telkom has done something for the beneit of the people, while at the same time participating in supporting the strengthening of the national economy,”he added. PT Telkom Indonesia Persero Tbk 102 1. Bantuan Korban Bencana Alam Bantuan kepada korban bencana alam kami tujukan untuk meringankan beban masyarakat yang terkena dampak bencana. Untuk tahun 2016, kami memberikan bantuan untuk korban bencana alam dengan total nilai sebesar Rp0,94 miliar, diantaranya: bencana banjir di wilayah Kabupaten Bandung, bencana kabut asap di Sumatera dan Kalimantan serta bencana erupsi Gunung Sinabung.

1. Aid to Victims of Natural Disasters

Aid to victims of natural disasters was aimed to ease the burden of the people afected by the disasters. For 2016, we provided assistance to victims of natural disasters with a total value of Rp0.94 billion, namely: loods in the district of Bandung, haze in Sumatra and Kalimantan as well as the eruption of Mount Sinabung. Penyaluran Dana Program Bina Lingkungan Rp miliar Distribution of funds for Community Development Program Rp billion No Jenis Bantuan Donation Type 2016 2015 2014 1 Bantuan korban bencana alamAid to victims of natural disasters 0,94 1,30 4,37 2 Pengembangan Pendidikan dan pelatihan Education and training development 35,68 41,15 40,83 3 Pengembangam fasilitas kesehatan masyarakatCommunity health facility development 10,42 1,47 8,49 4 Pengembangan Fasilitas UmumPublic facility development 13,37 15,74 9,43 5 Pembangunan dan perbaikan sarana ibadahReligious facility construction and improvement 10,62 8,47 16,23 6 Pelestarian LingkunganEnvironmental preservation 0,91 0,75 0,80 7 Pengentasan KemiskinanPoverty alleviation 1,64 0,01 1,04 8 Peningkatan kapasitas mitra binaanPartners’ capacity improve- ment 8,39 3,52 - Total 81,97 72,41 81,19 PT Telkom Indonesia Persero Tbk 103 2. Bantuan Pendidikan dan Pelatihan Telkom menempatkan Bantuan Pendidikan dan Pelatihan dengan porsi tertinggi dalam pelaksanaan PBL. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan masyarakat terhadap penggunaan teknoligi digital yang dikemas dalam program Indonesia Digital Learning, antara lain: menyediakan fasilitas Pustaka Digital PADI; program My Teacher My Hero; dan membangun fasilitas Broadband Learning Center BLC dan Creative Camp. Kegiatan tersebut merupakan pengembangan program-program sejenis sebelumnya, meliputi: 1 Bagimu Guru Ku Persembahkan, 2 Program Beasiswa, 3 Edukasi Internet Desa Tertinggal, 4 Integrated Digital School, 5 Edu Campus Development School, 6 Indonesia Digital School. Di tahun 2016, kami mengeluarkan dana bantuan pendidikan dan pelatihan sebesar Rp35,68 miliar, 43,53 dari total biaya program.

2. Education and Training Assistance

Telkom placed Education and Training Assistance at the highest portion of the implementation of Community Development Program. The objective was to improve people’s ability to use digital technology that is packed in Indonesia Digital Learning program, among others: providing Digital Library Facilities PADI; My Teacher My Hero program; and building Broadband Learning Center BLC and Creative Camp facilities. These activities were the improvement of similar programs that we had before, include: 1 Bagimu Guru Ku Persembahkan, 2 Scholarship Program, 3 Internet Education for Underdeveloped Villages, 4 Integrated Digital School, 5 Edu Campus Development School, 6 Indonesia Digital School. In 2016, we issued grants for education and training Rp35.68 billion, 43.53 of the total cost of the program. Broadband Learning Center BLC merupakan sarana pembelajaran pengenalan digital bagi masyarakat, dibangun sejak tahun 2014 dan tersebar di 544 Kota dan Kabupaten. Untuk tahun 2016 BLC yang dibangun sebanyak 4 lokasi antara lain di Pulau Samosir, Yogyakarta, Surabaya dan Sorong. Sebagai sarana untuk pengembangan kapasitas masyarakat digital, Telkom membangun Creative Camp sebagai fasilitas bagi generasi muda yang memiliki minat dibidang kreatif digital serta menumbuhkan bibit digital preuneur di tanah air. Pembangunan Creative Camp di Aceh merupakan program berkelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya serta merupakan Creative Camp yang ke 15 di Indonesia sejak tahun 2014. Broadband Learning Center BLC is a learning facility to introduce digital technology to the society, established since 2014 and spread over 544 cities and regencies. In 2016, BLCswere established in four locations, among others Samosir Island, Yogyakarta, Surabaya and Sorong. As a facility to develop the capacity of the digital society, Telkom builds Creative Camps as a facility for young people who have an interest in the digital creative industry and to grow the potential of digital entrepreneurs in the country. The establishment of Creative Camp in Aceh was a continuation of the same program in the previous years and deemed as the 15th Creative Camp in Indonesia since 2014. Broadband Learning Center Creative Camp Broadband Learning Center Creative Camp