resistensi insulin, gangguan toleransi-glukosa, abnormalitas trigliserida, difungsi endotel, dan hipertensi yang kesemuanya secara sendiri-sendiri atau bersam-sama
merupakan faktor risiko utama terjadinya aterosklerosis dengan manifestasi penyakit jantung koroner PJK dan stroke.Sudoyo et al., 2006
Tabel 2.6. Klasifikasi IMT WHO dalam The Asia –Pacific Perspective;2000.
Klasifikasi IMT Kgm2
BB kurang underweight 18,5
Normal 18,5-23,9
BB lebih overweight ≥23
Obesitas, kelas I 23-24,9
Obesitas, kelas II 25,0-29,9
Obesitas ekstrim, kelas III ≥30
2.5.5. Diabetes Melitus
Penderita diabetes menderita PJK yang lebih berat, lebih progresif, lebih kompleks dan lebih difus dibandingkan kelompok kontrol dengan usia yang
sesuai. Secara umum, penyakit jantung koroner terjadi pada usia lebih muda pada penderita diabetes dibandingkan pada penderita nondiabetik. Pada diabetes
tergantung insulin IDDM, penyakit koroner dini dapat dideteksi pada studi populasi sejak dekade keempat, dan pada usia 55 tahun hingga sepertiga pasien
meninggal karena komplikasi PJK; adanya mikroalbuminemia atau nefropati diabetic meningkatkan risiko PJK secara bermakna.
Risiko terjadinya PJK pada pasien NIDDM adalah dua hingga empat kali lebih tinggi daripada populasi umum dan tampaknya tidak terkait dengan derajat
keparahan atau durasi diabetes, mungkin karena adanya resistensi insulin dapat mendahului onset gejala klinis 15-25 tahun sebelumnya.Huon, Keith, John,
dkk,2004. Penelitian lain menunjukkan laki-laki yang menderita DM risiko PJK 50 lebih tinggi daripada orang normal, sedangkan pada perempuan risikonya
menjadi 2x lipat.Djohan,2004
Diabetes mskipun merupakan faktor risiko independen untuk PJK, juga berkaitan dengan adanya abnormalitas dengan metabolism lipid, obesitas,
hipertensi sistemik, dan peningkatan trombogenesis peningkatan tingkat adhesi platelet dan peningkatan kadar fibrinogen. Hasil CABG jangka panjang tidak
terlalu baik pada penderita diabetes, dan pasien diabetik memiliki peningkatan mortalitas dini serta risiko stenosis berulang pasca angioplasti koroner.Gray et al,
2004
2.5.6. Jenis Kelamin dan Hormon Seks
Morbiditas akibat PJK pada laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan pada perempuan dan kondisi ini terjadi hampir 10 tahun lebih dini pada laki-laki
daripada perempuan. Estrogen endogen bersifat protektif pada perempuan, namun setelah menopause insidensi PJK meningkat dengan cepat dan sebanding dengan
insidensi pada laki-laki. Perokok mengalami menopause lebih dini daripada bukan perokok.Gray et al., 2005 Di Amerika serikat gejala PJK umur 60 tahun
didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan. Ini menunjukkan risiko PJK lebih tinggi daripada perempuan.Djohan, 2004
Gejala PJK pada perempuan dapat atipikal: hal ini, bersama dengan bias jender, kesulitan dalam interpretasi pemeriksaan standart misalnya tes latihan
treadmil menyebabkan perempuan lebih jarang diperiksa dibandingkan laki-laki. Selain itu, manfaat prosedur revaskularisasi lebih menguntungkan pada laki-laki
dan berhubungan dengan tingkat komplikasi periopratif yang lebih tinggi pada perempuan. Penggunaan kontrasepsi oral meningkatkan risiko PJK sekitar tiga
kali lipat tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa risiko preparat generasi ketiga terbaru lebih rendah. Terdapat hubungan sinergis antara pengguna kontrasepsi oral
dan merokok, dengan risiko relatif infark miokard lebih dari 20:1. Gray et al, 2005
2.5.7. Riwayat Keluarga