Pengujian Normalitas Pengujian Heteroskedastisitas Koefisien Determinan R²

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar di dapat perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi. Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah :

1. Pengujian Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau menlenceng ke kanan Situmorang, 2010. Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2011 Gambar 4.3 Histogram Universitas Sumatera Utara Interpretasi dari Gambar 4.4 grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal. Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2011 Gambar 4.4 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa data titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan gambar 4.4 maka dapat diambil kesimpulan bahwa telah memenuhi uji normalitas.

2. Pengujian Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tidak terdapat ketidaksamaan variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas, bila berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas Situmorang et al, 2008. Universitas Sumatera Utara Hipotesis: 1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. 2. Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2011 Gambar 4.5 Scatterplot Pada gambar 4.5 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara

3. Pengujian Multikolinearitas

Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIP Variance Inflation Factor melalui program SPSS 17.0. Tolrance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independent lainnya. Nilai umum biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang et al, 2010:133. Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Peserta .204 4.896 Instruktur .158 6.315 Materi .366 2.735 Fasilitas .119 8.408 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : hasil pengolahan SPSS 2011 Pada Tabel 4.10 menjelaskan mengenai besarnya nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas. Semua variabel bebas mempunyai nilai tolerance 0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah multikolinearitas tidak ada.

4.2.4. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas peserta, instruktur, materi dan fasilitas terhadap variabel terikat kinerja karyawan pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Universitas Sumatera Utara Muda. Analisis dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17,0 dengan menggunakan metode enter. Metode enter digunakan untuk analisis regresi agar dapat mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk dapat diketahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent. Tabel 4.11 Variables EnteredRemoved b Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Fasilitas, Materi, Peserta, Instruktur a . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : hasil pengolahan SPSS 2011 Pada Tabel 4.11 Variabels EnteredRemoved b menunjukkan hasil analisis statistik yaitu sebagai berikut : a. Variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah variabel independent yaitu Peserta, Instruktur, Materi dan Fasilitas. b. Tidak ada variabel independent yang dikeluarkan removed. c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.

1. Koefisien Determinan R²

Determinasi R 2 digunakan untuk melihat seberapa besar variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat. Nilai R square dikatakan baik jika di atas 0.5 karena nilai R square berkisar antara 0 sampai 1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .940 a .884 .865 1.79486 a. Predictors: Constant, Fasilitas, Materi, Peserta, Instruktur b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2010 Pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa angka R Square atau determinan sebesar 0,884 berarti variabel bebas yaitu variabel Peserta, Instruktur, Materi dan Fasilitas mampu menjelaskan terhadap variabel terikatnya yaitu Kinerja Karyawan pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda sebesar 88 dan sisanya 12 dijelaskan oleh faktor lain.

2. Uji Signifikan Simultan Uji-F