3.5. Penampakan Morfologi dan Biokimia Bakteri Kitinolitik
Biakan murni bakteri kitinolitik dikarakterisasi sifat morfologi dan biokimianya. Pengamatan ciri-ciri morfologi koloni bakteri antara lain bentuk dan
warna koloni, motilitas, bentuk sel dan sifat gram. Cappuccino Sherman 1996. Uji motilitas menggunakan media semi padat
Sulfide indol motility
SIM. Sifat biokimia yang diuji meliputi penggunaan sitrat dengan media
Simmons Citrate Agar
SCA, uji amilase dengan media
Starch Agar
SA, uji karbohidrat menggunakan media
Triple Sugar Indol Agar
TSIA. Uji katalase menggunakan larutan 3 H
2
O
2
Cappuccino Sherman 1996; Allen
et al.
1983.
3.6. Uji Penghambatan Pertumbuhan
Saprolegnia
sp. secara In Vitro
Kemampuan bakteri kitinolitik menghambat pertumbuhan Oomycetes diuji dengan asai antagonisme
in vitro
. Biakan
Saprolegnia
sp. diinokulasikan pada agar MGMC dengan jarak 3,5 cm dari kertas cakram tempat inokulan bakteri. Bakteri
kitinolitik sebanyak 10 µl setara dengan 10
8
selml diinokulasikan pada kertas cakram. Biakan diinkubasi pada suhu 30°C. Zona hambat terhadap miselium yang
tumbuh diamati mulai hari kedua hingga hari ketujuh. Diameter zona hambat dihitung dengan mengukur selisih radial pertumbuhan
Saprolegnia
normal dengan radial pertumbuhan
Saprolegnia
yang terhambat oleh isolat bakteri. Alur kerja uji antagonisme
in vitro
dapat dilihat pada Lampiran 3.
3.7. Uji Pengukuran Kadar N-asetilglukosamin
Enzim kitinase diketahui memiliki kemampuan dalam mendegradasi kitin pada dinding sel jamur.
Saprolegnia
sp. merupakan kelompok Oomycetes dengan kandungan kitin yang rendah sehingga perlu diketahui apakah enzim kitinase yang
dikeluarkan bakteri ini yang berperan dalam menghambat pertumbuhan
Saprolegnia
sp. Hifa
Saprolegnia
sp. diperbanyak dalam media GYB selama 72 jam kemudian diautoclave dan dikeringkan dalam oven hingga mencapai berat konstan. Hifa kering
ditimbang sebanyak 0,1 gram diinokulasikan pada media cair garam tanpa kitin yang telah diinokulasikan isolat bakteri potensial yang akan diuji. Kelompok kontrol
Universitas Sumatera Utara
ditambahkan hifa kering tanpa bakteri kitinolitik. Inkubasi pada
shaker water bath
150 rpm selama 24 jam. Sampel dihitung gula reduksinya yaitu kadar GlcNAc dengan metode Jeaniaux 1966 dalam Irawati 2008. Metode pengukuran kadar
GlcNAc pada uji antagonisme ini disajikan pada Lampiran 4.
3.8. Uji Awal Produksi Glukanase oleh Isolat Bakteri Kitinolitik
Isolat
Candida albicans
isolat laboratorium mikrobiologi FMIPA USU dengan konsentrasi 10
8
disebar pada media
Muller Hinton Agar
MHA dengan menggunakan
cotton swab.
Sebanyak 10µl setara dengan 10
8
bakteri kitinolitik yang telah diinokulasikan pada kertas cakram diletakkan pada keempat sisi cawan
Petri yang telah diinokulasikan
C. albicans.
Biakan diinkubasi pada suhu 30°C selama 24 jam. Pengamatan yang dilakukan adalah mengukur zona hambat yang
terbentuk yaitu zona bening di sekitar koloni bakteri.
3.9. Uji Patogenitas
Saprolegnia
sp.
Isolat
Saprolegnia
sp. diuji patogenitasnya terhadap sel telur gurami untuk mengetahui patogenitasnya terhadap sel telur. Isolat
Saprolegnia
yang digunakan adalah pada tahap zoospora sehingga perlu untuk melakukan preparasi
Saprolegnia
sp. Alur kerja preparasi
Saprolegni
a sp. tersaji pada Lampiran 5. Telur gurami sehat sebanyak 25 buah ditempatkan pada wadah kaca percobaan yang memiliki volume
400 ml air steril. Aplikasi perlakuan dengan pemberian isolat zoospora
Saprolegnia
sp. sebanyak 0,4 ml 10
4
selml ke dalam wadah kaca selama masa perkembangan telur hingga menjadi larva. Kontrol tidak diberikan isolat zoospora
Saprolegnia
sp. Pengamatan yang dilakukan adalah menghitung tingkat penetasan, tingkat kematian
dan tingkat infeksi. Alur kerja uji patogenitas tersaji pada Lampiran 6.
3.10. Uji Patogenitas dan Perlekatan Mikroba pada Telur