Apicomplexa (Sporozoa)
4) Apicomplexa (Sporozoa)
Semua organisme Apicomplexa, sebelumnya disebut sporozoa, bersifat parasitik dan hidup di dalam tubuh atau sel inang mereka. Mereka memiliki kemampuan membentuk spora, suatu struktur tetap yang penyebarannya melalui makanan, air, atau gigitan serangga. Sporozoa tidak memiliki alat gerak, namun mengandung organel kompleks yang membantunya menempel dan menyerang inang. Banyak anggotanya memiliki siklus hidup yang kompleks. Oleh karena itulah filum ini disebut Apicomplexa. Salah satu contoh Sporozoa yang terkenal adalah penyebab penyakit malaria, yaitu Plasmodium (Gambar 3.14). Terdapat beberapa spesies Plasmodium.
1. Plasmodium falciparum yang memiliki masa sporulasi tidak menentu, antara 1–3 × 24 jam dan merupakan penyebab penyakit malaria tropika.
2. Plasmodium vivax yang memiliki masa sporulasi setiap 2 × 24 jam dan merupakan penyebab penyakit malaria tertiana.
3. Plasmodium malariae yang memiliki masa sporulasi setiap 3 × 24 jam dan merupakan penyebab penyakit malaria kuartana.
Gambar 3.14
Plasmodium yang hidup pada manusia. (a) Plasmodium yang terdapat dalam sel darah yang
ditularkan oleh (b) tusukan nyamuk Anopheles betina.
Sumber: www.sb roscoff.fr
Penyebaran Plasmodium terjadi ketika nyamuk Anopheles betina menusuk manusia yang terkena penyakit malaria. Plasmodium akan terbawa bersama darah bersama ke dalam tubuh nyamuk dalam bentuk gametosit. Di dalam tubuh nyamuk, gametosit berubah menjadi gamet jantan dan gamet betina, lalu terjadi fertilisasi. Zigot hasil fertilisasi merupakan fase haploid dari seluruh
52 Praktis Belajar Biologi untuk Kelas X 52 Praktis Belajar Biologi untuk Kelas X
Nyamuk menusuk orang sehat
Trophozoid di
Infeksi sel
sel darah
Hati
darah merah
merah
Aliran darah Sporozoit
ke dalam
as
darah
Siklus dalam sel
Sporozoit
Sel darah merah
darah merah
pindah ke
sehat
kelenjar air
Merozoit
liur nyamuk
Gambar 3.15
Siklus seksual Siklus hidup Plasmodium pada
Nyamuk
Sel darah
Merozoit dan
merah lisis
manusia yang disalurkan oleh
menusuk orang
gamet di sel darah
nyamuk Anopheles .
yang terinfeksi
merah
Kapankah sel dar ah mer ah
Sumber: Biology: Explor ing Life , 1994
mengalami lisis?
Jika nyamuk betina mengisap darah manusia sehat, sporozoit akan dikeluarkan bersama zat antikoagulan (zat antipembekuan darah) dari nyamuk menuju peredaran darah manusia. Kemudian, menuju ke sel hati. Setelah beberapa hari, akan terjadi pembelahan dan terbentuklah merozoit yang menyerang sel-sel darah merah. Setelah sel-sel darah merah pecah
Tokoh
(sporulasi), merozoit akan keluar dan mencari sel darah merah baru. Pada
Biologi
saat sel-sel darah merah pecah, penderita akan merasa demam. Siklus demam bergantung pada spesies Plasmodium.
Setelah mengalami beberapa kali pembelahan, beberapa merozoit berubah menjadi gametosit. Gametosit ini berada di dalam peredaran darah dan dapat terbawa oleh Anopheles betina lainnya.
Walaupun obat chloroquinone (kina) dapat membunuh parasit malaria, amat disayangkan parasit ini mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap chloroquinone. Program pemusnahan nyamuk Anopheles tidak berjalan dengan lancar karena nyamuk ini menjadi resisten atau tahan terhadap pestisida. Para peneliti berharap dapat menggunakan
teknik rekayasa genetik untuk membuat nyamuk Anopheles memiliki Ronald Ross
(1857-1932)
kemampuan untuk membunuh parasit Plasmodium, bukan menyebarkannya.
Ia merupakan seorang ahli
5) Ciliophora (Ciliata)
kedokteran dari Inggris. Ia
Anggota Filum Ciliophora merupakan organisme uniseluler soliter yang mengungkap siklus hidup
Plasmodium , penyebab
umumnya hidup di air tawar. Ciliata memiliki banyak organel yang
malaria.
terspesialisasi, termasuk cilia (tunggal cilium), struktur mirip rambut pendek Sumber: di luar tubuhnya. Cilia mungkin menutupi seluruh bagian tubuh Ciliata atau Concise Encyclopedia
ature , 1994
terlokalisasi. Pada genus Paramaecium (Gambar 3.16), cilia menutupi seluruh bagian permukaan tubuh. Koordinasi yang baik pada cilia menyebabkan mereka dapat bergerak dengan cepat, sekitar satu milimeter per detiknya. Walaupun merupakan sel tunggal, Paramaecium dapat merespons lingkungan sekitarnya dengan baik. Jika bertemu dengan bahan kimia berbahaya atau penghalang, sel secara cepat akan mundur dengan gerakan cilia menuju arah yang berbeda.
Kingdom Protista dan Kingdom Fungi 53
Gambar 3.16
(a) Par amaecium dengan trikosista dan (b) struktur tubuh dari Par amaecium .
20 N m
Sumber: Biology: he nity and iver sity of Life , 1995
Ciliata adalah predator yang ulung. Beberapa Ciliata, termasuk Paramaecium dan Didinium, membuat mangsa mereka tidak dapat bergerak dengan melepaskan jarum-jarum yang disebut trikosista yang menempel pada tubuh mereka. Mangsa kemudian dibawa ke dalam struktur mirip mulut dan dicerna pada vakuola yang sewaktu-waktu berfungsi seperti perut. Sisa makanan tersebut kemudian dikeluarkan melalui eksositosis. Air yang berlebihan diakumulasikan di dalam vakuola yang secara periodik berkontraksi untuk mengosongkan cairan melalui lubang yang disebut pori anal.