Faktor Penghambat Minat Baca

18 Sedangkan menurut Mudjito 1994: 99 Faktor pendukung minat baca adalah sebagai berikut: 1 Adanya lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan tingkat tinggi tempat membina dan mengembangkan minat baca anak didik secara berhasil guna 2 Adanya berbagai jenis perpustakaan disetiap kota dan wilayah di Indonesia yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dalam hal jumlah dan mutu perpustakaan, koleksi dan sistem pelayanannya. 3 Adanya lembaga-lembaga media masa yang senantiasa ikut mendorong minat baca dari berbagai lapisan masyarakat melalui penerbitan surat kabar dan majalah 4 Adanya penerbitan yang memiliki semangat pengabdian dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menerbitkan buku-buku yang bermutu baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penyajiannya 5 Adanya penulis atau pengarang yang memiliki daya cipta, idealisme dan kemapuan menyampaikan pengalaman atau gagasan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat 6 Adanya kebijakan pemerintah yang secara langsung atau tidak langsung atau tidak langsung mendorong atau pertumbuhan dan pengembangan minat baca masyarakat 7 Adanya usaha-usaha perseorangan, organisasi dan lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang memiliki prakarsa untuk berperan serta melakukan kegiatan yang berkaitan dengan minat baca masyarakat. Sedangkan Siregar 2004 : 93 menyatakan tentang faktor yang mempengaruhi minat baca adalah: Pengembangan budaya baca dalam masyarakat tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan-bahan bacaan, tetapi juga ditentukan oleh ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan-bahan bacaan. Ketersediaan bahan-bahan bacaan berarti tersedianya bahan-bahan bacaan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan kemudahan akses adalah tersedianya sarana dan prasarana dimana masyarakat dapat dengan mudah memperoleh bahan bacaan dan informasi tentang bahan bacaan. Dari pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor pendukung minat baca ini sangat berpengaruh terhadap pribadi seseorang, tetapi juga ditentukan oleh keadaan lingkungan dan ketersediaan bahan bacaan.

2.4.3.3 Faktor Penghambat Minat Baca

Masalah minat baca perlu dilihat menyeluruh. Masalah minat baca ini tidak dapat terdiri sendiri, banyak faktor yang mempengaruhinya. Pendapat tersebut dinyatakan oleh Bunata dalam Saleh 2006: 45 yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 19 1 Faktor lingkungan keluarga dalam hal ini, misalnya kebiasaan keluarga membaca di lingkungan rumah 2 Faktor pendidikan dan kurikulum sekolah yang kurang kondusif 3 Faktor infranstruktur dalam masyarakat yang kurang mendukung peningkatan minat baca masyarakat 4 Faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan Untuk menciptakan masyarakat yang gemar membaca, perlu diterapkan budaya membaca sejak kanak-kanak. Karena jika tidak terbiasa menerapkan budaya membaca sejak kanak-kanak akan menjadi penghambat dalam peningkatan minat baca. Menurut Leonhardt dalam Saleh 2006: 46 menguraikan faktor-faktor yang menghambat peningkatan minat baca yaitu: 1 Langkanya keberadaan buku-buku yang menarik terbitan dalam negeri 2 Semakin jarangnya bimbingan orang tua yang suka mendongeng sebelum tidur bagi anak-anak 3 Pengaruh televisi yang bukannya mendorong anak-anak untuk membaca, tetapi lebih betah menonton acara-acara televisi 4 Harga buku yang semakin tidak terjangkau oleh kebanyakan anggota masyarakat 5 Kurang tersedianya taman-taman bacaan yang gratis dengan koleksi buku yang lengkap dan menarik Sedangkan menurut Wahyanto 2008: 13 penyebab budaya membaca kita rendah adalah sebagai berikut: 1 Akses masyarakat terhadap buku dan bahan bacaan masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh mahalnya buku dan bahan bacaan yang beredar dinegara kita. Mahalnya harga buku ini salah satunya disebabkan oleh regulasi perbukuan di Indonesia yang kurang berpihak kepada masyarakat. Penerbit masih dibebani pajak kertas, pajak pertambahan nilai dan lain-lain yang menyebabkan harga jualnya semakin tinggi. 2 Minimnya sarana dan prasarana seperti perpustakaan yang layak dan memadai. Pada tingkat kabupaten sebenarnya terdapat perpustakaan daerah, tetapi pada umumnya keterpihakkan pemerintah daerah di Indonesia terhadap pemberdayaan perpustakaan masih sangat rendah yang salah satunya disebabkan oleh minimnya dan atau anggaran. Sebagai akibatnya, koleksi perpustakaan sangat terbatas dan tidak menarik lagi. Untuk memmbudayakan budaya membaca sampai pelosok desapun kita terkendala kurangnya perpustakaan sampai tingkat desar. Kalaupun ada juga kurang layak dan tidak memadai 3 Kurangnya motivasi membaca dikalangan keluarga maupun sekolah. Membaca menjadi alergi dan merupakan alergi dan merupakan kegiatan yang membosankan dibandingkan dengan kegiatan menonton televisi. Kita terkadang eneg duluan melihat buku atau koran yang sedemikian Universitas Sumatera Utara 20 tebal, kita merasa tidak maupun memembaca buku tersebut secara keseluruhan. Terlalu berlebihan memvonis bahwa masyarakat Indonesia berbudaya baca rendah tanpa melihat realitas kehidupan masyarakat serta implementasi kebijakan pemerintah yang telah digariskan. Membaca merupakan keharusan untuk membentuk masyarakat belajar learning society. Namun, seberapa besarkah niat dan kesungguhan pemerintah sebagai pemegang kebijakan untuk mewujudkan masyarakat pembaca? Kebijakan yang semu akan menyebabkan semakin merosotnya kualitas bangsa. Apalagi sikap apatis dari sebagian masyarakat terhadap budaya kearah masyarakat pembaca ini, perlu dirombak secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk itu, harus ada rencana dan strategi jelas, tegas dan matang yang harus dipersiapkan pemerintah dengan melibatkan segenap komponen. Dari pendapat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa bahwa faktor penghambat rendahnya budaya membaca adalah fasilitas buku bacaan yang minim, sarana dan prasana yang belum memadai , dan banyak hal yang harus dibenahi demini meningkatkan minat baca siswa baik dari pihak keluarga, lingkungan maupun sekolah, perpustakaan.

2.6 Upaya Peningkatan Minat Baca