Seperti upah buruh tani harian, dimana upah perempuan lebih rendah daripada upah laki-laki. Perbedaan upah ini dipengaruhi oleh perbedaan pembagian pekerjaan
pertanian. Penetapan jumlah upah buruh tani juga belum mendapatkan perhatian yang
serius oleh pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari upah buruh tani yang lebih rendah dari upah buruh bangunan dan industri. Secara nasional, rata-rata upah nominal harian
buruh tani selalu meningkat dari bulan ke bulan, namun secara riil rata-rata upah harian buruh tani cenderung mengalami penurunan. Secara nasional, rata‐rata upah
nominal harian buruh tani pada periode Januari 2011 naik sebesar 0,18 persen dibanding upah buruh tani bulan sebelumnya, yaitu dari Rp38.577 menjadi Rp38.648.
Sedangkan secara riil menurun sebesar 1,28 persen, yaitu dari Rp28.934 menjadi Rp28.565.BPS Indonesia, 2011. Dilihat dari besarnya jumlah upah harian yang
diterima buruh tani, terlihat betapa sulitnya buruh tani dalam memenuhi kebutuhan hidup melihat kondisi kenaikan harga pangan saat ini. Namun dalam masyarakat
pedesaan dikenal dengan adanya sistem tolong menolong, gotong royong, dan kerjasama yang dapat membantu para buruh tani dalam memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya. Begitu juga dalam hubungan kerja antara petani dan buruh tani, masih terdapat unsur tolong menolong dan kekeluargaan diantara masyarakat petani
. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana relasi sosial
antara petani dengan buruh tani dalam produksi pertanian yang telah membentuk suatu pola relasi sosial dan apa saja bentuk-bentuk sistem pengupahan yang ada dalam
hubungan tersebut yang telah disepakati di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
1.2 Perumusan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Penyempitan lahan pertanian yang terjadi pada pertanian pangan menyebabkan para petani padi menjadi petani gurem yaitu petani yang berlahan
sempit. Untuk menambah penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup, para petani gurem menyewa lahan dari pemilik lahan dan memilih pekerjaan sampingan seperti
menjadi buruh tani. Adanya petani dan buruh tani dalam masyarakat pertanian menimbulkan suatu relasi diantara mereka sebagai makhluk sosial tidak hanya relasi
atau hubungan pertukaran atau hubungan kerja tetapi juga terbentuk pola relasi kekerabatan, kekeluargaan, persaudaraan, dan relasi patronase. Di desa Tanjung Rejo
terdapat tiga jenis buruh tani yaitu buruh tani tetap, langganan, dan bebas. Dengan keberagaman relasi kerja masyarakat tersebut maka mempengaruhi munculnya sistem
pengupahan yang berbeda-beda sebagai hubungan pertukaran petani dan buruh tani. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini perumusan masalahnya
adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana pola relasi sosial antara petani dengan buruh tani dalam produksi pertanian?
2. Bagaimana bentuk-bentuk sistem pengupahan dalam hubungan kerja antara
petani dengan buruh tani dalam produksi pertanian?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui relasi sosial antara petani dengan buruh tani dalam produksi pertanian.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk sistem pengupahan dalam hubungan kerja
antara petani dengan buruh tani.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu sosiologi pada khususnya sosiologi pedesaan dan kajian mengenai hubungan sosial.
2. Untuk menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai
bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasisiwa sosiologi selanjutnya, serta diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas
cakrawala pengetahuan. 1.4.2
Manfaat Praktis 1.
Menjadi sumbangan pemikiran untuk kelembagaan pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan buruh tani.
2. Menjadi sumbangan pemikiran terhadap pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat dalam menetapkan kebijakan upah minimum dan mempercepat penerapan kebijakan tersebut supaya kesejahteraan petani
dan buruh tani lebih meningkat. 3.
Untuk memberikan masukan-masukan kepada pihak-pihak atau lembaga- lembaga yang membutuhkannya, terutama bagi petani dan buruh tani
supaya memiliki kelompok tani yang bisa menjadi tenaga penghubung untuk menghilangkan kesenjangan antara pemilik lahan dan buruh tani dan
Universitas Sumatera Utara
memberikan kontribusi bagi para LSM untuk meningkatkan produktivitas petani dan bargaining power para buruh tani.
1.5 Defenisi Konsep