BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab di muka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Ketentuan mengenai divestasi modal asing pertama kali diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1992 Tentang Persyaratan Pemilikan Saham dalam
Perusahaan Penanaman Modal Asing yang kemudian mengalami perubahan. Namun, ternyata pengaturan tentang divestasi saham belum sesuai dengan
perkembangan iklim investasi di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal. Perbedaan ketentuan lama dengan ketentuan baru yaitu dalam ketentuan lama ditentukan jangka waktu divestasi 30 tahun harus didivestasikan setelah
berproduksi secara komersil sedangkan dalam ketentuan baru mengenai pengaturan tentang divestasi modal asing berdasarkan kesepakatan para pihak
yang dituangkan dalam kontrak karya, khusus untuk divestasi di bidang pertambangan diatur dalam Pasal 97 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012
Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara yang
menentukan bahwa kepemilikan peserta Indonesia sebesar 51 lima puluh satu persen dengan jangka waktu pada tahun kesepuluh setelah 5 tahun berproduksi
pemegang IUP dan IUPK wajib mendivestasikan sahamnya .
Universitas Sumatera Utara
2. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Pasal
6 Ayat 1 Menteri Keuangan memiliki kewenangan untuk melakukan pembelian saham divestasi modal asing. Namun, apabila menyangkut keadaan tertentu sesuai
Pasal 24 Ayat 7 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, maka dalam pembelian divestasi saham modal asing harus melalui
persetujuan DPR. Keadaan tertentu misalnya akibat krisis moneter tahun 1997. Maka, dikeluarkan kebijakan BLBI untuk mempertahankan stabilitas sistem
pembayaran dan sistem perbankan oleh karena itu untuk penyelamatan modal negara harus melalui persetujuan DPR, sedangkan kasus divestasi saham PT.
NNT tidak diperlukan persetujuan DPR karena bukan merupakan keadaan tertentu, akan tetapi pembelian saham divestasi merupakan investasi pemerintah
yang terencana dalam APBN. 3.
Pemerintah selain memiliki kewenangan untuk melakukan divestasi saham terhadap modal asing juga memiliki kewenangan untuk melakukan divestasi
terhadap saham pemerintah. Persyaratan dan tata cara untuk melakukan divestasi terhadap saham pemerintah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
183PMK.052008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Divestasi terhadap Investasi Pemerintah. Sebelum melakukan divestasi pemerintah terlebih dahulu
melakukan analisis yaitu : analisis penilaian saham, analisis portofolio, analisis penilaian surat utang, analisis resiko, analisis kelayakan. Analisis ini dilakukan
untuk menghindari terjadinya permasalahan terhadap divestasi atas saham pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran