Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan
Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada
hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan serta memaknai pikiran dan
perasaan yang disampaikan oleh orang lain baik secara lisan maupun tulisan serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia.
Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah siswa yang memiliki disiplin berpikir dalam berbahasa, menyimak, berbicara, membaca serta
menulis. Adapun tujuan khusus pembelajaran bahasa adalah 1 siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman dan pesan secara lisan dan tertulis,
2 siswa mampu mengungkapkan perasaan secara lisan dan tertulis dengan jelas, 3 siswa mampu menyampaikan informasi secara lisan dan tertulis sesuai dengan
konteks dan keadaan. Salah satu keterampilan dan kemampuan yang perlu dimiliki manusia
Indonesia yang terus mendidik dirinya sendiri sepanjang hayat dan responsif terhadap perubahan tanpa kehilangan jati dirinya ialah kemahiran dalam berpikir literat
literate thinking. Literate thinking merupakan kemampuan interaksi dengan wacana sebagai respresentasi pengalaman, pikiran, perasaan, dan gagasannya secara tepat
sesuai dengan tujuannya. Dengan aktivitas membaca, kita akan mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui. Oleh karena itu, Misdan dan Harjasujana 1988: v
mengatakan bahwa, “Peranan membaca dalam masyarakat modern semakin jelas dan penting”.
Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan
Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Membaca sering sekali dianggap sebagai kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu bukan sekedar memahami lambang-
lambang tertulis, melainkan berarti pula memahami, menerima, menolak, membandingkan, atau meyakini pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh
pengarangpenulis. Kemampuan membaca seseorang banyak dipengaruhi pula oleh tingkat kematangan dan pengalamannya.
Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Penyelesaian berbagai kegiatan sangat bergantung pada kegiatan ini.
Kegiatan belajar, mengajar, melayani masyarakat di kantor-kantor pemerintah, berdagang, dan kegiatan lainnya menuntut keterampilan membaca mulai dari yang
sederhana hingga yang kompleks. Di samping untuk mendukung penyelesaian pekerjaan, keterampilan
membaca juga diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan akan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan hiburan. Pengetahuan dan keterampilan seseorang dapat bertambah
secara signifikan apabila didukung dengan kegiatan membaca. Adapun kebutuhan hiburan dapat dipenuhi antara lain melalui kegiatan membaca novel.
Hal di atas menunjukkan pentingnya keterampilan membaca dikuasai seseorang. Karena itu, keterampilan ini perlu diajarkan di sekolah-sekolah, bahkan di
perguruan tinggi. Mereka perlu dibekali teknik-teknik membaca, metode memahami bacaan, cara memperoleh informasi dari bacaan, dan kinerja akademik lainnya.
Untuk mengetahui kemajuan belajar dan penguasaan siswa terhadap materi- materi tersebut, guru menyelenggarakan pengukuran terhadap hasil belajar mereka.
Pengukuran difokuskan pada kinerja berpikir literat yang perlu dimiliki oleh mahasiswa dan siswa. Hal ini berimplikasi terhadap guru. Guru dituntut untuk
memiliki kompetensi dalam mengevaluasi keterampilan membaca Shihabuddin, 2007: 226.
Setiap manusia pasti memiliki kemampuan untuk berbicara tetapi tidak semua manusia terampil berbicara, karena untuk dapat terampil berbicara, perlu adanya
Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan
Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
latihan atau upaya ke arah tersebut. Manusia dalam kegiatan sehari-harinya ternyata selalu dihadapkan dengan kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara.
Manusia adalah makhluk sosial dan tindakan pertama dan paling penting adalah tindakan sosial karena berbicara sebagai suatu cara berkomunikasi, suatu
tindakan tepat saling bertukar pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling mengekspresikan, serta menyetujui
suatu pendirian dan keyakinan. Oleh karena itu, maka, di dalam tindakan sosial haruslah terdapat elemen-elemen umum, yang sama-sama disetujui dan dipahami
oleh sejumlah orang yang merupakan suatu masyarakat. Untuk menghubungkan sesame anggota masyarakat maka diperlukan komunikasi.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, guru lebih banyak mengajarkan pengertian bahasa daripada penggunaan bahasa. Oleh karena itu,
kemampuan siswa akan keterampilan berbicara menjadi kurang dan sangat terbatas, oleh sebab itu diperlukan keterampilan membaca yang baik sehingga penggunaan
bahasa, penambahan kosakata siswa lebih bertambah. Berbicara dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat
produktif. Keterampilan ini dapat diwujudkan dalam bentuk berpidato, presentasi, makalah, melakukan wawancara, berbicara monolog, ceramah, khotbah, dan
deklamasi. Bentuk-bentuk kegiatan ini sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Gagasan, pikiran, dan perasaan manusia diekspresikan kepada pihak lain,
diantaranya, melalui keterampilan berbicara ini. Jika seseorang tidak mahir berbicara maka orang lain akan mengalami kesulitan dalam memahami gagasan atau buah
pikirannya. Shihabuddin, 2007: 193. Berdasarkan kenyataan seperti itu, penulis ingin mengujicobakan sebuah
model pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran membaca terhadap pembelajaran berbicara. Pembelajaran berbicara yang monoton, membuat
siswa kurang mempunyai minat dalam pembelajaran berbicara. Model atau teknik yang salah akan membuat siswa menjadi pasif dan kurang
kreatif. Rendahnya keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran sekolah,
Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan
Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menyebabkan tidak adanya kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya dengan baik, sehingga perlu adanya model pembelajaran
yang dapat membuat membuat siswa menjadi aktif. Topik yang dipilih untuk meneliti kemampuan membaca siswa terhadap
kemampuan berbicara adalah topik tentang membaca novel. Novel merupakan topik yang membutuhkan penguasaan konsep dasar sehingga siswa akan mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas jika penguasaan konsep dasarnya kurang. Topik tentang novel dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Kristen
YPKPM Ambon merupakan topik yang membutuhkan penguasaan konsep dasar yang kuat tentang novel yang dibaca sehingga keterampilan membaca siwa tersebut dapat
pula meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam mengeluarkan pendapat sehingga siswa menjadi berani.
Berdasarkan uraian-uraian yang dipaparkan, maka untuk mengembangkan kemampuan berbicara siswa diperlukan model pembelajaran yang berpusat pada
siswa dan dapat memberikan kebebasan berpikir dan keterluasan bertindak dalam memahami pengetahuan dan memecahkan masalahnya, model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay-Two Stray salah satunya. Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning terkadang disebut juga
kelompok pembelajaran group learning, yang merupakan istilah generik bagi bermacam prosedur instruksional yang melibatkan kelompok kecil secara interaktif.
Siswa bekerja sama untuk saling membantu dan belajar bersama dalam kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama dalam kelompok mereka serta
dengan kelompok lain. Situasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dituntut untuk bekerja
sama dalam suatu tugas bersama, siswa harus mengkoordinasikan usaha-usahanya untuk menyelesaikan tugas. Pada pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu
saling tergantung untuk suatu penghargaan apabila mereka berhasil sebagai suatu kelompok. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang
memiliki latar belakang dan kondisi yang berbeda untuk bekerja saling bergantung
Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan
Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
satu sama lain atas tugas-tugas bersama sehingga mereka belajar untuk menghargai satu sama lain meskipun mereka berbeda ras, budaya, kelas sosial maupun
kemampuan. Penggunaan model pembelajaran berpengaruh terhadap keberhasilan proses
belajar mengajar. Permasalahan tersebut muncul karena teknik atau pun model yang dipakai oleh guru kurang cocok dan juga sesuai dengan minat siswa. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini peneliti mencoba menggunakan salah satu model pembelajaraan kooperatif yang menarik untuk digunakan dalam empat keterampilan khususnya
keterampilan membaca dan keterampilan berbicara yakni tipe Two Stay-Two Stray. Tipe ini adalah salah satu teknik dalam metode diskusi yang berbasis cooperative
learning. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray ini memiliki
tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari
jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran tipe Two Stay-Two Stray ini karena
terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit
diatur saat proses belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray mempunyai
karakteristik yang dapat mengembangkan kemampuan membaca sehingga kemampuan berbicara siswa tersebut dapat meningkat karena tahapan yang ada
menuntut siswa untuk melakukan segala aktivitas dengan siswa lain yang melibatkan proses berpikir, kerja sama dalam kelompok, toleransi antar siswa, dan lain-lain.
Tujuan dari pembelajaran dengan model ini adalah agar siswa dapat bertukar pikiran dan saling memberikan informasi dengan siswa lain. Hal ini dapat membuat siswa
Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan
Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berlatih untuk dapat meningkatkan kemampuan berbicaranya dan suasana kelas lebih menyanangkan dan termotivasi untuk belajar.
Menurut Lie 2002, model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Model pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay-Two Stray merupakan model pembelajaran yang dapat mendorong anggota kelompok untuk memperoleh konsep secara mendalam melalui pemberian
peran pada siswa. Pemberian peran pada siswa ini membuat siswa lebih memiliki tanggung jawab dalam mempelajari materi sampai menemukan sendiri
pengetahuannya. Model Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dapat meningkatkan
prestasi siswa dalam diskusi, karena tipe ini mengharuskan setiap siswa untuk mengeluarkan pendapatnya kepada kelompok lain tentang masalah yang telah dibahas
oleh kelompoknya. Demikian juga ketika siswa kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan materi apa yang di dapat dari kelompok yang dikunjungi. Siswa yang
kembali tersebut menjelaskan materi yang di dapat dari kelompok lain, siswa yang bertugas menjaga rumah menyimak hal yang dijelaskan oleh temannya.
Dari wawancara dengan guru bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon ketika pembelajaran membaca novel dan siswa diberikan
kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap novel yang dibaca, yaitu 40 siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kekurangaktifan siswa terlihat
pada saat diskusi berlangsung, tidak semua siswa aktif berdiskusi. Kesulitan lainnya yaitu dalam pembagian kelompok, ada siswa yang suka dengan teman kelompoknya
tetapi ada juga yang tidak suka dengan temam kelompoknya, hal ini juga mempengaruhi proses pembelajaran. Kegiatan membaca dan berbicara merupakan
kegiatan yang membutukan konsentrasi dalam memahami suatu bacaan serta pemahaman dalam menanggapi bacaan yang dibaca. Karena itu diperlukan suatu
model pembelajaran sehingga bisa membuat siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-
Two Stray yang diberikan.
Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan
Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan paparan di atas, penulis merasa perlu untuk mengangkat model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray ini dalam kegiatan diskusi untuk
meningkatkan kemampuan membaca dan kemampuan berbicara siswa agar siswa lebih berani untuk mengeluarkan pendapat mereka.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian