Ruang Lingkup Penelitian Variable Operasional Penelitian

lix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengambil lokasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan responden adalah mahasiswa yang menjadi konsumen IM3 untuk keperluan yang dibutuhkan. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih SIM Card IM3, yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, pelayanan konsumen, dan proses.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tersendiri yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan dipelajari Sugiyono : 2004. Populasi dari penelitian ini adalah konsumen SIM Card IM3 di Jakarta.

2. Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling atau non acak dengan menggunakan judgement sampling , yaitu sampel yang diambil adalah sampel yang digunakan untuk maksud dan tujuan tertentu. Responden yang diambil sebagai sampel didasarkan pertimbangan responden telah menggunakan produk tersebut. lx Subjek penelitian adalah konsumen IM3 pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 100 orang. Penentuan sampel ini berdasarkan kuota yang diperkirakan cukup representatif, mengingat keterbatasan sumber yang dimiliki peneliti dan tidak diketahui secara pasti besarnya populasi.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan menggunakan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan mengenai data yang diperlukan untuk mendukung skripsi penulis. Kuesioner terdiri dari pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang tidak memberikan kebebasan kepada konsumen atau pengguna SIM Card IM3 karena alternatif jawaban telah disediakan oleh penulis.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan dengan cara mengumpulkan informasi melalui buku-buku, literatur-literatur, jurnal manajemen pemasaran, serta data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan di teliti dengan maksud untuk mendapatkan data yang bersifat ilmiah dan teoritis. Data yang diperoleh tersebut disajikan sebagai landasan teori yang digunakan oleh penulis. lxi

D. Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu penelitian yang menjelaskan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen memilih SIM Card IM3, dilakukan dengan menggunakan pengukuran Skala Likert. Skala ini telah banyak digunakan dalam penelitian sikap masyarakat. Menurut Chisnall yang dikutip oleh An Noor Rizza Anova Jurnal Manajemen dan Akuntasi : 75, Skala Likert merupakan skala yang mampu mengungkap perasaan responden dengan baik. Responden diminta untuk menjawab setiap item pertanyaan, apakah anggapan dan kesan responden positif atau negatif. Semakin positif jawaban yang diinginkan, pemberian nilainya semakin besar dan sebaliknya. Kategori penilaian dalam Skala Likert adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Likert Sangat Tidak Setuju STS Tidak Setuju TS Ragu-ragu R Setuju S Sangat Setuju SS 1 2 3 4 5 Skala ordinal adalah angka yang memberikan dimana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan, ukuran ordinal digunakan untuk mengurutkan objek data terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Skala ordinal hanyalah memberikan nilai urutan atau rangking dan tidak menggambarkan nilai absolut Puharyadi dan Purwanto, 2003. lxii

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a Validitas Validitas berasal dari kata validity yaitu mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat itu mampu mengukur apa yang ingin diukur Husein Umar: 2003:176. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam semua daftar konstruk pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel, daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada Kaiser-Meyer-Olkin KMO Test yaitu dengan syarat angka Measure of Sampling Adequacy MSA harus di atas 0.5. Jika hasil uji validitas ini diperoleh angka MSA di atas 0.5, maka dapat dikatakan pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini valid. lxiii b Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat keandalan suatu kuisioner. Dimana kuisioner yang reliable adalah kuisioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama asumsinya, dan tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Serta apabila data yang diperoleh sesuai kenyataan, maka berapakali pun pengambilan data dilakukan, hasilnya akan tetap sama. Untuk melihat reliabilitas, maka dihitung Cronbach Alpha masing- masing instrumen. Variabel-variabel tersebut dikatakan reliable bila Cronbach Alpha nya memiliki nilai lebih besar 0,60 Purbayu 2005:251. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten. Teknik yang digunakan adalah koefisien Alpha Cronbach dengan rumus: − − = 2 2 1 1 t I S S k k ri Keterangan : k = Mean kuadrat antara subyek 2 i S = Mean kuadrat kesalahan 2 t S = Varians total lxiv

2. Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan sebuah analisis yang mencari hubungan interdependensi antar variabel, sehingga mampu mengidentifikasi dimensi- dimensi atau faktor-faktor yang menyusun Ety Rochaety,dkk, 2007: 184. Analisis faktor termasuk pada interdependence techniques, yang berarti tidak ada variabel dependen ataupun independen. Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Analisis faktor merupakan bagian dari metode analisis data multivariate yang digunakan untuk mengurangi reduction dan meringkas summarization semua variabel terikat dan saling berketergantungan. Ujianto dan Abdurrachman, 2004 : 41 Hubungan ketergantungan antara satu variabel dengan yang lain yang akan diuji untuk diidentifikasikan dimensi atau faktornya. Analisis faktor adalah suatu tehnik statistik untuk mengidentifikasikan jumlah faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan diantara beberapa variabel yang saling berhubungan Malhotra, 1996 dikutip dari Hasbi Ramli, 2004. Menurut Bhuono 2005 analisis faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokkan, dan meringkas faktor-faktor yang merupakan dimensi suatu variabel, definisi, dan sebuah fenomena tertentu. lxv Maholtra yang dikutip oleh Ujianto, dkk Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 2004 : 41, menjelaskan kegunaan analisis faktor adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang mendasari yang menerangkan korelasi diantara satu set variabel. b. Mengidentifikasi suatu variabel faktor baru yang lebih kecil, menetapkan variabel-variabel yang semula berkorelasi dengan analisis multivarian analisis regresi atau diskriminan. c. Mengidentifikasi tidak tepat kecil variabel penting dari tidak tepat besar variabel untuk digunakan dalam analisis multivarian selanjutnya. Model analisis faktor dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : Xi = Aij + Ai2F2 + AiF3.......................+ AimFm + ViUi Dimana : Xi = Variabel standar yang ke-i Aij = Koefisien multipel regresi standar dari variabel ke-i pada common factor j F = Common factor Vi = Koefisien regresi berganda standar dari variabel ke-i pada faktor unik-i Ui = Faktor unik variabel-i m = Banyaknya common factor lxvi Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common factor. Common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari variabel yang diteliti, dengan persamaan : Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 +..................+ WikXk Dimana : Fi = Faktor ke-i yang diestimasi Wi = Bobot atau koefisien Core factor Xk = Banyaknya variabel X pada faktor ke-k Prosedur untuk menganalisis faktor adalah sebagai berikut : a. Formulate the Problem Perumusan Masalah. Terdiri dari : Mengidentifikasi sasaran tujuan analisis faktor dan pengukuran variabel-variabel atas dasar skala Likert interval. b. Construct The Correlation Matrix Penyusunan Matrik Korelasi. Data disusun dalam matrik korelasi, proses analitik didasarkan pada korelasi matrik antara variabel-variabel yang ada. Apabila antar variabel tersebut saling berkorelasi maka analisis faktor adalah tepat untuk digunakan. Pengujian Barlett’s test of sphericity dapat dipakai untuk menguji ketepatan model faktor. KMO berguna untuk pengukuran kelayakan sampel. c. Determine the Number of Factors Penentuan banyaknya faktor. d. Rotate Factors Melakukan Rotasi terhadap Faktor. Hasil penting dari analisis faktor adalah matriks faktor, yang disebut juga pattern matrix lxvii matrik pola faktor, berisi koefisien yang digunakan untk menunjukkan variabel-variabel yang distandarisasi dalam batasan sebagai faktor. Didalam suatu matriks yang kompleks sulit menginterpretasikan suatu faktor. Oleh karena itu, melalui rotasi matriks, faktor ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih sederhana yang lebih mudah untuk diinterpretasikan, dengan harapan setiap faktor memiliki nilai non zero tidak 0 atau signifikan. Rotasi tidak berpengaruh pada communalities dan prosentase variance total yang dijelaskan. Tetapi prosentase variance yang diperhitungkan untuk setiap faktor tidak berubah. Variance yang dijelaskan oleh faktor individual diretribusikan melalui rotasi. Perbedaan metode rotasi akan menghasilkan identifikasi faktor yang berbeda. Metode yang digunakan untuk rotasi dalam penelitian ini adalah varimax procedure, yang meminimalkan banyaknya variabel dengan loading tinggi pada faktor, sehingga meningkatkan kemampuan menginterpretasikan faktor-faktor yang ada. e. Interpret Factors Menginterpretasikan Faktor. Interpretasi dipercepat melalui variabel-variabel yang memiliki loading lebih besar pada faktor yang sama yang kemudian dapat diinterpretasikan dalam batasan variabel-variabel yang loadingnya tinggi f. Select Surrograte Variables Memilih Variabel-variabel Pengganti. Memilih variabel pengganti sehingga peneliti dapat melaksanakan analisis berikutnya dan menginterpretasikan hasil dalam batasan lxviii variabel semula daripada skor faktor dengan menguji matriks faktor dan memilih setiap faktor variabel yang memiliki loading paling tinggi pada faktor tersebut. g. Determine Model Fit Menetepkan Model yang Sesuai. Langkah akhir dalam analisis faktor adalah penentuan ketepatan model. Perbedaan antara korelasi yang diamati yang terdapat dalam input matriks korelasi dan korelasi yang dihasilkan kembali seperti yang diestimasikan pada matriks faktor dapat diuji melalui model itu sendiri, yang disebut residual. Jika terdapat banyak residual yang besar, maka model faktor kurang tepat dan model perlu dipertimbangkan kembali. Dalam menggunakan analisis faktor, maka yang harus diperhatikan yaitu nilai-nilai dari: a. Bartles Test of Sphericity BTS Bartles Test of Sphericity digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang terdapat pada analisis faktor memiliki hubungan satu dengan lain atau tidak. Nilai Bartles Test of Sphericity dikatakan signifikan apabila maksimum sebesar 0,05. Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria sebagai berikut: Eti Rochaety dkk.,2007:186 1 Jika probabilitas sig 0,05 maka variabel penelitian dapat dianalisis lebih lanjut. lxix 2 Jika probabilitas sig 0,05 maka variabel penelitian tidak dapat dianalisis lebih lanjut. b. Kaiser-Meyer-Olkin KMO Kaiser-Meyer-Olkin memiliki tujuan untuk menganalisis kecukupan sampel atau data yang digunakan dalam analisis faktor. Bertujuan untuk megetahui apakah pengambilan sampel sudah mencukupi atau tidak. Jika sampel yang digunakan semakin cukup, maka berarti analisis faktor baik untuk digunakan atau matrik korelasi yang terbentuk semakin baik. Persyaratan yang harus dipenuhi agar data dapat dianalisa lebih lanjut adalah angka Measure of Sampling Adequacy MSA harus di atas 0,5. c. Eigen Value Eigen value digunakan untuk mengkaji serta melihat layak suatu faktor baru. Syarat layak menjadi suatu faktor baru adalah eigen value 1. Sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki eigen value 1 maka faktor tersebut akan dikeluarkan atau tidak digunakan. d. Kumulatif Varians Nilai kumulatif varians menunjukkan besarnya tingkat keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syarat apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal atau semula maka nilai kumulatif varians 60. Nilai kumulatif varians menunjukkan besarnya tingkat keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syarat apabila lxx faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal atau semula maka nilai kumulatif varians 60. e. Nilai Loading Bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu varian masuk dalam faktor baru. Nilai loading ini dapat dilihat dari, jika eigen value 1 maka suatu varian layak masuk kedalam faktor baru.

E. Variable Operasional Penelitian

Tabel 3.2 Variabel Operasional Penelitian Variabel Subvariabel Indikator Skala a. Produk 1. Jaringan luas 2. Sinyal kuat 3. Kejernihan suara 4. Layanan berupa SMS, MMS, WAP content base 5. Dapat digunakan untuk komunikasi data internet access 6. Tarif telepon dan SMS murah Ordinal Faktor-Faktor Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih SIM Card Prabayar IM3 b. Harga 1. Harga nomor perdana murah 2. Harga isi ulang pulsa elektrik murah 3. Harga isi ulang pulsa voucher murah Ordinal lxxi c. Tempat 1. Saluran distribusi menyeluruh keberbagai kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan dan lainnya 2. Pemasar mendirikan cabang- cabang penjualan ditempat strategis seperti pasar tradisional, mall, pertokoan 3. Ketersediaan di counter- counter handphone 4. Pengisian ulang pulsa dapat dilakukan melalui SMS dan ATM Ordinal d. Promosi 1. Iklan melalui media cetak dan elektronik yang menarik 2. Bahasa iklan mudah dimengerti oleh masyarakat umum. 3. Mengadakan pameran untuk fitur terbaru 4. Memberikan SMS gratis setiap isi ulang pulsa 5. Mengadakan acara musik untuk menghibur masyarakat 6. IM3 menggelar acara kuis melalui media elektronik Ordinal e. Pelayanan Konsumen Customer Service 1. Operator IM3 bersikap sopan terhadap konsumen 2. Operator IM3 cepat tanggap dalam melayani konsumen Ordinal lxxii f. Proses 1. Konsumen IM3 dapat melakukan panggilan tanpa adanya kesulitan 2. Konsumen IM3 dapat menerima panggilan tanpa hambatan Ordinal g. Orang People 1. Operator memberikan pelayanan IM3 24 jam 2. Kemudahan menghubungi operator dalam pelayanan IM3 3. Operator IM3 memberikan informasi layanan terbaru Ordinal h. Perilaku sebelum pembelian 1. Kesesuaian harga produk jasa yang ditawarkan 2. Kemudahan memperolah produk 3. Ada bonus SMS Ordinal lxxiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Objek penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan konsumen SIM Card IM3. Karena itulah penulis mencoba memaparkan gambaran umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai institusi yang menaungi para mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan terbitnya Keputusan Presiden RI Nomor : 31 Tahun 2002 tanggal 20 Mei 2002. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden H. Hamzah Haz pada tanggal 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pencanangan tiang pertama pembangunan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Meski nama dan pembangunan berubah total, namus Visi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidalah berubah, yakni menjadi menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan, ke-Islaman, dan ke-Indonesiaan. Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta-pun tidak berubah. Pada prinsipnya, Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejalan dengan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu menyelenggarakan pendidikan dan