tentang perawatan penyakit yang diderita maka semakin baik pula tingkat kepatuhan penderita dalam pemakaian obat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 54 responden, kepatuhan penderita dalam pemakaian obat penderita kusta berdasarkan dukungan informasi secara baik
sebanyak 31 orang 57.4 dan 23 orang 42.6 dengan dukungan informasi secara kurang. Secara statistik diperoleh nilai r=0.350 dan p=0.009 p0,05 yang artinya
semakin baik dukungan informasi tentang penyakit kusta maka semakin baik pula tingkat kepatuhan penderita dalam pemakaian obat.
4.7. Analisis Multivariat
Analisis multivariat bertujuan untuk melihat variabel penelitian dengan menggunakan uji regresi logistik berganda untuk menguji pengaruh persepsi tentang
penyakit kusta dan dukungan keluarga terhadap tingkat kepatuhan penderita dalam pemakaian obat penderita kusta.
Analisis multivariat didasarkan pada variabel-variabel dalam analisis bivariat yang mempunyai nilai p-value 0,25 namun pada hasil analisis bivariat terdapat 7
tujuh variabel dengan nilai p-value 0,05 sehingga langsung diikutkan dalam analisis multivariat tanpa dilakukan penyaringan yaitu variabel 1 persepsi
beratnya penyakit, variabel 2 persepsi risiko penyakit kusta, variabel 3 persepsi konsekuensi tidak teratur minum obat, variabel 4 persepsi tindakan pencegahan
kecacatan 5 dukungan emosional, variabel 6 dukungan instrumental dan variabel 7 dukungan informasi. Dapat dilihat pada Tabel 4.24.di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.24. Hasil Uji Regresi Logistik Berganda No Variabel
Sig EXP B
Lower Upper
1 Persepsi beratnya penyakit
0.047 4.569
3.037 10.308
2 Persepsi risiko penyakit
kusta 0.042
5.021 1.039
11.026 3
Persepsi konsekuensi tidak teratur berobat
0.033 10.067
5.012 19.008
4 Persepsi tindakan
pencegahan kecacatan 0.052
8.009 3.084
12.052 5
Dukungan emosional 0.158
5.017 1.019
12.031 6
Dukungan instrumental 0.150
5.119 2.055
7.110 7
Dukungan informasi 0.101
6.000 3.077
11.009 Nilai Konstanta
0.266 6.570
signifikan pada α=0,05
Berdasarkan Tabel 4.24. di atas, diketahui bahwa dari tujuh variabel yang diuji secara serempak dengan metode enter menunjukkan hanya terdapat 4 empat
variabel yang mempunyai pengaruh positip dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan penderita dalam pemakaian obat penderita kusta p0,005 yaitu variabel persepsi
beratnya penyakit dengan nilai p-value= 0,0.47 dengan nilai β=0,301, variabel
persepsi risiko penyakit kusta dengan nilai p-value= 0,042 dengan nilai β=0,223
variabel persepsi konsekuensi tidak teratur berobat dengan nilai p-value= 0,033 dengan nilai
β=-1.0.39 , variable persepsi tindakan pencegahan kecacatan dengan nilai p-value= 0,052 dengan nilai
β=0,776 sehingga dapat dibuat model regresi logistik berganda yaitu sebagai berikut:
F x = 1
1 + e
0.273-1.039 X
1
+ 0,223 X
2
+ 0.301 X
3
+ 0,776 X
4
Keterangan:
X
1
= persepsi konsekuensi tidak teratur berobat X
2
= persepsi risiko penyakit kusta X
3
= persepsi beratnya penyakit
X
4
= persepsi tindakan pencegahan kecacatan
Universitas Sumatera Utara
Artinya variabel persepsi konsekuensi tidak teratur berobat yang paling dominan memengaruhi tingkat kepatuhan penderita dalam pemakaian obat pada
penderita kusta. Dapat di ketahui bahwa secara keseluruhan model regresi logistik berganda ini dapat memprediksikan besarkecilnya, tinggirendahnya hubungan
faktor-faktor risiko yang ada terhadap tingkat kepatuhan penderita dalam pemakaian obat penderita kusta.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Persepsi Tentang Penyakit Kusta Dengan Tingkat Kepatuhan
Penderita Dalam Pemakaian Obat Penderita Kusta
5.1.1.Pengaruh Persepsi Beratnya Penyakit Kusta Dengan Tingkat Kepatuhan