menjelaskan cara mencegah terjadinya luka jika terjadi kecacatan yaitu dengan memelihara tangan dan kaki dengan baik dan bila penderita melihat bercak kulit yang
baru atau tanda-tanda baru mereka harus datang kembali kontrol atau pemeriksaan ulang ke puskesmas.
2.6 Kepatuhan Berobat Penderita kusta
Tujuan pengobatan penderita kusta adalah untuk memutuskan mata rantai penularan, menyembuhkan penyakit penderita dan mencegah terjadinya kecacatan
atau bertambah cacat. Pengobatan penderita kusta ditujukan untuk mematikan kuman kusta sehingga tidak berdaya merusak jaringan tubuh dan tanda-tanda penyakit jadi
kurang aktif sampai akhirnya hilang Depkes RI, 2006. Penderita yang sudah dalam keadaan cacat permanen, pengobatan hanya dapat
mencegah cacat lebih lanjut. Bila penderita tidak minum obat secara teratur, maka kuman kusta dapat menjadi aktif kembali, sehingga timbul gejala-gejala baru pada
kulit dan saraf yang dapat memperburuk keadaan Depkes RI, 2006. Beberapa regimen yang direkomendasikan untuk pengobatan kusta, yaitu
Multi Drug Therapy MDT, yaitu kombinasi dua atau lebih obat anti kusta, yang salah satunya terdiri atas Rifampisin sebagai anti kusta yang sifatnya bakterisid kuat
dengan obat anti kusta lain yang bisa bersifat bakteriosttik. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengobatan dilakukan oleh petugas
kesehatan dengan memonitor tanggal pengambilan obat, jika terlambat petugas harus melacak penderita tersebut, dan melakukan pengamatan pemberian obat untuk TP PB
6 dosi bilster dalam jangka waktu 6-9 bulan, dan untuk penderita MB dengan 12
Universitas Sumatera Utara
dosis dalam jangka waktu 12-18 bulan dan jika penderita sudah minum obat sesuai anjuran, maka dinyatakan Relase From Treatment tanpa perlu pemeriksaan
laboratorium Depkes RI, 2006. Kepatuhan yaitu tingkatderajat di mana penderita suatu penyakit dalam hal
ini penyakit kusta mampu melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau tim kesehatan lainnya, dan merupakan tingkat di mana
perilaku seseorang sesuai dengan saran praktisi kesehatan Smet, 1994. Menurut Taylor dalam Smet 1994, bahwa ketidakpatuhan merupakan salah
satu masalah yang berat dalam dunia medis, dan oleh karena itu sejak tahun 1960-an sudah mulai diteliti di negara-negara industri. Secara umum, ketidakpatuhan
meningkatkan risiko berkembangnya masalah kesehatan dan dapat berakibat memperpanjang atau memperburuk penyakit yang sedang diderita.
Kepatuhan penderita kusta untuk mengonsumsi obat dapat dilihat dari dosis dan batas waktu sampai dinyatakan selesai berobat dan tergantung pada jenis kusta
yang dideritanya. Dikatakan teratur, jika penderita kusta sudah minum obat sampai 6 bulan untuk tipe PB dan 18 bulan untuk tipe MB, dan dinyatakan tidak teratur, jika
penderita kusta belum minum obat sampai 6 bulan untuk tipe PB dan 18 bulan untuk tipe MB Depkes RI, 2006.
2.7 Konsep Kepercayaan terhadap Pengobatan Penyakit