Fransiska Delima Silitonga : Analisis Kekuatan Surat Perjanjian Perdamaian Dibawah Tangan Dalam Kasus Penyelesaian Sengketa Pers Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999, 2009.
57
profesinya, kalangan pers dituntut terus meningkatkan profesionalisme mereka dan memperkuatnya dengan penerapan kode etik yang ketat. Bersamaan dengan itu,
sudah tentu, dialog dan sikap saling mengerti antara pers, negara, masyarakat dunia usaha, harus terus diperdalam dan diperluas, untuk menghindari terjadinya praktik
saling menyalahkan, situasi sudah menuntut demikian.
E. Pers Dilindungi Dengan Undang-Undang Pokok Pers
Direktur Lembaga Bantuan Hukum LBH Pers Hendrayana mengatakan semua aparat hukum mulai dari Jaksa, Polisi, Hakim dalam menyelesaikan sengketa
pers semua harus sama satu pandangan dengan mengedepankan Undang-Undang Pers No. 40 Tahuri 1999.
53
Acara Workshop Aparatur Perspektif Pers di Indonesia itu menampilkan pembicara dari Dewan Pers Abdullah Alamudi, Hendrayana dari LBH Pers, Agus
Sudibyo dari Institute Studi Arus Informasi ISAI DAN Mahsyudi, Asisten Intelijen Kejati Kepri. Sedangkan yang menjadi peserta dalam acara tersebut dari Pengadilan
Negeri Batam, Kejaksaan Batam, Tajung Pinang, Karimun, dan Lingga. Praktisi hukum dan wartawan di Batam juga mengikuti acara tersebut.
54
Di Indonesia banyak kasus sengketa pers. Untuk itu menuntut pemahaman bersarma bagamana cara menyelesaikan sengketa pers ini dengan Undang-undang
Pers. Sedangkan menurut Abdullah Alaimudi, kebebasan pers ada dua hal yang
53
Ibid.
54
Hendrayana saat membuka acara Workshop Aparatur Perspektif Pers di Indonesia yang digelar oleh AR Batam, LBH Pers, USAID, DRSP di Panorama Regency.
Fransiska Delima Silitonga : Analisis Kekuatan Surat Perjanjian Perdamaian Dibawah Tangan Dalam Kasus Penyelesaian Sengketa Pers Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999, 2009.
58
bersebrangan. Kebebasan pers adalah hak masyarakat yang dipinjamkan kepada pers. Supaya pers bisa melakukan kegiatan jurnalistik untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan hak memperoleh inforinasi yang diakui oleh Undang-Undang Dasar- 1945.
55
Banyak sekali pelanggaran etika wartawan di Indonesia karena mereka tidak pernah membaca kode etik. Dewan Pers menerima 1.700 pengaduan menyangkut
pelanggaran etika. Survei Aliansi Jurnalis Indonesia AJI 85 persen wartawan tidak pernah baca kode etik. Yang berhak mengontrol pers adalah masyarakat. Kalau
masyarakat dirugikan akibat pemberitaan pers hendaknya di gunakan hak koreksi
56
Kalau setiap wartawan yang melakukan kegiatan jurnalistik dipidana yang rugi adalah masyarakat, karena hak masyarakat ditutup. Tapi wartawan yang
melakukan pidana silakan saja ditangkap. Kalau ada demonstrasi, petugas Satpol Peraturan pemerintah menghalangi wartawan mengan-lbil gambar, itu sudah
pelanggaran.
57
Mahsyudi menegaskan, sebenarnya wartawan yang melaksanakan tugas dengan profesional tidak bisa dikenakan KUHP tetapi dengan Undang-undang
Nomor 40 Tentang Pers. Agus Sudibyo mempersentasikan bagaimana penyelesaian sengketa pemberitaan yang terjadi di Indonesia; Saya kira yang perlu dilihat setelah
reformasi kebebasan Pers sebagai pondasi dalam menata demokrasi dalam sebuah
55
Ibid
56
Ibid
57
Mahsyudi, Penyelesaian Sengketa, Jakarta: Media Kita, Edisi 23 Juni 2008, halaman 3
Fransiska Delima Silitonga : Analisis Kekuatan Surat Perjanjian Perdamaian Dibawah Tangan Dalam Kasus Penyelesaian Sengketa Pers Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999, 2009.
59
negara.
58
F. Surat Edaran Mahkamah Agung SEMA, Nomor 13 Tahun 2008