disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak lask,1985; Reber,1998
19
. Setelah  diungkapkan  dari  beberapa  pendapat  ahli  pendidikan  di
atas,  penulis  dapat  menyimpulkan  bahwa  faktor –  fakor  tersebut  sangat
mempengaruhi  minat  siswa,  apabila  faktor-faktor  tersebut  dapat mendukung keinginan siswa  maka proses belajar mengajar berjalan lancar
dan  tujuan  pendidikan  akan  tercapai  sesuai  dengan  yang  diharapkan. Karena  minat  sangat  penting  peranannya  dalam  proses  belajar  mengajar
yang  harus  mempunyai  minat  tidak  hanya  siswa  saja,  melainkan  guru harus mempunyai minat mengajar.
B. Indikator Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
Ada  beberapa  indikator  untuk  mengetahui  minat  seeorang, Sebagaimana  yang  sudah  diuraikan  pada  teori  sebelumnya  bahwa  minat
seseorang  dapat  diketahui  dengan  beberapa  indikator  yang  dikutip  Alisuf Sabri dalam „psikologi pendidikan’ dari teori Ernest Hilgard, diantaranya
20
. 1.
Perasaan senang Perasaan senang terdiri dari dua kata, yaitu “perasaan” dan “senang”.
Perasaan  adalah  bagian  dari  penghidupan  yang  penting.  Kalau  manusia tidak memiliki rasa gembira, rasa duka cita, rasa cinta, rasa takut, harapan,
rasa terkejut dan lain-lain perasaan, maka penghidupan akan terasa kering, biarpun kita mempunyai akal yang bekerja dengan baik. Perasaan memberi
warna pada penghidupan. Contoh-contoh  berbagai  jenis  perasaan  di  atas  meliputi  pengalaman
kepancainderaan,  seperti  peradaban,  tetapi  dalam  pengertian  sempit meliputi semua pengalaman senang dan tidak senang.
19
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar…,h.167
20
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan …,h.82
Inipun  dapat  pula  mengenai  afek  letupan  perasaan  atau  keresahan semuanya  didefinisikan  oleh  Arnold  sebagai  “cara  penghayatan  khusus
sebagai jawaban atas pertemuan dengan dunia luar”.
21
Oleh  sebab  itu  perasaan  tidaklah  pasif,  atau  sikap  aktif  yang memungkinkan timbulnya peralihan kepada satu tindakan.
Yang  kedua  adalah  kata  senang,  jenis  perasaan  yang  ditinjau  oleh Clifford  T.  Morgan  dari  perkembangannya  semenjak  kecil  dijadikannya
suatu kelompok diantaranya adalah rasa senang, rasa takut, dan rasa marah. Perasaan  senang  ditimbulkan  karena  kenikmatan-kenikmatan  yang
diperoleh anak waktu kecil. Seperti makan kenyang, tidak basah, tidak ada yang  mengganggunya  dan  bebas  dari  semua  gangguan  dan  hambatan  dari
rasa takut dan marah
22
. Begitu  juga  dengan  minat  timbul  karena  sikap  senang  terhadap
sesuatu.  Jadi  orang  yang  sikapnya  positif  atau  suka  kepada  sesuatu  maka akan  dapat  timbul  minatnya  kepada  sesuatu  itu.  Jadi  ciri  orang  berminat
dapat  dilihat  dalam  sikapperasaannya  kepada  sesuatu  itu.  Misalnya  siswa berminat  mengikuti  eskskul  sbq  maka  sikapnya  akan  senang  terhadap  apa
yang  diperintahkan  dan  latihan-latihan  yang  diberikan  guru  tidak  ada paksaan atau terpaksa untuk melakukannya.
2. Memiliki pengetahuan arti kegunaan ekstrakurikuler
Kebutuhan  manusia  akan  kasih  sayang  atau  penghormatan  sama “sucinya”  dengan  kebutuhan  akan  kebenaran.  Ilmu  pengetahuan  yang
“murni” tidak mempunyai kebaikan interinsik lebih banyak daripada ilmu pengetahuan  “manusiawi”,  tetapi  juga  tidak  kurang.  Sifat  manusiawi
mensyaratkan  kedua-duanya  dan  bahkan  kedua-duanya  itu  tidak  perlu dibeda-bedakan.
21
M.B. Arnold, Gefuhl, dalam Lexion der padagogik II, hal. 76-79
22
H.Muh.  Said  dan  Junimar  Affan,  Psikologi  dari  Zaman  ke  Zaman,  Bandung  : Jemmars, 1990, Cet II, h.88-91
Contohnya  sekali-kali  muncul  ketika  konflik  sementara  antara pemuasan  kebutuhan  kognitif  dan  kebutuhan  emosional  menimbulkan
persoalan pemaduan, koordinasi, dan jarak, dan bukan konflik dan oposisi. Bisa  saja  terjadi  rasa  ingin  tahu  manusiawi  yang  murni,  objektif,  tanpa
pamrih  dari  ilmuwan  yang  murni  membahayakan  pemuasan  dari kebutuhan-kebutuhan manusiawi lainnya yang sama pentingnya, misalnya
keselamatan.  Disini  saya  bukan  hanya  mengacu  pada  contoh  nyata  dari bom  atom,  tetapi  juga  pada  kenyataan  yang  lebih  umum  bahwa  ilmu
pengetahuan  itu  sendiri  menyiratkan  suatu  sistem  nilai.  Betapapun,  garis batas yang dipakai sebagai pendekatan oleh ilmuwan yang “murni” bukan
garis  batas  Einstein  atau  Newton,  tetapi  lebih  merupakan  garis  batas ilmuwan “sinting” dari Hollywood. Suatu batasan bagi kebenaran dan ilmu
pengetahuan  yang  lebih  lengkap,  lebih  manusiawi,  dan  sukar  dimengerti, dapat  ditemukan  dalam  66,292,  376.  Ilmu  pengetahuan  demi  ilmu
pengetahuan akan sama buruknya dengan kesenian demi kesenian
23
. Begitu  juga  dengan  siswa  yang  memiliki  pengetahuan  atau
mengetahui  faedah-faedahkegunaan,  manfaat  atau  arti  daripada  kegiatan atau  sesuatu  yang  ingin    dilakukan  agar  dapat  memiliki  nilai  yang
maksimal. Siswa yang memiliki  minat yang tinggi terhadap sesuatu akan memperoleh  pengetahuan,  wawasan,  dan  pengalaman  serta  berbuat  lebih
tekun. Demikian pula siswa  yang mengetahui arti kegunaan atau manfaat pelajaran  ekstrakurikuler  maka  siswa  akan  berminat  dan  tekun
mempelajarinya. Dengan  begitu,  besar  kecilnya  minat  seseorang  dapat  diketahui
melalui pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya. 3.
Kebiasaan Setiap  individu  siswa  yang  telah  mengalami  proses  belajar,
kebiasaan-kebiasaannya  akan  tampak  berubah.  Burghardt  dalam  Syah 1996 menyatakan bahwa kebiasaan itu timbul karena proses penyusunan
23
Abraham  H.  Maslow,  Motivasi  dan  Kepribadian,  Jakarta  :  P.T.  Pustaka Pressindo,1993, Cet IV.h.3-4
kecenderungan  repons  dengan  menggunakan  stimulasi  yang  berulang- ulang.  Dalam  proses  belajar,  pembiasaan  juga  meliputi  pengurangan
prilaku  yang  tidak  diperlikan.  Karena  proses  pengurangan  inilah,  muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relative menetap dan otomatis.
Kebiasaannya  ini  terjadi  karena  prosedur  pembiasaan  seperti  dalam classical  dan  operant  conditioning.  Lihat  kembali  makna  dan  teori
belajar.  Contoh  :  siswa  yang  belajar  bahasa  secara  berkali-kali menghinadari  kecenderungan  penggunaan  kata  atau  struktur  yang  keliru,
akhirnya akan terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar. Adanya    sikap  yang  positif  atau  negatif  disebabkan  adanya  kebiasaan
dalam  berprilaku.  Untuk  membentuk  sikap  yang  positif  diperlukaan kebiasaan  yang  positif  begitu  pula  sebaliknya.  Begitu  juga  siswa,  apabila
memiliki  minat  yang  kuat,  ia  akan  selalu  terbiasa  atau  membiasakan mengikuti program ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah setiap
satu  minggu  sekali.  Semakin  sering  membiasakan  sesuatu  yang diminatinya, maka akan terlihat besarnya minat seseorang. Demikian pula
siswa yang terbiasa mempelajarimelakukannya hal yang berkaitan dengan pelajaran  ekstrakurikuler  maka  ia  akan  tertarik  berminat  untuk
mempelajarimelakukannya dengan tekun. 4.
Keyakinan Setelah  memiliki  perasaan  senang  lalu  memiliki  pengetahuan
kemudian  diterapkan  dan  dibiasakan  dalam  berprilaku  sehari-hari  maka akan terasa yakin terhadap sesuatu yang dilkukannya.
Sikap  yakin  merupakan  ranah  dari  afektif,  bidang  afektif  berkenaan dengan  sikap  dan  nilai.  Sikap  seseorang  bisa  diramalkan  perubahan-
perubahannya,  apabila  seseorang  telah  menguasai  bidang  kognitif  tingkat tinggi.  Ada  kecenderungan  bahwa  prestasi  belajar  bidang  afektif  kurang
mendapat  perhatian  dari  guru.  Para  guru  cenderung  lebih  memerhatikan atau  tekanan  pada  bidang  kognitif  semata.  Tipe  prestasi  belajar  afektif
tampak  pada  siswa  dalam  berbagai  tingkah  laku,  seperti  atensi  atau perhatian  terhadap  pelajaran,  disiplin,  motivasi  belajar,  menghargai  guru
dan  teman,  kebiasaan  belajar  dan  lain-lain.  Meskipun  bahan  pelajaran berisikan  bidang  kognitif  tetapi  bidang  afektif  harus  menjadi  bagian
integral  dari  bahan  tersebut,  dan  harus  tampak  dalam  proses  belajar  dan prestasi belajar yang dicapai.
Seseorang yang berminat terhadap sesuatu ia akan yakin terhadap apa yang ia lakukan tanpa ada perasaan ragu-ragu. Orang yang tidak memiliki
minat maka akan merasa khawatir atau cemas terhadap sesuatu yang akan dilakukannya.  Begitu  juga  dengan  siswa  yang  memiliki  minat  yang  kuat
terhadap  ekskul  sbq,  maka  akan  ia  akan  tertarik  berminat  untuk melakukan atau mempelajarinya.
5. Motivasi
Kebutuhan-kebutuhan  yang  biasanya  dijadikan  titik-tolak  teori motivasi  adalah  apa  yang  disebut  dengan  dorongan  fisiologis.  Dua
macam penelitian terakhir memungkinkan kami mengubah pendapat kami yang  lazim  mengenal  kebutuhan-kebutuhan  ini  ;  pertama-tama,
perkembangan  konsep  homeostasis,  dan  kedua,  pendapat  bahwa  selera pilihan  akan  makanan  yang  lebih  digemari  merupakan  petunjuk  yang
cukup  efesien  bagi  kebutuhan-kebutuhan  atau  kekurangan-kekurangan dalam tubuh.
Homeostatis  menunjukkan  usaha  otomatis  dalam  tubuh  untuk mempertahankan  aliran  darah  yang  konstan  dan  normal.  Cannon  78
telah  menguraikan  proses  ini  bagi  1  kandungan  air  dalam  darah,  2 kandungan  garam,  3  kandungan  gula,  4  kandungan  protein,  5
kandungan  lemak,  6  kandungan  kalsium,  7  kandungan  zat  asam,  8 tingkat  ion  hydrogen  yang  konstan  keseimbangan  asam  basa,  dan  9
suhu  darah  yang  konstan.  Jelaslah  bahwa  daftar  ini  dapat  diperpanjang dengan memasukkan mineral, hormone, vitamin, dan sebagainya.
Jadi  kelihatannya  tidak  mungkin  atau  tidak  ada  gunanya  untuk membuat  daftar  kebutuhan  pokok  fisiologis,  karena  ini  akan  mencapai
jumlah  beberapa  saja  yang  dikehendaki  seseorang,  tergantung  pada tingkat  kekhususan  penguraiannya.  Kita  tidak  dapat  menganggap  semua
kebutuhan fisiologis homeostatis. Bahwa hasrat seksual, kantuk, kegiatan dan  pelaksanaan,  serta  perilaku  keibuan  dalam  hewan  bersifat
homeostatis,  itu  belum  ditunjukkan.  Selanjutnya  daftar  ini  belum mencakup  berbagai  kesenangan  pancaindera    rasa,  bau,  gelitik,belaian,
yang  mungkin  bersifat  fisiologis  dan  yang  mungkin  menjadi  tujuan perilaku bermotivasi. Juga tidak kita ketahui apa yang harus disimpulkan
dari  kenyataan  bahwa  organisme  mempunyai  kecenderungan  yang serentak akan kelembanan, kemalasan, dan upaya kecil-kecilnya, dan juga
suatu kebutuhan akan kegiatan, rangsangan, dan kegairahan. Dalam  bab  sebelumnya  telah  ditunjukkan  bahwa  dorongan  atau
kebutuhan  fisiologis  ini  sebaiknya  dianggap  tidak  lazim,  karena  hal-hal ini dapat dipisah-pisahkan dan dapat dilokalisir pada bagian-bagian tubuh
tertentu somatik. Harus  dijelaskan  lagi  bahwa  kebutuhan  fisiologis  manapun  dan
kebutuhan konsumtif yang sejalan dengan itu berfungsi sebagai penyalur segala  macam  kebutuhannya  lainnya.  Artinya,  seseorang  yang  mengira
bahwa  ia  lapar  boleh  jadi  lebih  mencari  kesenangan  hidup,  atau ketergantungan  daripada  vitamin  atau  protein.  Sebaliknya,  adalah
mungkin sekali untuk sedikit memuaskan rasa lapar dengan kegiatan lain seperti minum  air  atau  merokok. Dengan kata lain,  meskipun kebutuhan
fisiologis  ini  relative  dapat  dipisah-pisahkan,  tidaklah  mungkin  untuk melakukannya secara tegas
24
. Selain  itu,  berkenaan  dengan  jabatan  guru,  peringkat  kebutuhan  itu
akan  mendorong  guru  untuk  melakukan  perilaku  keguruannya.  Perilaku guru  pada  dasarnya  merupakan  upaya  dalam  memenuhi  peringkat-
peringkat kebutuhan tersebut. Besar atau tidaknya minat seseorang terhadap sesuatu, dapat diketahui
dari  motivasinya.  Jika  motivasinya  tinggi  maka  semakin  kuat  minat seseorang  terhadap  sesuatu  yang  ia  inginkan.  Seperti  motivasi  siswa
24
Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian, Jakarta : P.T. Pustaka Pressindo,1993, Cet IV.h.43-45
dalam belajar adalah ingin mendapat nilai yang baik maka ia akan belajar dengan  sungguh-sungguh.  Begitu  juga  siswa  yang  memiliki  minat  yang
tinggi dapat mendorong untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu.
C. Kegiatan Ekstrakurikuler