Pengertian Taklik Talak Pengertian Taklim Talak dan Dasar Hukumnya

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG TAKLIK TALAK

A. Pengertian Taklim Talak dan Dasar Hukumnya

1. Pengertian Taklik Talak

Kalimat taklik talak secara etimologis berasal dari dua suku kata, yaitu kata taklik dan kata talak. Kata taklik talak adalah bentuk mashdar dari kata : . 4ﺕ q94ی q4 , yang bermakna menggantungkan sesuatu dengan suatu atau menjadikannya tergantung dengan sesuatu 39 . Para ulama memberikan defenisi dengan : r i C ﻡ R S ﺝ 4 S= i SC ﻡ R S ﺝ 4 S= 5 [ ﺕ 1 4 = , ﺝ 4 = 1 t 7 6 = ﺝ 4 = ? u 40 Artinya: “Menggantungkan hasil kandungan jumlah yang dinamakan jaza’ akibat dengan kandungan jumlah yang lain yang dinamakan syarat”. Sedangkan kata Talak berasal dari kata: .:bm q94nی q4m , yang berarti meninggalkan, memisahkan, melepaskan ikatan 41 . Para ulama memberikan defenisi Talak secara bahasa adalah: ﺕ ﻡ : L I I Artinya: “Melepaskan dari ikatan dan semisalnya” 42 . 39 Louis Ma’luf, Al-Munjid, Beirut: Darul Masyriq, tth, h 549 40 Mahmud Syalthut dan Ali Al-Sayis, Muqaranah al-Madzahib fil Fiqhi, Terjemahan Zakiy al-Kaaf, Bandung : Pustaka Setia, 2000, h. 210 41 Louis Ma’luf, Al-Munjid, h. 488 42 Ibrahim Anis, et.al., Al-Mu’jam al-Washit, Mesir: Darul Ma’arif, 1976, jilid 2, h. 567 Abdurrahman al-Jaziri dalam kitabnya al-Fiqh ‘Ala al-Madzahib al- Arba’ah, mengatakan bahwa pengertian talak menurut bahasa adalah: W0 L ﺱ 7 + 9 . + L U : L _ ﺱ ﻡ 8 sی. + L 98 H 43 Artinya: “Melepaskan ikatan, baik secara indrawi hakiki seperti melepas kuda atau tahanan, maupun secara maknawi seperti melepaskan perkawinan” . Al-Kahlani dalam kitabnya Subulus Salam mengatakan bahwa talak menurut bahasa adalah : _ ﺱ C v 44 Artinya : “Melepaskan perjanjian atau meninggalkannya”. Adapun taklik talak secara terminologi sebagaimana yang dikemukakan Wahbah al-Zuhaily adalah: ﻡ ﺕ j : 3 ,4 i C ﻡ S , Y P S ﻡ P h ? u [ 4 q ﻡ 6 F w Fe w ﻡ , w + w Y ی C ﺝ t ﺝ 3 F P 5 4 Z P b S Y Z m q Artinya : “Suatu rangkaian pernyataan yang pembuktiannya dimungkinkan terjadi diwaktu yang akan datang dengan memakai kata-kata syarat, seperti jika, ketika, kapanpun, dan sebagainya, seperti perkataan suami pada isterinya “jika kamu memasuki rumah fulan, maka kamu tertalak ” 45 . Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnahnya juga memberikan defenisi taklik talak sebagai berikut: 43 Abdurrahman al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala al-Madzahib al-‘Arba’ah Kairo:Darul Hadits, jilid 4, h. 274 44 Al-Kahlani, Subul al-Salam, Bandung: Dahlan, tth, jilid 3, h. 168 45 Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuhu, Damaskus: Darul Fikr, 1997, jilid 9, h. 6968 ﻡ ﺝ t x 3 i C n b y ﻡ 4 . ,4 Su ﻡ w 6 ی C ﺝ C t ﺝ 3 F e Z F , ﻡ S + N w Y Z m q 46 Artinya: “Suami dalam menjatuhkan talak digantungkan kepada sesuatu syarat, umpamanya suami berkata: “jika engkau pergi kesuatu tempat, maka kamu tertalak …”. Kemudian dalam kamus istilah fiqh disebutkan bahwa taklik talak adalah menggantungkan jatuhnya talak atas suatu hal, maka talak jatuh bila hal itu terjadi. Contohnya suami berkata kepada isterinya “Engkau tertalak bila saya tidak memberimu belanja dalam masa tiga bulan”. Maka jika suami genap tiga bulan tidak memberi nafkah kepada isterinya, jatuhlah talak suami 47 . Dari beberapa pendapat di atas, dapatlah dirumuskan bahwa taklik talak adalah suatu rangkaian pernyataan talak yang diucapkan oleh suami, dimana pernyataan tersebut digantungkan pada suatu syarat yang pembuktiannya dimungkinkan terjadi diwaktu yang akan datang. Sedangkan pengertian taklik talak yang dipraktekkan di Indonesia berbeda dengan pengertian taklik talak yang ada dalam kitab fiqh. Sebagaimana yang ada dalam Kompilasi Hukum Islam, pengertian taklik talak adalah : “perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria setelah akad nikah yang dicantumkan dalam akta nikah berupa janji talak yang digantungkan 46 Sayyid Sabiq, fiqh Sunnah, Beirut: Daar el-Fikr, 1983, jilid 2, Cet ke 4, h. 222 47 M. Abdul Mujid, Mabruru Thalhah Syafi’ah AM., Kamus Istilah Fiqh, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, Cet ke I, h. 366 pada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang” 48 .

2. Dasar Hukum Taklik Talak