17 Dalam proses belajar, peserta didik akan memperoleh prestasi belajar yang
baik bila ia menyadari, bertanggung jawab dan mengetahui cara belajar yang efisien. Seorang self regulated learner mengambil tanggung jawab terhadap kegiatan belajar
mereka. Mereka mengambil alih otonomi untuk mengatur dirinya, mendefinisikan tujuan dan masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan-
tujuannya, mengembangkan standar tingkat kesempurnaan dalam pencapaian tujuan, mengevaluasi cara yang paling baik untuk mencapai tujuannya, memiliki strategi
untuk mencapai tujuan dan beberapa strategi untuk mengoreksi kesalahannya serta mengarahkan kembali dirinya ketika perencanaan yang dibuat tidak berjalan dengan
baik. Mereka juga mengetahui kelebihan dan kekurangannya, mengetahui bagaimana cara memanfaatkan secara produktif dan konstruktif , Zimmerman Martinez-Pons,
1986 Berdasarkan defenisi yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa self regulated learning adalah proses belajar dimana peserta didik mengaktifkan kognisi, tindakan dan perasaan secara sistematis untuk mencapai tujuan
belajar yang telah ditetapkan.
2. Tahap – Tahap Self regulated learning
Proses belajar, tingkat kesadaran diri, motivasi dan keyakinan diri akan bersatu untuk menghasilkan self regulated learning yang baik. Struktur proses
regulasi diri dapat dibedakan kedalam tiga tahap Zimmerman, 2002.
Universitas Sumatera Utara
18 a.
Forethought phase Fase Perencanaan Merupakan proses dan keyakinan yang terjadi sebelum usaha dalam
belajar dilakukan. Terdapat dua proses utama dalam forethought phase yaitu analisis tugas task analysis dan motivasi diri self motivation. Analisis tugas
task analysis melibatkan penetapan tujuan dan merencanakan strategi dalam belajar. Peserta didik menetapkan tujuan secara spesifik untuk diri mereka sendiri
dengan tujuan agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan mudah. Motivasi diri self motivation berasal dari keyakinan diri peserta didik
dalam mencapai tujuan belajar. Keyakinan diri bahwa mereka memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas dan harapan mendapatkan hasil yang
baik, dalam kondisi inilah minat instrinsik intrinsic interest muncul, Bandura dalam Zimmerman, 2002.
b. Performance phase Fase Performa
Perfomance phase mengacu kedalam dua poin penting yaitu kontrol diri self control dan observasi diri self observation. Kontrol diri self control
mengacu pada pelaksanaan metode atau strategi yang telah dipilih, peserta didik menggunakan berbagai strategi dan metode belajar yang telah direncakan,
meliputi mengidentifikasi informasi yang penting, mencatat dan mengingat informasi sebelumnya, mengelaborasi, menyusun dan merangkum informasi yang
didapat, menginstruksikan diri, memberikan perhatian terhadap tugas. Observasi diri self observation mengacu pada peristiwa pribadi atau melakukan percobaan
untuk mengetahui penyebab dari peristiwa itu terjadi.
Universitas Sumatera Utara
19 c.
Self reflection phase Fase Refleksi diri Poin penting dalam self reflection phase adalah penilaian diri self
judgment dan reaksi diri self reaction. Penilaian diri self judgment mengacu pada evaluasi diri, hal ini dapat dilihat dari hasil kinerja diri sendiri, dapat juga
dengan membandingkan nilai yang didapat oleh peserta didik dengan nilai kinerja orang lain. Sehingga dari perbandingan tersebut dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik untuk mencapai hasil yang lebih baik. Reaksi diri self reaction melibatkan perasaan kepuasan dan ketidakpuasan diri terhadap hasil
kinerja. Adanya rasa kepuasan dapat meningkatkan motivasi sedangkan ketidakpuasan akan menurunkan motivasi diri untuk belajar, Schunk dalam
Zimmerman, 2002. Reaksi diri self reaction juga melibatkan respon adaptif dan defensif. Respon adaptif mengacu pada penyesuaian diri untuk meningkatkan
efektifitas misalnya dengan memodifikasi strategi belajar sedangkan respon defensif adalah menarik diri dan menghindari kesempatan untuk belajar sehingga
dapat menurunkan efektifitas peserta didik.
3. Strategi self regulated learning