Sistem Ekskresi, Reproduksi, dan Koordinasi
13
3. Pembuahan dan Perkembangan Embrio
Pada umumnya, setiap 28 hari sekali ovarium melepaskan sebuah sel telur. Pelepasan sel telur ini disebut ovulasi. Ketika
terjadi ovulasi, dinding uterus mengalami penebalan sehingga menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan dan perkem-
bangan zigot. Bila sesaat setelah terjadi ovulasi ada sel sperma yang masuk ke saluran telur, maka akan terjadi pembuahan
Gambar 1.12. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot kemudian membelah menjadi dua sel, empat sel, delapan sel,
dan seterusnya sehingga terbentuk embrio atau janin. Beberapa hari setelah zigot menempel di dinding uterus, akan terbentuk
sekumpulan pembuluh-pembuluh darah di dinding uterus yang disebut plasenta. Kebutuhan janin dipenuhi dari plasenta
dengan perantaraan tali pusat atau ari-ari perhatikan Gambar 1.13. Fungsi plasenta adalah sebagai pelindung janin dari kuman
penyakit dan racun tertentu; sebagai pengatur nutrisi dan oksigen bagi fetus dari ibu; dan sebagai jalan pembuangan sisa
metabolisme dari janin ke tubuh ibu. Lama kehamilan pada manusia sekitar 266 hari atau 9 bulan lebih 10 hari. Setelah
kehamilan mencapai usia tersebut, tibalah saatnya untuk proses persalinan atau kelahiran bayi.
Jika sel telur tidak dibuahi oleh sel sperma, lapisan dinding uterus yang telah menebal akan meluruh bersama darah dan
dikeluarkan melalui vagina. Peristiwa ini disebut menstruasi. Umum menstruasi akan terjadi setiap 28 hari sekali, walaupun
ada perempuan yang mendapatkan menstruasi kurang dari 28 hari dan ada pula yang lebih dari 28 hari. Bagi remaja putri,
menjaga kebersihan tubuh sangat penting ketika mengalami menstruasi. Darah haid yang keluar harus ditahan dengan
pembalut dan dibersihkan agar tidak menimbulkan penyakit.
Seorang remaja perempuan yang telah mendapatkan mens- truasi menunjukkan bahwa dia telah mampu menghasilkan sel
telur. Dengan kata lain, dia telah siap bereproduksi dan melahirkan bayi. Namun demikian, remaja belum mempunyai
kesiapan fisik, mental, dan sosial-ekonomi untuk mendapatkan kehamilan. Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati dalam
bergaul, jangan pernah terjerumus dalam pergaulan seks bebas dan seks pranikah
4. Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat menyebabkan pasangan usia subur sulit
memperoleh keturunan. Oleh karena itu, kamu harus selalu menjaga kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak
dapat memperoleh keturunan yang sehat. Beberapa gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi adalah
sebagai berikut.
a. AIDS
AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome disebabkan oleh virus HIV Human Immunodeficiency Virus yang
Gambar 1.12 Sel telur manusia yang
sedang dibuahi oleh sel sperma.
Sumber: news.bbc.co.uk
Gambar 1.13 Embrio manusia umur
8 minggu.
Sumber: www.med.kyoto-u.ac.jp
cairan ketuban
tali pusat plasenta
embrio
Di unduh dari : Bukupaket.com
14
Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas IX
Latihan 1.1
menyerang kekebalan tubuh. Penularannya dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah penderita AIDS,
jarum suntik yang tercemar, dan ibu hamil kepada anaknya. Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak,
sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV awalnya tidak
menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di
malam hari, dan otot sakit.
b. Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh bakteri Troponema pallidum.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada
bagian penis laki-laki atau di rahim perempuan. Bisul ini tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan
sendirinya. Gejala selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak menyebabkan gatal,
sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan
paha. Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut, muncul gejala berupa kerusakan
tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan.
c. Gonore
Penyakit gonore disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus
dan dapat menular melalui hubungan seksual. Gonore menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan
organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air dan keluar nanah dari uretra. Pada penderita
wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak menunjuk-
kan adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut sampai terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke testis
pada laki-laki dan oviduk pada wanita dapat menyebab- kan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian
menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika tidak segera
mendapatkan pengobatan.
1. Di manakah sperma dibentuk? Jelaskan urutan jalannya sperma dari tempat pembentukan hingga siap untuk diejakulasikan dikeluarkan.
2. Sebutkan alat reproduksi pada wanita beserta fungsinya masing-masing. 3. Bagaimanakah proses pembuahan berlangsung?
4. Bagaimanakah usahamu agar tidak tertular penyakit AIDS?
Gambar 1.14 Model komputer 3 dimen-
si virus HIV penyebab AIDS.
Sumber: wever.files.wordpress.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sistem Ekskresi, Reproduksi, dan Koordinasi
15
Semua sistem organ dalam tubuh manusia bekerja secara teratur dan selaras, kecuali jika ada gangguan atau kelainan. Hal
ini disebabkan karena ada sistem yang mengatur kerja berbagai sistem organ. Sistem organ ini disebut sistem koordinasi. Sistem
koordinasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sistem indera, dan sistem hormon endokrin. Sistem saraf bersama-sama
dengan sistem hormon berfungsi untuk mengatur dan memelihara fungsi tubuh, misalnya mengatur kontraksi otot,
perubahan alat-alat tubuh bagian dalam, dan sekresi berbagai kelenjar dalam tubuh.
1. Organisasi Sistem Saraf