Tabel 4.15 Analisis minat belajar siswa sebelum pembelajaran Interval
Jumlah Siswa
Presentase Kriteria
– 20 Tidak Berminat TM
21 – 40
Kurang Berminat KM 41
– 60 11
30 Cukup Berminat CM
61 – 80
25 67
Berminat M 81
– 100 1
3 Sangat Berminat SM
Tabel 4.16 Analisis kriteria minat belajar siswa sebelum pembelajaran
Jumlah yang memperoleh nilai Kriteria
SM SM+
M SM+M+
CM SM+M+
CM+KM SM+M+CM+
KM+TM
3 70
100 100
100 CM
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh kriteria sangat berminat sebesar 3, kriteria berminat sebesar 67, dan kriteria cukup
berminat sebesar 30. Jumlah presentase minat belajar siswa dilihat dari angket sebelum pembelajaran dilaksanakan untuk kriteria SM
adalah 3 dimana sehingga tidak masuk kriteria sangat
berminat. Jumlah presentase SM+M adalah 70 dimana sehingga tidak masuk kriteria berminat. Jumlah presentase
SM+M+CM adalah 100 dimana ≥
sehingga masuk kriteria cukup berminat. Jadi dapat disimpulkan bahwa kriteria minat belajar
siswa sebelum penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
adalah cukup berminat.
b. Data Pengamatan Minat Belajar Siswa
Daftar skor pengamatan minat belajar yang diperoleh masing- masing siswa saat pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Asissted Individualization TAI dapat dilihat dalam lampiran.
Dari hasil analisis data pengamatan minat belajar siswa diperoleh hasil:
Tabel 4.17 Skor dan kriteria minat belajar siswa saat pembelajaran
Siswa ke
Skor Kriteria
Siswa ke
Skor Kriteria
1 107
64 M
21 113
69 M
2 122
77 M
22 132
85 SM
3 117
73 M
23 139
91 SM
4 112
68 M
24 105
63 M
5 116
72 M
25 126
80 SM
6 114
70 M
26 78
40 CM
7 136
88 SM
27 109
66 M
8 120
75 M
28 142
93 SM
9 127
81 SM
29 124
78 M
10 97
56 CM
30 119
74 M
11 89
49 CM
31 99
58 CM
12 119
74 M
32 117
73 M
13 115
71 M
33 128
82 SM
14 118
73 M
34 110
67 M
15 121
76 M
35 139
91 SM
16 123
78 M
36 106
63 M
17 91
51 CM
37 110
67 M
18 98
57 CM
19 117
73 M
20 118
73 M
Tabel 4.18 Analisis minat belajar siswa saat pembelajaran Interval
Jumlah Siswa
Presentase Kriteria
– 20 Tidak Berminat TM
21 – 40
Kurang Berminat KM 41
– 60 6
16 Cukup Berminat CM
61 – 80
23 62
Berminat M 81
– 100 8
22 Sangat Berminat SM
Tabel 4.19 Analisis kriteria minat belajar siswa saat pembelajaran
Jumlah yang memperoleh nilai Kriteria
SM SM+
M SM+M+
CM SM+M+
CM+KM SM+M+CM+
KM+TM 22 84
100 100
100 M
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh kriteria sangat berminat sebesar 22, kriteria berminat sebesar 62, dan kriteria cukup
berminat sebesar 16. Jumlah presentase minat belajar siswa dilihat dari pengamatan selama pembelajaran untuk kriteria SM adalah 22
dimana sehingga tidak masuk kriteria sangat berminat.
Jumlah presentase SM+M adalah 84 dimana ≥
sehingga masuk kriteria berminat. Jadi dapat disimpulkan bahwa kriteria minat
belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization adalah
berminat. c.
Data Angket Minat Belajar Siswa setelah Pembelajaran
Data minat belajar siswa juga diperoleh dari hasil pengisian angket oleh seluruh siswa kelas VIII A setelah menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe Team Asissted Individualization TAI. Dari hasil analisis data yang diperoleh dari pengisian angket,
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.20 Skor dan kriteria minat belajar siswa setelah pembelajaran
Siswa ke
Skor Kriteria
Siswa ke
Skor Kriteria
1 98
77 M
21 90
69 M
2 99
78 M
22 102
81 SM
3 89
68 M
23 109
89 SM
4 83
61 M
24 93
72 M
5 96
75 M
25 91
70 M
6 102
81 SM
26 -
- 7
97 76
M 27
84 63
M 8
77 55
CM 28
88 67
M 9
102 81
SM 29
86 65
M 10
94 73
M 30
87 66
M 11
78 56
CM 31
76 54
CM 12
79 57
CM 32
95 74
M 13
87 66
M 33
82 60
M 14
102 81
SM 34
89 68
M 15
77 55
CM 35
89 68
M 16
97 76
M 36
70 48
CM 17
87 66
M 37
76 54
CM 18
94 73
M 19
72 50
CM 20
96 75
M
Tabel 4.21 Analisis minat belajar siswa setelah pembelajaran Interval
Jumlah Siswa
Presentase Kriteria
– 20 Tidak Berminat TM
21 – 40
Kurang Berminat KM 41
– 60 8
22 Cukup Berminat CM
61 – 80
23 64
Berminat M 81
– 100 5
14 Sangat Berminat SM
Tabel 4.22 Analisis kriteria minat belajar siswa setelah pembelajaran
Jumlah yang memperoleh nilai Kriteria
SM SM+
M SM+M+
CM SM+M+
CM+KM SM+M+CM+
KM+TM 14 78
100 100
100 M
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh kriteria sangat berminat sebesar 14, kriteria berminat sebesar 64, dan kriteria cukup
berminat sebesar 22. Jumlah presentase minat belajar siswa dilihat dari angket setelah pembelajaran untuk kriteria SM adalah 14
dimana sehingga tidak masuk kriteria sangat berminat.
Jumlah presentase SM+M adalah 78 dimana ≥
sehingga masuk kriteria berminat. Jadi dapat disimpulkan bahwa kriteria minat
belajar siswa setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
adalah berminat.
d. Data Wawancara Siswa
Tabel 4.23 Hasil wawancara siswa Pertanyaan
Jawaban Siswa
1. Apakah
kamu senang
mempelajari matematika?
S1 senang, karena matematika itu banyak rumus yang mudah dipahami.
S2 cukup senang mempelajarinya, tetapi ketika disuruh menghafalkan rumus yang agak banyak
jadi tidak senang. S3 cukup senang ketika belajar, tapi kadang
bingung karena pelajaran matematika itu sulit S4 kurang senang, karena susah memahami
pelajarannya terutama ketika mengerjakan soal dengan berbagai rumus matematika yang sangat
banyak. S5 Senang, alasannya ya senang aja. Lebih
seneng
hitung menghitung
daripada mempelajari kayak pelajaran IPS atau Bahasa
Indonesia gitu. S6 iya senang, soalnya matematika asyik
dipelajari.
2. Bagaimana
perasaanmu ketika
mengikuti pembelajaran
prisma
dan limas
dengan S1 perasaannya biasa aja sih, cuma seneng bisa
mengerjakan bareng-bareng, diskusi bareng temen, bisa saling membantu. Apalagi kemarin
pakai modul, jadi bisa belajar sendiri dan gak perlu nyatat banyak lagi kayak biasanya.
S2 senang, bisa berdiskusi sharing mengenai jawaban yang sudah dikerjakan sebelumnya.
Pertanyaan Jawaban Siswa
metode kooperatif tipe
TAI berbantuan modul?
Soalnya kemarin waktu saya ngerjain soal sendiri banyak yang gak bisanya, jadi
ditanyakan waktu diskusi kelompok. Kemarin juga pakai modul jadi tidak perlu banyak
mencatat kayak biasanya. S3 iya senang, bisa kelompok dan minta
bantuan teman ketika tidak bisa mengerjakan soal di modul. Tapi kadang teman gak ngasih
tau jawabannya karena saya sering tanya. S4 senang, lebih bervariasi sih jadi tidak bosan
S5 lumayan seneng, kemarin bisa tukar pendapat dengan teman. Ditambah lagi ada
waktu sendiri buat mempelajari materi secara individu.
S6 senang sih, karena ada kelompokannya gitu, jadi bisa saling tukar pikiran dengan teman.
3. Apakah kamu
lebih suka
dengan pembelajaran
kooperatif tipe TAI
dengan bantuan modul
kemarin atau
pembelajaran yang
sudah dilaksanakan
oleh guru
selama ini? S1 saya suka semuanya, soalnya saya bisa
memahami materi pelajaran dengan metode kemarin atau ketika memakai metode yang
digunakan bu Ambar. S2 lebih senang yang ada kelompok kayak
kemarin,
karena ketika
saya kesulitan
mengerjakan soal bisa tanya ke teman. S3 lebih senang yang kemarin sih, tapi yang
biasanya juga sama aja. S4 lebih senang yang kooperatif itu, tapi senang
juga sama metodenya bu Ambar. S5 Sebenarnya sama aja, tapi lebih senang yang
kemarin. Bisa bekerja sama dalam kelompok. S6 lebih suka yang kemarin, soalnya biasanya
gak pernah kelompokan. Terus kemarin pake modul jadi lebih enak belajarnya.
4. Apakah dengan
pembelajaran kooperatif tipe
TAI berbantuan modul
membuatmu lebih
bersemangat dalam belajar?
S1 iya, karena materinya sudah tahu, terus bisa mempelajari materi yang akan di bahas hari
besoknya. S2 semangat belajar pasti, supaya hasilnya
bagus ketika ulangan. S3 iya, soalnya beda dari yang biasanya. Jadi
lebih seru dalam belajarnya. S4 kayak biasanya sih, tapi ada perubahan
sedikit S5 Kalau semangat ya saya selalu semangat
kayak biasanya. S6 kayaknya ada, soalnya kalo biasanya itu
lebih sering dijelasin sama bu guru. Kalo
Pertanyaan Jawaban Siswa
kemarin bisa belajar pake modul. Cara belajar di kelas pun berbeda. Biasanya ga ada
kelompok kayak kemarin.
5. Apakah kamu
memperhatikan penjelasan yang
diberikan guru ketika
pembelajaran matematika
berlangsung? S1 memperhatikan, karena penjelasan yang
diberikan guru
membantu saya
dalam mempelajari materi.
S2 memperhatikan, tapi kadang ketika guru ngomongnya banyak saya ngobrol sama teman
S3 iya memperhatikan, tapi kadang saya nggambar di buku tulis ketika guru ngomong di
depan kelas, tapi cuma kadang lo. S4 iya selalu memperhatikan, soalnya sering ga
dong kalo ga memperhatikan. S5 Memperhatikan selalu, lebih mudah
memahami ketika dijelaskan guru. S6 iya memperhatikan, soalnya kalo tidak
memperhatikan tidak bisa dong, terus kalo ada teman yang tanya dan saya bisa ngasih taunya.
6. Apakah dengan
menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe
TAI
dapat meningkatkan
konsentrasi belajarmu?
S1 sama aja sih dari pembelajaran sebelumnya S2 iya bisa konsentrasi, tapi kadang ada teman
yang mengganggu ketika mengerjakan soal, belum waktunya diskusi tapi ada teman yang
tanya. S3 iya, tapi sama aja kayak biasanya.
S4 bisa konsentrasi sih, tapi ketika kegiatan diskusi kebanyakan tergoda untuk ngobrol
dengan teman. S5 Kalau konsentrasi kadang terganggu dengan
teman yang ngajak bercanda di luar topik materi.
S6 konsentrasi sama aja, tapi agak terganggu dengan teman yang ngajak ngomong terus, jadi
gak bisa fokus ke pelajaran.
7. Apakah kamu
belajar matematika
secara rutin
setiap hari? S1 belajar, biasanya belajar jam 7 atau setengah
8 tetapi tidak rutin setiap hari. S2 kadang belajar, terutama kalo pas ada PR.
S3 kadang-kadang, tidak setiap hari belajar, hanya kalo besok ada pelajaran matematika.
Tapi kalo orang tua menyuruh belajar ya saya belajar.
S4 kadang-kadang belajar, terutama ketika mau ulangan dan ada PR dari guru.
S5 Belajar rutin sih, biasanya sih malam tapi hanya setengah jam-an. Soalnya belajar
pelajaran yang lain juga.
Pertanyaan Jawaban Siswa
S6 iya belajar tapi tidak setiap hari, mungin seminggu 3 kali, gantian sama pelajaran
lainnya.
8. Apakah kamu
mempelajari sendiri
materi yang
ada di
modul ketika
kamu belajar
dirumah? S1 iya saya mempelajarinya sendiri dirumah,
kadang mengerjakan soalnya, kadang membaca materi untuk besok atau materi yang sudah
dipelajari disekolah. S2 kadang belajar sih kalau pas lagi mau,
terutama hafalin rumus yang banyak itu. S3 kadang-kadang buka modul dirumah
walaupun cuma baca-baca sebentar. S4 iya kemarin saya belajar pakai modul,
terutama mengerjakan soal-soal dimodulnya. S5 Iya mempelajari materi sendiri dirumah pas
belajar malam itu. S6 iya mempelajari dengan membaca-baca
materi yang akan dipelajari besok dan mencoba mengerjakan
soalnya walaupun
belum diajarkan dan saya tidak bisa.
9. Apakah kamu
menyelesaikan semua kegiatan
dan mengerjakan
soal yang ada pada modul?
S1 iya, tapi ada beberapa soal yang belum selesai karena banyak banget.
S2 iya tapi tidak semua, soal yang sulit tidak saya kerjakan.
S3 iya, saya mengerjakan soal-soalnya tapi ada yang tidak bisa.
S4 iya saya berusaha mengerjakan soal- soalnya.
S5 Iya saya menyelesaikannya terutama pas diskusi, tapi tetep belum terselesaikan semua
soal-soalnya. S6 iya saya kerjakan, tapi ada yang bisa ada
yang gak bisa.
10. Apakah kamu
menggunakan sumber belajar
selain modul
yang telah
diberikan untuk mempelajari
matematika? S1 iya, saya menggunakan buku paket yang dari
sekolah dan LKS. S2 pake buku yang diberikan sekolah, tap hanya
kadang-kadang aja. S3 iya pake buku paket dan LKS soalnya saya
jarang mencatat. S4 iya pakai buku paket dan LKS, tapi kadang
saya buka internet juga pas nyari materi. S5 Saya menggunakan buku paket, buku
catatan, terus kemarin nyari gambar jaring- jaring di internet.
S6 Iya pakai buku paket, jadi pas ada yang tidak ditemukan dimodul saya nyari di buku paket
Pertanyaan Jawaban Siswa
kayak rumus luas jajar genjang. Soalnya saya sering lupa sama pelajaran yang sudah lama.
Saya juga pakai LKS buat latihan soal.
11. Melalui
kegiatan individu
saat pembelajaran
kooperatif tipe TAI,
apakah kamu
mengerjakan soal pada modul
dengan baik? S1 iya saya kerjakan, tapi kalo pas tidak bisa
ngerjain ya tidak dikerjain. S2 ketika disuruh mengerjakan saya kerjakan,
tapi lebih sering tidak bisa mengerjakannya karena sulit.
S3 iya, tapi kadang mengerjakan, kadang ngobrol sama teman.
S4 saya berusaha mengerjakan soal tapi kadang menemui kesulitan, terus saya tanya ke teman
walaupun belum waktunya tanya. S5 Saya mengerjakan soal sebisa saya, kalau
ada yang tidak bisa saya tanyakan pada yang lebih tau.
S6 iya saya mengerjakannya.
12. Melalui
kegiatan diskusi kelompok,
apakah kamu
terlibat aktif
dalam kegiatan diskusi bersama
teman-teman sekelompokmu?
S1 saya aktif kok. S2 kadang-kadang aktif kadang-kadang cuma
perhatiin teman yang menjelaskan, tapi kadang- kadang juga malah ngobrol sama teman.
S3 kalo aktif enggaknya gak tau tapi saya terlibat dalam kegiatan diskusi.
S4 aktif. S5 Bisa dibilang aktif sih.
S6 lumayan sih, soalnya teman kelompokku kebanyakan pendiam.
13. Apa saja yang
kamu lakukan
selama diskusi kelompok
berlangsung? S1 kemarin membantu menjelaskan ke teman-
teman waktu diskusi, cuma kadang teman yang dijelasin ga memperhatikan.
S2 ketika diskusi saya menanyakan hasil pekerjaan
yang sudah
saya kerjakan
sebelumnya. S3 kemarin saya mengerjakan barneg-bareng
sama teman-teman, terus tanya ke teman yang lebih pintar dalam kelompok saya.
S4 kalo ada yang tanya saya jawab, kadang dijawab bareng-bareng sama teman-teman.
S5 saya terlibat dalam kegiatan diskusi, kemarin paling sering saya mencocokkan
jawaban saya dengan teman sekelompok, kadang memberi tau teman jika ada kesalahan.
S6 kemarin ya sharing mengenai jawaban yang sudah saya kerjakan dan teman-teman kerjain,
tapi lebih sering ngobrolin yang lain sih.
Pertanyaan Jawaban Siswa
14. Apakah kamu
mengalami kesulitan
saat pembelajaran
materi prisma
dan limas yang sudah
dilaksanakan kemarin?
Jika iya, usaha apa
yang kamu
lakukan untuk mengatasi
kesulitan tersebut?
S1 iya ada kesulitan mengenai rumus yang sering kebalik-balik, contohnya rumus volume
prisma malah pakai rumus volume limas. usahanya ya menghafalkan lagi, sama lihat
gambarnya jadi mudah diingat. S2 iya, susah menghafalkan rumus pas ngerjain
soal. Kalo pas ngerjain soal sering buka lagi rumusnya di rumah. Usahanya menghafalkan
rumus sambil mengerjakan soal. S3 soalnya sulit dikerjakan. Lebih sering tanya
ke teman waktu diskusi. S4 iya kalo pas mengerjakan soal sering lupa
rumus. Saya bikin catatan kecil untuk belajar. S5 pasti menemukan kesulitan lah terutama saat
mengerjakan beberapa soal. Saya tanya ke teman dan guru kalau kesulitan dalam
mengerjakan soal. S6 ada beberapa soal kemarin yang saya tidak,
jadi pas diskusi ditanyakan sama teman yang lain. Tapi kadang ada yang mengerti dan ada
yang tidak ketika dijelasin sama teman. Kalo dah mentok banget baru ditanyakan ke guru.
Wawancara digunakan untuk menguatkan data yang diperoleh peneliti melalui angket dan pengamatan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa siswa dapat disimpulkan bahwa siswa merasa senang ketika belajar matematika. Siswa juga belajar di rumah
walaupun tidak rutin dilakukan setiap hari. Namun beberapa siswa merasa tidak senang dengan matematika karena terlalu banyak rumus
yang menyebabkan siswa menjadi bingung. Siswa merasa senang ketika mengikuti pembelajaran prisma dan
limas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
dengan bantuan modul. Dalam belajar, mereka bisa sharing dan diskusi dalam kelompok mengenai permasalahan yang
diberikan dan dapat saling bertukar pikiran. Ditambah lagi saat
pembelajaran menggunakan modul, jadi siswa tidak banyak mencatat materi yang diberikan, hanya menambahkan hal-hal penting yang
belum tercantum pada modul pembelajaran. Siswa juga menggunakan dengan baik modul yang diberikan sebagai sumber belajar baik di
sekolah maupun di rumah. Kegiatan dan soal-soal yang tersedia di modul dikerjakan oleh siswa walaupun ada beberapa yang masih
diarasa sulit oleh siswa. Selain menggunakan modul, siswa juga menggunakan sumber belajar yang lain seperti buku dan LKS yang
diberikan oleh sekolah. Siswa berpendapat bahwa mereka bersemangat dalam
pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Siswa memperhatikan guru ketika diberikan penjelasan, namun ada beberapa siswa yang kadang
melakukan hal-hal lain seperti berbicara dengan temannya dan menggambar di buku. Hampir semua siswa mengatakan dapat
berkonsentrasi dalam pembelajaran. Namun ada beberapa siswa yang mengatakan konsentrasinya terganggu ketika kegiatan diskusi. Ada
siswa yang lebih condong untuk membicarakan hal di luar materi pembelajaran, ada juga yang mengajak bicara siswa lain di luar materi.
Sebagian besar siswa aktif ketika pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan, ada beberapa
kesulitan yang dialami siswa antara lain yaitu mengenai penggunaan rumus yang terbalik-balik dan tidak dapat memahami soal dengan
baik. Siswa dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya.
Dari analisis minat belajar siswa sebelum pembelajaran dan minat belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran Team Assisted
Individualization mengalami kenaikan dari kriteria cukup berminat
menjadi berminat. Setelah dilaksanakan pembelajaran, siswa yang tergolong dalam kategori sangat berminat SM mengalami peningkatan
sebesar 11 dan siswa yang berminat SM+M mengalami peningkatan sebesar 8. Selain itu dilihat dari pengamatan selama pembelajaran, minat
belajar siswa masuk dalam kriteria berminat dengan presentase sangat berminat sebesar 22 dan presentase berminat sebesar 62. Hasil tersebut
memperlihatkan bahwa penerapan pembelajaran Team Assisted Individualization
dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan
dengan beberapa siswa. Siswa mengatakan bahwa merasa senang mengikuti pembelajaran dengan metode Team Assisted Individualization
dengan bantuan modul. Siswa dapat memusatkan perhatiannya dengan baik. Siswa tertarik untuk belajar matematika baik di sekolah maupun di
rumah. Sebagian siswa terlibat aktif saat pembelajaran berlangsung.
4. Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar diperoleh melalui tes akhir yang dilaksanakan setelah pembelajaran prisma dan limas dengan menerapkan model
pembelajaran kooperaitf tipe Team Asissted Individualization TAI. Hasil belajar dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan miniman KKM,
sehingga diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.24 Ketuntasan dan klasifikasi hasil belajar siswa Siswa ke-
Nilai Kriteria
Klasifikasi
1 77.78
Tuntas Tinggi
2 67.78
Tidak Tuntas Tinggi
3 92.22
Tuntas Sangat Tinggi
4 36.67
Tidak Tuntas Sangat Rendah
5 80.00
Tuntas Sangat Tinggi
6 94.44
Tuntas Sangat Tinggi
7 98.89
Tuntas Sangat Tinggi
8 87.78
Tuntas Sangat Tinggi
9 87.78
Tuntas Sangat Tinggi
10 66.67
Tidak Tuntas Tinggi
11 71.11
Tidak Tuntas Tinggi
12 65.56
Tidak Tuntas Tinggi
13 90.00
Tuntas Sangat Tinggi
14 81.11
Tuntas Sangat Tinggi
15 87.78
Tuntas Sangat Tinggi
16 86.67
Tuntas Sangat Tinggi
17 67.78
Tidak Tuntas Tinggi
18 66.67
Tidak Tuntas Tinggi
19 91.11
Tuntas Sangat Tinggi
20 92.22
Tuntas Sangat Tinggi
21 77.78
Tuntas Tinggi
22 85.56
Tuntas Sangat Tinggi
23 82.22
Tuntas Sangat Tinggi
24 80.00
Tuntas Sangat Tinggi
25 93.33
Tuntas Sangat Tinggi
26 -
- -
27 71.11
Tidak Tuntas Tinggi
28 94.44
Tuntas Sangat Tinggi
29 71.11
Tidak Tuntas Tinggi
30 88.89
Tuntas Sangat Tinggi
31 86.67
Tuntas Sangat Tinggi
32 58.89
Tidak Tuntas Cukup
33 66.67
Tidak Tuntas Tinggi
34 75.56
Tuntas Tinggi
35 83.33
Tuntas Sangat Tinggi
36 33.33
Tidak Tuntas Sangat Rendah
37 25.56
Tidak Tuntas Sangat Rendah
Rata-rata 76.79
Tes hasil belajar pada materi bangun ruang prisma dan limas diperoleh nilai tertinggi 98,89 dan nilai terendah 25,56 dengan nilai rata-
rata adalah 76,79. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM berjumlah 23 siswa. Presentase ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut:
� = ×
= ,
Selain itu nilai tes akhir diklasifikasikan berdasarkan tabel kriteria hasil belajar siswa dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.25 Analisis hasil belajar siswa Kriteria
Jumlah Siswa Presentase
Sangat Tinggi 20
56 Tinggi
12 33
Cukup 1
3 Rendah
Sangat Rendah 3
8
Tabel 4.26 Analisis kriteria hasil belajar siswa Jumlah yang memperoleh nilai
Kriteria ST
ST+T ST+T+ C
ST+T+ C+R
ST+T+C+ R+SR
56 89
92 92
100 T
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh kriteria sangat tinggi sebesar 56, kriteria tinggi sebesar 33, kriteria cukup sebesar 3 dan kriteria
sangat rendah sebesar 8. Jumlah presentase hasil belajar seluruh siswa untuk kriteria ST adalah 56 dimana
sehingga tidak masuk kriteria sangat tinggi. Jumlah presentase ST+T adalah 89 dimana
≥ sehingga masuk kriteria tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kriteria hasil
belajar siswa kelas VIII A pada pembelajaran matematika dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
adalah tinggi.
D. Kelemahan Penelitian
Penelitian ini memiliki kelemahan, yaitu: 1.
Peneliti berperan sebagai guru dalam pembelajaran, hal ini mungkin berpengaruh terhadap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan pembelajaran dalam 5 kali pertemuan dengan 2 kali
pertemuan sebelum Ujian Nasional tingkat SMP dan 3 kali setelah Ujian Nasional tingkat SMP sehingga ada siswa yang lupa dengan materi yang
sudah dipelajari sebelum UN. 3.
Dalam mengamati minat siswa saat pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh 4 observer. Pada awal penelitian, observer sedikit mengalami
kesulitan dalam melaksanakan pengamatan karena belum mengenal siswa secara mendalam dan perlu menyesuaikan dengan keadaan kelas.
107
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization TAI berbantuan modul pada materi prisma dan limas
di kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan dapat meningkatkan minat belajar siswa, dilihat dari perbandingan hasil angket minat belajar dimana
setelah pembelajaran siswa yang sangat berminat mengalami peningkatan sebesar 11 dan siswa yang berminat mengalami peningkatan sebesar 8.
Sedangkan saat pembelajaran berlangsung, minat belajar siswa termasuk dalam kriteria berminat dengan presentase sangat berminat sebesar 22
dan presentase berminat sebesar 62. 2.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
TAI berbantuan modul pada materi prisma dan limas di kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan ditinjau dari hasil belajar
siswa memiliki kriteria tinggi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 63,89 dengan nilai rata-rata
76,79. Adapun kriteria hasil belajar setiap siswa dengan presentase kriteria sangat tinggi sebesar 56, dan kriteria tinggi sebesar 33.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran-saran dari penulis sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
TAI berbantuan modul dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif pilihan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan. 2.
Bagi peneliti yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
TAI lebih baik dilakukan pada kelas kecil, sehingga dapat mengamati siswa pada saat proses pembelajaran secara
maksimal dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. 3.
Metode pembelajaran ini dapat dikembangkan pada kelompok subyek penelitian dan materi yang berbeda.
109
DAFTAR PUSTAKA
Aris Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Multi Presindo.
Daryanto, H. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning: Metode, Struktur dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ibnu, Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013
Kurikulum Tematik IntegratifTKI. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kartika, Budi. 2001. Berbagai Strategi Untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif dalam Pembelajaran Fisika di SMU, Efektivitasnya, dan Sikap Mereka Pada
Strategi Tersebut. USD: Widya Dharma Edisi April 2001.
Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, Lexy. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya. Muhibbin Syah. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja
Pressindo. Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian
: skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah
. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santrock, John. 2014. Psikologi Pendidikan: Educational Psychology. Jakarta:
Salemba Humanika.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Suharsimi Arikunto. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Suyatno dan Asep Jihad. 2013. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru
Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Syaiful Sagala. 2014. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar
. Bandung: Alfabeta. Vembriarto, St. 1981. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan
Pendidikan Paramita. Winkel, W. S. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.
111
LAMPIRAN