14
2.1.1.2 Materi Garis Bilangan Kelas III Sekolah Dasar
Ruang lingkup mata pelajaran matematika untuk siswa kelas III sekolah dasar berdasarkan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 meliputi
bilangan, geometri, dan pengukuran Depdiknas, 2007. Meskipun demikian,
berdasarkan analisis kebutuhan diperoleh data bahwa materi yang sulit dipahami siswa kelas III sekolah dasar adalah materi garis bilangan. Batasan penyusunan isi
buku siswa dan buku guru terkait materi garis bilangan adalah bilangan yang diajarkan merupakan bilangan bulat, tepatnya bilangan bulat positif berdasarkan
standar kompetensi [1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka] dan kompetensi dasar [1.1 Menentukan letak bilangan pada garis bilangan] pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006. Garis bilangan termasuk dalam ruang lingkup materi bilangan. Dalam
pembelajaran di kelas, materi garis bilangan memiliki hubungan dengan kegiatan menghitung atau operasi hitung. Operasi hitung terdiri dari penjumlahan,
pengurangan, pembagian, dan perkalian bilangan bulat yang merupakan pengetahuan dasar untuk semua kegiatan berhitung. Semua operasi hitung tersebut
merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu kesulitan siswa dalam memahami materi
garis bilangan perlu segera diatasi. Materi garis bilangan pada buku meliputi kegiatan pengenalan dan pembangunan konsep terkait hakikat garis bilangan dan
letak bilangan pada garis bilangan. Bilangan bulat positif yang dikaji dalam buku siswa dan buku guru dibatasi oleh bilangan bulat positif sampai ratusan.
15
Guna menyesuaikan permasalahan di sekolah bahwa belum tuntasnya pemahaman siswa mengenai materi garis bilangan ternyata mempersulit siswa
menguasai materi lanjutan, yakni bilangan loncat dan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan ratusan, maka materi dalam penelitian ini
dikembangkan hingga materi bilangan loncat dan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan ratusan. Hal tersebut tentu sejalan dengan hakikat
matematika yang memiliki konsep-konsep yang saling berkaitan sehingga dapat diajarkan dalam waktu yang bersamaan. Oleh sebab itu, materi dalam buku siswa
dan buku guru terdiri dari dua lingkup materi, yakni materi pokok dan materi pengembangan. Materi pokok yang dimaksud adalah materi garis bilangan,
sedangkan materi pengembangan yang dimaksud adalah materi bilangan loncat dan materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan ratusan.
Disebut materi pengembangan karena materi tersebut bersifat mengembangkan kemampuan anak terkait garis bilangan sehingga tetap disajikan dalam bentuk
garis bilangan yang meliputi kegiatan pengenalan konsep bilangan loncat dan operasi hitung penjumlahan serta operasi hitung pengurangan bilangan bulat
positif ratusan pada garis bilangan. Untuk menyesuaikan tahap perkembangan kognitif siswa kelas III, yakni
tahap operasional konkret dan materi yang digunakan ketika penelitian dilaksanakan, maka diperlukan alat bantu atau sumber belajar yang dapat
melibatkan siswa secara aktif dan memberi kemudahan bagi siswa untuk memahami materi dengan mudah. Hal tersebut sejalan dengan peraturan
pemerintah yang tertulis dalam Standar Proses Pendidikan Nasional Tahun 2007,
16
yaitu proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Tidak jauh berbeda dengan peraturan pemerintah tersebut, Dimyati dan Mudjiono 2006 menyatakan bahwa
kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif dam memiliki dorongan, kemampuan, serta aspirasi sendiri.
Dengan keaktifan yang dimiliki, siswa dapat mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan,
dan menarik kesimpulan Dimyati Mudjiono, 2006: 45. Oleh sebab itu proses belajar hendaknya harus dialami sendiri oleh siswa. Proses mengalami sendiri
dalam pembelajaran sering disebut dengan pengalaman langsung yang selanjutnya dapat membuat pembelajaran menjadi bermakna. Produk yang dihasilkan dari
penelitian ini menghadirkan pembelajaran bermakna dalam proses belajar mengajar di kelas menggunakan pendekatan PMRI.
2.1.1.3 Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI