Sejarah Berdirinya Bus Trans Jogja

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya Bus Trans Jogja

Yogyakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia juga tidak lepas dari berbagai permasalahannya, daerah yang tumbuh dengan ikon kotanya sebagai kota pelajar, kota wisata dan budaya memberi dampak pada pesatnya pembangunan yang terjadi di Yogyakarta. Dari tahun ke tahun tercatat pertumbuhan penduduk di kota Yogyakarta semakin meningkat. Meningkatnya jumlah penduduk ini dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: 1. Keberadaan sarana pendidikan 2. Kultur dan budaya masyarakat yang unik dan ramah 3. Kondisi wilayah yang nyaman 4. Suasana wilayah yang kondusif untuk berbagai kegiatan 5. Keberadaan daerah tujuan wisata 6. Ketersediaan berbagai sarana dan prasarana yang memadai Beberapa faktor pengaruh di atas merupakan alasan-alasan yang biasanya menjadi sebab mengapa orang ingin menetap dan memilih berdomisili di Yogyakarta, alasan itulah yang kemudian mendorong semakin tingginya jumlah penduduk di Yogyakarta, tingginya jumlah populasi ini serta merta mendorong munculnya permasalahan-permasalahan di kota, mulai dari masalah sosial, 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ekonomi, lingkungan, keruangan dan permasalahan lainnya. Di antara kompleksitas masalah yang terjadi di wilayah perkotaan, khususnya Yogyakarta, salah satunya adalah permasalahan transportasi, ketersediaan lahan yang terbatas akibat dari berbagai kegiatan pembangunan, tidak mampu membendung tingginya animo masyarakat yang lebih cenderung memilih menggunakan alat transportasi pribadi private transport untuk menjalankan aktivitas pribadinya masing-masing. Besarnya tingkat penggunaan transportasi pribadi yang hanya membawa sedikit orang ini single occupant vehicle tidak hanya berdampak pada kemacetan jalan congestion tapi juga menimbulkan permasalahan lain, masalah lingkungan misalnya tingginya polusi udara dan kebisingan, yang dikeluarkan dari gas emisi karbon kendaraan dan suara mesin-mesin kendaraan yang tidak hanya menjadi masalah lingkungan namun juga berdampak pada berkurangnya tingkat kesehatan serta kualitas hidup masyarakat di daerah perkotaan. Masalah sosial seperti kecemburuan sosial social jealousy akan berakibat tingginya resiko kriminal, di aspek ekonomi penggunaan kendaraan pribadi yang tinggi, berdampak pada tingginya pengeluaran dan inefisiensi penggunaan bahan bakar, di aspek keruangan, dampak yang ditimbulkan dari permasalahan transportasi ini salah satunya adalah berkurangnya ruang terbuka serta inefisiensi penggunaan lahan yang hanya lebih banyak diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan dan parkir kendaraan, selain itu juga berdampak pada tidak terbendungnya sebaran kota urban sprawl hingga sampai ke wilayah pinggiran suburban yang secara perlahan akan mengubah fungsi lahan pertanian menjadi lahan yang fungsinya lebih komersial. Luasnya dampak yang diakibatkan dari permasalahan transportasi ibarat satu mata rantai yang saling terkait dan terus memberikan dampak domino bagi aspek-aspek lainnya. Kurang tanggapnya kita terhadap problematika transportasi tentu saja mengancam keberlangsungan kota urban sustainable, sehingga diperlukan perencanaan transportasi yang komprehensif, yang mengelaborasi setiap sisi permasalahan dari transportasi sehingga mampu dijadikan sebagai solusi terhadap semakin meluasnya permasalahan transportasi di daerah perkotaan khususnya Yogyakarta. Salah satu program solutif yang diprogramkan oleh pemerintah Provinsi Yogyakarta dalam menanggulangi permasalahan transportasi adalah dengan berupaya menyediakan sarana transportasi massal high occupant vehicle yang murah, aman, serta nyaman bagi masyarakat, alat transportasi itu kini lebih kita kenal dengan nama Trans Jogja. Pengoperasian model transportasi massal yang berupa bus dengan kapasitas 20 - 40 orang tersebut, diharapkan mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang akhirnya juga akan mengurangi berbagai dampak negatif yang timbul akibatnya seperti kemacetan, polusi udara, kecelakaan dan lain-lain. Pengelolaan Trans Jogja berada di bawah kewenangan Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam menjalankan program ini DISHUB DIY bekerja sama dengan PT Jogja Tugu Trans, adapun bentuk kerjasama antara keduanya adalah Dinas Perhubungan dalam hal ini sebagai pengelola utama yang bertugas mengatur sistem dan menyediakan fasilitas shelter dan isinya, sedangkan PT. Jogja Tugu Trans menyediakan fasilitas kendaraannya dan mengelola SDM yang menjadi petugas baik di bus maupun di dalam shelter. Kebijakan pengoperasian sistem transportasi publik Trans Jogja dimulai pada Februari 2008, kini program tersebut telah berjalan lebih dari dua tahun. Dalam mendukung kegiatan operasionalnya, Trans Jogja dilengkapi dengan beberapa bus yang mampu menampung 20 - 40 orang, dengan kapasitas tempat duduk 20 buah dan free space atau sebagian ruang tanpa tempat duduk mampu menampung 20 orang lagi. Selain itu operasional Trans Jogja dilengkapi dengan 75 buah shelter dengan 67 shelter berfungsi sebagai shelter umum, dan 8 shelter lainnya berfungsi sebagai shelter pos, dengan lokasi masing-masing shelter tersebar di beberapa wilayah. Untuk pembagian daerah operasional Trans Jogja sendiri di bagi menjadi 6 trayek, terdiri dari trayek 1A, 1B, 2A, 2B, 3A, dan 3B. Operasional Trans Jogja dimulai pada pukul 06.00 dan berakhir hingga pukul 22.00 setiap harinya. Dalam usahanya melayani penumpang manajemen Trans Jogja menempatkan masing-masing dua orang petugas di sebuah shelter dan dua orang petugas di dalam bus sebagai supir dan juga petugas yang memandu naik dan turunnya penumpang, waktu tunggu bus dengan trayek yang sama adalah selama maksimal 15 menit, misalnya bus 1A melintas di shelter X maka untuk menunggu kedatangan bus 1A kembali dibutuhkan waktu 15 menit, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sedangkan biaya yang harus di keluarkan oleh penumpang untuk menggunakan fasilitas Trans Jogja adalah sebesar Rp 3.000,00 untuk satu kali perjalanan dari shelter asal hingga shelter tujuan. Manajemen Trans Jogja juga memberikan fasilitas kartu elektronik langganan. Setiap orang bebas untuk memiliki kartu tersebut dengan persyaratan yang tidak terlalu rumit, yaitu cukup dengan mengisi formulir permohonan, dan membayar sejumlah uang untuk mengisi saldo kartu yang terdiri dari jumlah Rp 15.000,00, Rp 25.000,00, Rp 50.000,00 dan Rp 100.000,00. Bagi penumpang yang memiliki fasilitas kartu tersebut biaya yang dikenakan sekali perjalanan hanya Rp 2.700,00 ditambah dengan fasilitas free charge apabila penumpang turun selama satu jam dan kemudian sebelum satu jam kembali menggunakan Trans Jogja.

B. Tujuan dan Sasaran Transportasi Bus Trans Jogja