Singkatan Dokumen Gereja Singakatan Lain Latar Belakang

xix DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan dalam Penelitian Anova : Analisys Of Variance Ho : Hipotesis Nol Ha : Hipotesis Alternatif SPSS : Statistical Product and Service Solutions Std : Standard Dev : Deviasi Sig : Significant

B. Singkatan Dokumen Gereja

CT : Catechesis Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohenes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979

C. Singakatan Lain

Komkat : Komisi Kateketik KWI : Konferensi Waligereja Indonesia PUK : Petunjuk Umum Katekese No : Nomor Dll : Dan Lain-lain HP : Handphone Art : Artikel

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan banyak bahan yang bisa digunakan untuk menanamkan nilai-nilai positif pada siswa yang berperan dalam pembentukan karakter. Salah satu caranya adalah dengan cerita. Cerita memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan karakter. Dalam menempuh pendidikan seorang siswa mendengar atau bahkan melakonkan berbagai macam cerita, entah itu diceritakan guru di depan kelas, dari teman, maupun dari buku cerita yang ada di perpustakaan. Semua cerita-cerita itu menjadi perbendaharaan siswa. Anak-anak sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, mereka biasanya mengeksplorasi apa yang mereka lihat dan dengar melalui cerita, video, cergam, darama dan lain sebagainya. Metode yang digunakan membantu anak dalam memperkembangkan karakter serta membentuk karakter mereka. Pengalaman yang penulis alami selama melaksanakan tugas PPL di SD Kanisius Notoyudan Yogyakarta, sekolah ini biasanya menggunakan cerita sebagai bahan dalam proses pembelajaran, karena keterbatasan dalam penggunaan sarana viewer sehingga para guru biasanya mengajar dengan menggunakan cerita, agar siswa dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Kebiasaan lain yaitu ketika istirahat berlangsung, para siswa sering kali bercerita dengan teman- teman sebayanya sambil menikmati makanan yang mereka santap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Berbagai macam cerita yang mereka ceritakan, entah itu pengalaman yang menyedihkan ataupun yang menggembirakan hati mereka. Di sekolah ini juga menyedikan perpustakaan bagi para siswanya untuk mengisi waktu luang dengan membaca buku cerita, hanya saja waktu saya melakukan PPL di SD tersebut hanya ada beberapa anak yang berminat masuk ke perpustakaan karena ruangan yang terlalu sempit, dan tidak nyaman digunakan untuk membaca. Cerita tidak hanya didapatkan siswa pada saat di sekolah, tetapi cerita juga bisa kita jumpai di dalam keluarga kita masing-masing. Berbeda halnya dengan siswa-siswi yang sekolah di SD Kanisius Notoyudan ini, ada beberapa siswa yang hampir tidak pernah merasakan bagaimana bercerita di dalam keluarga mereka, apalagi mendapat perhatian setiap malam untuk dibacakan cerita oleh orang tuanya sebelum mereka tidur. Penyebab semua itu adalah karena orang tua lebih suka mengurusi kesibukannya sehingga melupakan kebutuhan anaknya, ada pula orang tua yang telah berpisah sehingga anak mereka harus hidup dan menumpang di rumah temannya. Ada beberapa siswa yang mengatakan pada saya bahwa mereka hidup dalam keluarga yang tidak menawarkan cerita yang dapat membentuk karakter mereka, melainkan sebaliknya mereka sering menyaksikan di mana kekerasan yang mereka alami di dalam keluarga, sehingga cerita yang mereka sampaikan kepada saya pada saat mengajar ialah yang bersisi kekerasan dan kebenciaan akan karakter ayah yang seringkali memukuli ia dan ibunya. Begitu menyedihkan, di mana anak-anak seusianya harus merasakan kehangatan dalam keluarga, namun tidak ia temukan di dalam keluarganya. Melalui pengalaman hidup, seorang anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 bisa belajar bagaimana nantinya ia akan berkembang. Keluarga merupakan wadah yang paling utama dalam kehidupan anak, kini merusak karakter anak dengan menawarkan cerita-cerita yang tidak bisa diambil sebagai contoh hidup. Anak- anak memiliki daya ingat yang sangat kuat, apa yang mereka dengar dan lihat akan mudah direkam dalam ingatan sehingga mereka mudah sekali untuk meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Saya mulai menyadari bahwa sebenarnya orang tua dan lingkungan di mana anak itu tinggal, sangat berpengaruh pada karakter mereka. Sebagai seorang guru, tentu sepintas melihat siswa-siswa yang nakal dan sulit diberitahu, tetapi saya menyadari bahwa setiap kenakalan yang dimiliki oleh siswa mempunyai alasan mendasar yang mereka bawa dari dalam keluarga. Guru di sekolah ini banyak sekali menawarkan cerita-cerita yang menarik bagi para siswanya, hanya saja agar siswa lebih mendalami nilai dari cerita tersebut, guru harus terlebih dahulu menguasai cerita, dengan menggunakan alat peraga, agar siswa lebih tertarik karena ketika cerita tersebut sudah menyentuh hati, maka cerita tidak hanya diingat tetapi dilakonkan dalam kehidupan. Sebagai guru kita tentu mampu menyederhanakan cerita, agar siswa mengerti cerita apa yang kita sampaikan didepan kelas. Karena ada kalanya orang menganggap cerita merupakan sesuatu hal yang sepele, habis diceritakan ya habis. Tetapi bagi siswa, cerita itu memiliki pengaruh yang sangat besar apalagi menemukan cerita yang mereka anggap menyenangkan hati mereka. Hal ini akan diingat sampai mereka beranjak dewasa, bahkan lanjut usia. Gereja Katolik juga menawarkan cerita kepada anak-anak, salah satu contohnya ialah cerita nabi Musa yang menyelamatkan bangsa Israel keluar dari 4 tanah Mesir melalui Laut Merah, dan masih banyak cerita-cerita lainnya. Melalui cerita bergambar, film, lagu-lagu yang memuat kisah-kisah dalam Kitab Suci serta melalui kotbah yang dibawakan oleh romo mau mengajak anak-anak untuk terlibat aktif dalam mendengarkan dan mengembangkan prilaku yang baik dalam kehidupan mereka. Di dalam Gereja Katolik juga dikenal dengan sebutan Pendidikan iman anak dimana anak-anak diajak untuk mengenal Tuhan, bagimana ajaran Gereja Katolik dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk membantu anak mengenal bahwa hidupnya tidak hanya sendirian tetapi Tuhan selalu membimbing dan menyertai mereka melalui sesamanya. Selain itu juga pendidikan iman anak membantu orang tua dalam mengembangkan iman anak- anak mereka dalam hal kerohanian. Gereja melihat bahwa anak-anak adalah penerus Gereja dimasa yang akan datang, oleh karena itu gereja sungguh menyayangkan jika anak-anak katolik tidak bisa terlibat aktif di dalam kegiatan tersebut. Dalam pendidikan iman anak, anak-anak diajak untuk mengenal berbagai macam jenis cerita dari Kitab Suci baik itu dari kitab perjanjian lama maupun baru. Pengenalan akan isi Kitab Suci membatu anak-anak agar dapat memahami dan meneladani tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut. Ketidakjujuran biasanya meresahkan diri sendiri maupun orang lain. Saat duduk di bangku sekolah, tidak jarang ada beberapa siswa yang tidak jujur dalam mengerjakan tugas sekolahnya dan menyontek di saat ujian berlangsung. Bahkan semua itu dianggapnya sebagai suatu hal yang biasa terjadi. Dari hal-hal yang kecil semacam itu ketika seorang siswa tidak mampu menyadari apa yang ia lakukan adalah perbuatan yang tidak jujur maka akan berdampak pada kelangsungan hidupnya dalam menempuh pendidikan selanjutnya. Dengan prilaku semacam ini sebenarnya tidak membangun karakter siswa untuk jujur dengan apa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 yang dikerjakannya. Ingin mendapatkan nilai yang bagus tetapi dengan cara yang tidak mendidik, tentu ada rasa bersalah dan tidak puas dengan apa yang dikerjakannya, kalau tidak ketahun kemungkinan besar mereka akan lolos, tetapi ketika ketahuan mereka akan merasa malu dengan perbuatan yang mereka lakukan. Kejujuranpun tidak hanya terjadi pada saat kita masih duduk di bangku sekolah dasar, tetapi baiklah kita melihat Akhir-akhir ini kita sering mendengar di media masa, radio maupun televisi. Seperti yang diliput oleh news.okezone.com Senin,18 Mei 2015- 04:58 wib, ada beberapa mahasiswa yang lulus dengan menggunakan ijazah palsu, sementara mahasiswa tersebut tidak pernah mengikuti kuliah aktif selayaknya mahasiswa biasanya. Beberapa universitaspun diduga meluluskan mahasiswanya dengan ijazah palsu. Melihat situasi semacam ini sungguh sangat memperhatinkan karena sekarang kejujuran dalam diri manusia semakin melemah. Dengan begitu orang bisa dengan mudahnya mendapatkan gelar yang diinginkan, tanpa susah payah melalui proses belajar. Yang menjadi keperihatinan sekarang ini bahwa mutu pendidikan akan semakin menurun dan kualitas lulusan yang tidak berkopeten dibidangnya membuat generasi selanjutnya akan mengalami hal yang sama yaitu kerugian serta kebodohan yang diakibatkan dari ketidakjujuran yang ada. Anak-anak di zaman sekarang hidup dengan berbagai macam kecanggihan teknologi. Tetapi disayangkan masih ada yang menyalah gunakannya misalnya untuk membuat tugas dengan mudahnya copy paste dari internet, tidak lagi mengembangkan pemikiran yang mereka miliki. Memang tidak ada salahnya kalau kita belajar dari sumber-sumber yang ada di internet, hanya saja lebih baik 6 kita memilah-milah mana yang bisa dijadikan sumber untuk belajar dan mana yang tidak. Itulah sebabnya banyak sekali plagiat yang terjadi mulai dari mengerjakan pekerjaan rumah hingga dalam menulis karya ilmiah sekalipun. Diberlakukan hukuman bagi yang diduga pagiat tetapi masih ada saja yang melakukannya, mencari sesuatu yang cepat jadi dengan jalan pintas. Sepertinya akalbudi yang diberikan Tuhan dengan cuma-cuma disalah gunakan untuk membuat sesuatu yang mudah bagi keuntungan diri sendiri. Cerita memiliki hubungan yang erta dengan karakter siswa. Banyak cerita, video, cergam dan televisi semua ini memiliki pengaruh yang positif dan negatif pada siswa. pada usia kanak-kanak biasanya anak suka menonton film kartun yang berisikan tentang perkelahian antar tokoh, sehabis memonton terkadang anak akan memperaktikan apa yang mereka tonton. Yang pernah saya alami saat observasi didalam kelas, ada dua orang siswa yang bertengakar hingga keluar ke halaman sekolah saya membantu untuk melerai mereka, malah saya yang kena pukul. Emosi yang sangat tinggi membuat anak-anak ini tidak tahu lagi siapa yang mereka hadapi. Tetapi syukurlah ketika satpam sekolah datang mereka bisa diam, dan saya melihat guru kelas mereka tidak hanya diam tetapi memberikan pemahaman kepada kedua siswa tersebuat bahwa tidak ada untungnya berkelahi dan merekapun berdamai. Usut demi usut penyebab perkelahian disebabkan saling mengejek nama orang tua. Kita bisa melihat pengaruh positif bagi anak-anak, kalau anak dihadapkan pada cerita, cergam, video yang mereka lihat mampu memberi motivasi, semangat, serta menanamkan nilai-nilai yang positif maka anak-anak akan terpengaruh untuk saling mengasihi sesamanya, mampu bertanggung jawab atas 7 kesalahan yang ia perbuat dan masih banyak hal mampu membangun serta menanamkan karakter pada anak. Setelah melihat kenyataan dan yang seharusnya terjadi ialah agar para siswa dapat memahami apa yang ada dalam isi cerita yang telah mereka baca, mereka dengar dan lihat selama ini. Serta mampu menemukan nilai-nilai yang sama dari berbagai cerita yang mereka baca, dengar, dan lihat sehingga dari nilai-nilai yang ada mampu menumbuhkan karakter kejujuran siswa menjadi seseorang yang menghidupi nilai-nilai yang mereka sukai dalam kehidupan mereka. Karakter tersebut akan menjadi hal yang mampu mengembangkan kepribadian mereka, baik itu melalui perkataan, pengetahuan maupun tindakan mereka. Karena karakter bukan suatu prilaku lahiriah saja, di mana seseorang melihat, mendengar, dan membaca setelah itu menirukan apa yang telah mereka ketahui. Tetapi karakter lebih mendalam dari itu, di mana orang bisa membentuk karakternya dengan melakukan aktivitas secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama, sehingga apa yang mereka dengar, baca maupun lihat dapat menjadi milik yang bisa dihidupi dalam kehidupan mereka di manapun mereka berada. Sehubungan dengan itu penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul: HUBUNGAN PERBENDAHARAAN CERITA DENGAN KARAKTER KEJUJURAN SISWA DALAM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS IV-VI DI SD KANISIUS NOTOYUDAN YOGYAKARTA. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang tersebut dapat di identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana cerita menawarkan nilai-nilai yang positif pada siswa ? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 2. Apakah semua cerita yang ada mampu membantu dalam mengembangkan karakter siswa ? 3. Sejauh mana guru menggunakan cerita sebagai bahan dalam mengajar para siswanya ? 4. Bagaimana perhatian orang tua terhadap perkembangan karakter anak ? 5. Apa saja yang dipersiapkan oleh guru sebelum membawakan cerita di depan kelas bagi para siswa ? 6. Sejauh mana peran gereja dalam Pendidikan Agama Katolik ? 7. Sejauh mana para siswa mampu menyadari karakter ketidakjujuran dalam diri mereka ? 8. Sejauh mana guru memberikan perhatian pada karakter siswa ? 9. Sejauh mana siswa mampu mendengar dan menyukai cerita dalam pelajaran agama katolik ? 10. Mengapa Pelajaran Agama Katolik menawarkan berbagai cerita bagi para siswa? 11. Apakah dengan cerita mampu memperkembangakan serta membentuk karakter kejujuran siswa ? 12. Bagaimana cerita berperan dalam pembentukan karakter siswa ? 13. Seberapa banyak para siswa mengoleksi buku-buku cerita ?

C. Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PATI Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Siswa Kelas IV SD Kanisius Pati Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dengan Menggunakan Media Gambar Seri.

0 2 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PATI Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Siswa Kelas IV SD Kanisius Pati Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dengan Menggunakan Media Gambar Seri.

0 0 16

Makna cerita dalam pendidikan Agama Katolik di sekolah.

1 13 100

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui pola naratif eksperiensial dalam Pendidikan Agama Katolik (PAK) di SMP Kanisius Gayam, Yogyakarta.

21 135 136

Pengaruh kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik terhadap minat belajar siswa kelas VI dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SD Sang Timur, SD Joannes Bosco, dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta.

2 36 205

Deskripsi pendampingan orang tua dalam belajar pendidikan agama Katolik siswa-siswi kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta.

0 0 155

Partisipasi orang tua dalam pendidikan Agama Katolik siswa-siswi kelas V SD Kanisius Wates Kulon Progo - USD Repository

0 0 111

Deskripsi pendampingan orang tua dalam belajar pendidikan agama Katolik siswa-siswi kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 153

Peranan motivasi belajar terhadap kegiatan belajar Pendidikan Agama Katolik (PAK) siswa kelas IV di SD Kanisius Temanggung tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository

0 2 108

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM OPERASI HITUNG CAMPURAN MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS NOTOYUDAN YOGYAKARTA

0 0 200