79
nilai signifikansi 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perbendaharaan cerita dan karakter kejujuran siswa.
C. Relevansi Perbendahraan Cerita dengan Pendidikan Agama Katolik
Mengingat sekarang mulai menurunnya cerita yang ada di sekolah-sekolah maka dengan adanya perbendaharaan cerita yang dimiliki oleh siswa
memampukan siswa untuk semakin mencintai pelajaran Agama Katolik. Dan bagi guru Agama Katolik harus mampu melihat situasi yang dialami oleh siswa dengan
mencari cerita-cerita yang sesuai untuk membantu siswa agar mampu memperkaya pengetahuan siswa tentang Agama Katolik. Sebagaian besar dalam
pelajaran Agama Katolik menggunakan cerita baik itu dari kisah-kisah yang terdapat dalam Kitab Suci maupun cerita tentang secara umum seperti cerita
kepahlawanan, sejarah, dll. Semua itu dengan tujuan membantu anak untuk bisa memperkembangkan karakternya. Cerita-cerita dalam pelajaran Agama Katolik
juga membantu perkembangan karakter siswa, hanya saja tergantung bagaimana guru menjelaskan kepada siswa dan bagaimana siswa melihat makna yang
terdapat dalam cerita yang dilihat, dibaca dan didengarnya. Melihat cerita di zaman sekarang dalam pelajaran Agama Katolik masih sangat relevan bagi
perkembangan karakter siswa, karena dalam pelajaran Agama Katolik sendiri banyak mengajarkan cerita-cerita yang berkaitan dengan nilai-nilai Agama
Katolik seperti, cinta kasih, kesabaran, kejujuran, kedisiplinan. Maka diharapkan agar semua guru dalam mengajarkan pelajaran Agama Katolik, agar bisa lebih
80
berkembang tanpa harus menghapus cerita-cerita yang sejak lama menjadi pegangan guru Pendidikan Agama Katolik dalam mengajar.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis mengalami beberapa kesulitan, tantangan dan keterbatasan sebagai berikut:
1. Dalam membuat kisi-kisi dan instrumen, variabel perbendaharaan cerita,
penulis merasa kesulitan untuk menemukan aspek yang tepat bagi siswa. 2.
Dalam penelitian penulis sulit menentukan waktu untuk penelitian terutama dalam menyebarkan angket.
3. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti mengalami kesulitan dikarenakan sekolah
mengira bahwa penelitian PTK yang akan digunakan oleh peneliti. Setelah peneliti mejelaskan bahwa hanya menyebarkan angket saja, tanpa harus
mengajar. Maka dengan demikian peneliti bisa melakukan penelitian . 4.
Penulis menyadari bahwa untuk meneliti penulis harus banyak membaca buku- buku penelitian yang membantu penulis untuk membahas hasil penelitian.
5. Penelitian kuantitatif memiliki kebatasan karena terbatas pada data yang di
bahas dan menghitung tentang data yang didapatkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V penulis akan memaparkan kesimpulan dan saran dari keseluruhan permasalahan skripsi ini. Kesimpulan lebih berkaitan dengan rangkuman dari
hasil penelitian dan pembahasannya, juga merupakan jawaban dari permasalahan yang dikemukakan sebelumnya. Sedangkan saran akan mengemukakan usulan
yang berkaitan dengan pengembangan Pendidikan Agama Katolik di masa mendatang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perbendaharaan Cerita
Perbendaharaan cerita adalah kekayaan yang diperoleh ketika anak membaca, menyimak dan memahami peristiwa yang terjadi yang menggambarkan
berbagai macam makna yang tersirat maupun tersurat dalam cerita seperti karakter tokoh, alur dan isi cerita.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai mean dari perbendaharaan cerita sebesar 56,8000 yang menunjukkan bahwa perbendaharaan cerita yang dimiliki
oleh siswa dalam Pendidikan Agama Katolik dengan banyaknya buku yang dibaca, didengar dan dilihat, memahami alur cerita, memahami tokoh-tokoh, dan
memahami isi cerita sangat baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2.
Karakter Kejujuran Siswa
Karakter Kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan dan
tindakannya baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas IV-VI di SD Kanisius
Notoyudan Yogyakarta. Dari tabel data deskripsi diperoleh bahwa karakter kejujuran siswa kelas IV-VI SD Kanisius Notoyudan Yogyakarta dalam
Pendidikan Agama Katolik memiliki mean sebesar 34,5846 berarti termasuk dalam kategori sedang.
3. Korelasi
Dari analisis yang ada terdapat hubungan yang signifikan perbendaharaan cerita dengan katakter kejujuran siswa ditunjukan dengan nilai Analisis
NonParametrik Correlations sebesar 0,442 dengan signifikansi 0,000. Penemuan ini memberikan gambaran bagi peneliti bahwa semakin banyak perbendaharaan
cerita yang dimiliki oleh siswa maka siswa semakin berkarakter jujur.
B. Saran