84
satu sama
lain, walaupun
mereka berbeda agama tetapi
mereka dituntut untuk bisa
bekerjasama dalam satu regu
3. Faktor-faktor yang menghambat penanaman nilai-nilai moral dalam
kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SD N Kalasan Baru
Dari hasil observasi pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 13.20, peneliti hanya melihat 16 siswa yang hadir untuk mengikuti kegiatan
ekstrakulikueler pramuka. Pembina pramuka terpaksa mengulur waktu dimulainya upacara pembukaan untuk menunggu siswa yang datang
karena hari tersebut adalah hari kejepit, setelah menunggu kehadiran siswa untuk mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler pramuka. Pembina pramuka
memulai upacara pembukaan pada pukul 13.58 WIB. Dan pembina pramuka memutuskan untuk memberikan materi permainan sederhana
pada pertemuan tersebut. Berdasarkan wawancara singkat dengan salah satu siswa YS pada
15 Mei 2015 sebelum dimulainya kegiatan pramuka, mengatakan sebagai berikut :
Peneliti : kenapa yang berangkat hanya sedikit dek?
YS : iya mbak, soalnya hari kejepit jadi pada males, ada
yang les juga mbak. Peeliti
: Kenapa kamu berangkat dek ? YS
: gapapa mbak, suka sama pramuka mbak. Sebelumnya, pada 08 Mei 2015, peneliti juga menemukan beberapa
siswa laki-laki tidak memperhatikan materi yang disampaikan pembina pramuka. Hasil observasi tersebut didukung dengan hasil wawancara yang
85
dilakukan dengan Ibu SS pada 20 Juni 2015 pukul 08.30. Pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor apa saja yang menghambat penanaman nilai
moral melalui kegiatan Ekstrakurikuler pramuka di SD N Kalasan Baru sebagai berikut :
Faktor penghambat penanaman nilai moral ini, saat ini anak-anak sepertinya kurang antusias mengikuti kegiatan pramuka, karena
memang di rumah ada banyak sekali permainan yang mungkin anak-anak lebih menyukai kegiatan itu dibandingkan kegiatan
pramuka, karena pramuka bagi anak-anak melelahkan dengan penggemblengan-penggemblengan seperti itu, anak-anak menjadi
kurang bebas, sehingga antusias anak-anak pada kegiatan pramuka memang berkurang. Kurangnya dana BOS untuk
membiayai kegiatan pramuka.
Berdasarkan pernyataan Ibu SS diatas, diketahui bahwa faktor penghambat penanaman nilai moral pada pramuka ialah kesadaran siswa
untuk berpatisipasi dalam kegiatan pramuka masih kurang, faktor yang membuat siswa malas adalah lebih tertariknya siswa dengan permaianan
yang lebih menarik dan menyenangkan. Kemudian wawancara yang dilakukan dengan pembina pramuka
SD N Kalasan Baru bapak SHR pada 23 Juni 2015 yaitu sebagai berikut: Faktor penghambat banyak sekali, satu kadang anak kurang
konsentrasi, kemudian kepeduliannya kurang, disamping itu dorongan dari orangtua juga kurang, kadang berbenturan dengan
kegiatan les anak sehingga kegiatan pramuka yang dikalahkan. Itu kegiatan wajib.
Dengan pertanyaan kesulitannya sebagai pembina pramuka berikut adalah pernyataan dari Pak SHR :
Peneliti : Kesulitannya menempatkan diri seperti apa pak ?
Pak SHR : Ya, begini kita sebagai pembina sudah memberi
tahu mana yang baik dilakukan dan mana yang tidak baik
86
dilakukan, kita sudah mencontohkan hal yang baik, namun anak- anak kita masih saja menganggap acuh mbak.
Berdasarkan uraian Pak SHR diatas, faktor penghambat penanaman nilai-nilai moral dalam kegiatan estrakulikuler pramuka adalah kurangnya
konsentrasi siswa, kurangnya kepedulian siswa, serta kurangnya dukungan dari orang tua untuk mengikuti kegiatan ekstakulikuler pramuka. Jadi
dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat untuk menanamkan nilai- nilai moral yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu :
kurangnya kepedulian siswa dan kesadaran siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka, kurangnya konsentras siswa, dan
kurangnya dukungan orangtua terhadap pramuka.
4. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat