Index Standar Pencemaran Udara ISPU

A. Index Standar Pencemaran Udara ISPU

Untuk menentukan ada atau tidak adanya pencemaran udara secara yuridis diperlukan baku mutu udara “air quality standards”, baik baku mutu udara ambien BMUA maupun baku mutu emisi BME dengan mengacu kepada batasan pencemaran lingkungan yang ditetapkan Pasal 1 angka 12 UUPLH dan formulasi pencemaran udara yang tertuang pada Pasal 1 angka 1 PP PPU. Dalam pandangan Vaun A. Newill, baku mutu udara BMU merupakan kriteria hukum penentuan terjadinya pencemaran udara: “Air quality standards are legal limits placed on levels of air pollutants in the ambient outdoor air during a given period of time” Ditandaskan Jean J. Schueneman: baku mutu udara memiliki fungsi penting dalam pelaksanaan program pengendalian pencemaran udara. Sebagai peraturan yang bersifat administratif untuk menentukan ada tidaknya pencemaran udara. BMU merupakan pedoman pembuatan analisis mengenai dampak lingkungan Amdal bagi kegiatan industri yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan udara. BMU harus tercermin dalam dokumen rencana pengelolaan lingkungan RKL untuk selanjutnya dituangkan menjadi persyaratan perizinan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan “sistemik” antara BMU, Amdal dan perizinan lingkungan sebagai instrumen pencegahan pencemaran udara. Untuk memudahkan pemahaman tentang informasi kualitas udara bagi masyarakat maka Menteri Lingkungan HidupKepala Bapedal menetapkan keputusan tentang Indeks Standar Pencemar Udara melalui Keputusan Nomor 45MENLH101997 dan Nomor 107KABAPEDAL111997 tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara. Indeks Standar Pencemar Udara ISPU adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan pada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. Parameter-parameter kualitas udara dan meteorology di stasiun pemantau adalah sebagai berikut : a. Molekul Partikel Tersuspensi, dalam hal ini partikel dengan ukuran 10 μm PM10. b. Sulfur Dioksida SO2, Karbon Monoksida CO2, Ozon O3, dan Nitrogen Dioksida NO2. c. Paremeter Meteorologi meliputi:  Temperatur udara  Kelembaban udara  Radiasi sinar matahari  Kecepatan dan arah hembusan angin  Durasi hembusan angin Data hasil pemantauan kualitas udara ambient secara otomatis dan kontinyu dipublikasikan kepada masyarakat dalam bentuk Indeks Standar Polusi Udara ISPU. ISPU adalah angka yang tidak mempunyai satuan, dimana ISPU ini merupakan standar yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambient di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan atas kesehatan manusiamakhluk hidup lainnya dan nilai estetika. Perhitungan nilai ISPU berdasarkan hasil pengukuran secara terus menerus selama 24 jam, rumusnya adalah   Ib Xb Xx Xb Xa Ib Ia I      Dimana : I = angka ISPU Ia = ISPU batas atas Ib = ISPU batas bawah Xa = konsentrasi ambien atas Xb = konsentrasi ambien bawah Xx = konsentrasi nyata hasil pengukuran Sumber Mustikahadi Sudomo, 1999 Sebagai informasi maka ISPU dibagi atas beberapa katagori yaitu : Tabel 3 Rentang dan Katagori ISPU No Rentang ISPU Kategori 1. 0 – 50 Baik 2. 51 – 100 Sedang 3. 101 – 199 Tidak Sehat 4. 200 – 299 Sangat Tidak Sehat 5. 300 ke atas Berbahaya Sumber : Kep. MENLH Nomor 45MENLH101997 Tabel 4 Udara Bersih dan Udara Tercemar Menurut WHO PARAMETER UDARA BERSIH UDARA BERSIH 1. Bahan partikel 2. SO2 3. CO 4. NO2 5. CO2 6. Hidrokarbon 0,01 – 0,02 mgm3 0,003 – 0,02 ppm 1 ppm 0,003 – 0,02 ppm 310 – 330 ppm 1 ppm 0,07 – 0,7 mgm3 0,02 – 2 ppm 5 – 200 ppm 0,02 – 0,1 ppm 350 – 0,1 ppm 1 – 20 ppm Sumber : H.J. Mukono, 1997 Kualitas udara ambien dari suatu daerah ditentukan oleh daya dukung alam daerah tersebut serta jumlah sumber pencemaran atau beban pencemaran dari sumber yang ada di daerah tersebut. Zat-zat yang dikeluarkan oleh sumber pencemar ke udara dan dapat mempengaruhi kualitas udara antara lain gas Nitrogen Oksida NOx, Sulfur Dioksida SO2, debu serta kandungan Timah Hitam Pb dalam debu.

B. Baku Mutu Emisi Kendaraan Bermotor