11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1. Hakikat Belajar
2.1.1.1. Pengertian Belajar
Beberapa ahli mendefinisikan istilah belajar dengan beberapa pengertian. Menurut Djamarah 2008: 13 belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afek-
tif, dan psikomotorik. Sedangkan Gagne dalam Supridjono, 2011: 2 mengung- kapkan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kemampuan yang dica-
pai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
Menurut Morgan dalam Supridjono, 2011: 3 belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Anitah 2008:2.5
menyatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya lingkungannya. Pengertian belajar juga diungkapkan oleh Slameto 2010: 2 belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
12
dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan banyak terjadi dalam dalam diri seseorang, karena itu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan
perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek pertumbuhan, kematangan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam
pengertian belajar. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar meru-
pakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku seba- gai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat permanen, berkesinambungan, mencakup seluruh aspek tingkah laku,
memiliki tujuan atau terarah, bersifat positif dan perubahan tersebut terjadi secara sadar.
2.1.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi belajar. Secara umum faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi duai, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal Slameto, 2010:54. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajarnya. Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh serta faktor psikologis yang meliputi inteligensi, perhatian, minat,
bakat, kematangan, dan kesiapan. Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Sedangkan menurut Hamalik 2009:32-
33 faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah faktor pengalaman
13
masa lampau apersepsi, kesiapan belajar, faktor minat dan usaha, faktor-faktor fisiologis, faktor intelegensi.
Anni 2009:97 dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang
terdiri dari faktor internal yang meliputi kondisi fisik, psikis, dan sosial; serta faktor eksternal yang meliputi variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang
dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu faktor internal yang
meliputi kondisi fisik dan psikis inteligensi, perhatian, minat, bakat, kematangan, dan kesiapan. Faktor eksternal meliputi variasi dan tingkat kesulitan materi
belajar yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat. Masing-masing faktor tersebut sangat berpengaruh dalam
proses dan hasil belajar siswa dan perlu dukungan positif terhadap masing-masing faktor agar dapat menunjang siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat
mencapai hasil belajar yang optimal. 1.1.1.3
Teori – Teori Belajar Teori belajar adalah adalah teori yang mendasari dalam pelaksanaan
proses belajar agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal. Menurut Trianto 2007:12 teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai
bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa.
14
Terdapat empat jenis teori belajar yang banyak mempengaruhi pemikiran tentang proses pembelajaran dan pendidikan menurut Lapono 2008:1-1 yaitu
teori belajar
behaviorisme, teori belajar kognitivisme, teori belajar
konstruktivisme, dan teori belajar humanisme. Namun dalam pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray menggunakan
teori belajar Kognitivisme dan teori belajar konstruktivisme. Penjelasan mengenai teori belajar Kognitivisme dan teori belajar kontruk-
tivisme adalah sebagai berikut: a.
Teori Kognitive – Piaget, discovery learning Teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa
behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Perkembangan kognitif yang
digambarkan Piaget merupakan proses adaptasi intelektual. Paul
suparno dalam
Suprijono 2009:22
menggambarkan perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget sebagai berikut :
TAHAP UMUR
CIRI POKOK PERKEMBANGAN
Sensorimotor – 2 tahun
Berdasarkan tindakan langkah demi langkah Praoperasi
2 – 7 tahun
Penggunaan simbol bahasa tanda konsep intuitif Operasi Konkret
8-11 tahun Pakai aturan jelas logis reversibel dan kekekalan
Operasi Formal 11tahun keatas
Hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif , logis dan probabilitas
Menurut Jerome Bruner Perkembangan kognitif individu terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranyamelihat lingkungan. Tahap
itu meliputi :
15
1 Tahap Enaktif yaitu individu memahami dunia sekitarnya dengan
pengetahuan motorik. 2
Tahap ikonik yaitu Individu memahami dunia sekitarnya melalui gambar dan visualisasi verbal.
3 Tahap Smbolik yaitu Individu telah mampu memiliki ide-ide atau
gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuanya berbahasa dan logika.
b. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme adalah teori belajar yang dikembangkan oleh Seymour Papert. Anni 2009:225 menyatakan bahwa
konstruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa menusia membangun dan memahami pengetahuan dari
pengalamannya sendiri. Esensi pembelajaran konstruktivistik adalah peserta didik secara individu menemukan dan mentransfer informasi yang
kompleks. Pembelajaran kostruktivistik memandang bahwa peserta didik secara terus menerus memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan
aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi Anni, 2009:226. Untuk itu, siswa dituntut aktif untuk mencari serta
membangun pengetahuan mereka. a.
Untuk mendorong agar peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan belajar, maka Anni 2009:227 mengungkapkan beberapa cara, yaitu
lingkungan belajar harus menunjukkan suasana demokratis, kegiatan pembelajaran berlangsung secara interaktif yang berpusat pada peserta
16
didik, dan pendidik memperlancar proses belajar sehingga mampu mendorong peserta didik melakukan kegiatan belajar mandiri dan
bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya.
2.1.2. Hakikat Pembelajaran