15
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD
2.1.1 Pengertian Kualitas Kualitas quality adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang
bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat Kotler dan Keller: 2009. Kualitas merupakan ukuran relatif kebaikan suatu
produk atau layanan yang terdiri dari kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas menurut ISO 9000 dalam Hamdani dan Lupiyoadi 2009: 175 adalah: “degree to
which a set of inherent characteristics fulfils requirements ” derajat yang dicapai oleh
karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan. Persyaratan dalam hal ini adalah: “need or expectation that is state, generally implied or obligatory” yaitu
kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, biasanya tersirat atau wajib. Sedangkan kalau diperhatikan secara etimologi, mutu atau kualitas diartikan dengan kenaikan
tingkatan menuju suatu perbaikan atau kemapanan.Sebab kualitas mengandung makna bobot atau tinggi rendahnya sesuatu.Kualitas seringkali dikaitkan dengan
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Dari beberapa pengertian tentang kualitas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan
sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan.Pelanggan yang menentukan dan menilai sampai seberapa jauh sifat dan dan karakteristik yang
memenuhi kebutuhannya.Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat relatif, yaitu bergantung dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan
spesifikasi. Pada dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain:
a. Persepsi Konsumen b. Produk Jasa
c. Proses. 2.1.2 Pengertian Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Sedangkan menurut UU RI No 20 Tahun 2003, pendidikan
diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat,
bangsa, dan Negara.
Mukminin 2009 berpendapat bahwa pendidikan diartikan sebagai budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.Pendidikan berlangsung seumur
hidup dan
dilaksanakan di
dalam lingkungan
keluarga, sekolah,
dan masyarakat.Pendidikan dapat diperoleh dari berbagai pihak, salah satunya adalah
melalui satuan pendidikan. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003, satuan pendidikan adalah sekelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada
jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Melalui berbagai tingkatan dalam satuan pendidikan, pemerintah berharap supaya
seluruh warga
Indonesia mendapatkan
pendidikan nasional
yang telah
diselenggarakan, tersebut, sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Di dalam pasal 3 UU RI No 20 th 2003, dijelaskan bahwa pendidikan nasional
merupakan pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, pemerintah
menyelenggarakan pendidikan dari tingkat yang paling dasar, yaitu pendidikan anak usia dini sampai dengan perguruan tinggi.
Berdasarkan berbagai definisi yang menjelaskan tentang pendidikan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan proses yang berlangsung
seumur hidup guna mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter manusia menjadi lebih bermartabat serta berkualitas.
2.1.3 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Pendidikan Anak Usia Dini PAUD merupakan lembaga pendidikan yang
diselenggarakan sebelum pendidikan dasar. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Anak Usia Dini PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan menurut Muliawan 2009, Pendidikan Anak Usia
Dini atau yang seringkali disingkat PAUD adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak usia 2 sampai 6 tahun. Pendidikan anak usia dini disebut juga dengan
pendidikan anak prasekolah preschool, taman bermain playgroup, atau taman kanak-kanak kindergarten. Ada berbagai jenis lembaga pendidikan anak usia dini
yang pada saat ini mulai terbentuk. Lembaga-lembaga tersebut antara lain: Bina Keluarga Balita BKB, Posyandu, Tempat Penitipan Anak TPA, Kelompok
Bermain KB, Taman Kanak-Kanak TK, dan sebagainya. Pendidikan anak usia dini, secara khusus, bukan bertujuan untuk memberi
anak pengetahuan kognitif kecerdasan intelektual sebanyak-banyaknya, tetapi mempersiapkan mental dan fisik anak untuk mengenal dunia sekitarnya secara lebih
adaptive bersahabat. Sifat pendidikan PAUD lebih familiar kekeluargaan,
communicative menyenangkan, dan yang paling utama lebih persuasive seruanajakan Mukminin: 2009. PAUD merupakan bagian dari Ilmu Pendidikan
yang secara spesifik mempelajari pendidikan anak usia 0-8 tahun. Perkembangan yang pesat menjadikan PAUD sebagai disiplin ilmu yang multi dan interdisipliner
Suyanto: 2003. Artinya, PAUD merupakan suatu disiplin ilmu yang terdiri atas banyak ilmu yang saling terkait, seperti: ilmu pendidikan, ilmu psikologi
perkembangan, ilmu biologi perkembangan, ilmu sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu olah raga, dan ilmu bidang studi.
Dari berbagai macam pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD merupakan lembaga pendidikan bagi
anak usia 0 sampai 6 tahun yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki serta memaksimalkan masa pertumbuhan yang sedang dialami
oleh anak usia dini. Menurut pasal 28 UU RI No 20 Tahun 2003, pendidikan anak usia dini dapat
diselenggarakan melalui pendidikan formal, nonformal, dan atau informal. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-
Kanak TK, Raudatul Athfal RA, atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan pendidikan anak usia dini pada jalur nonformal berbentuk Kelompok Bermain KB,
Taman Penitipan Anak TPA, atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan kebijakan umum yang salah satu diantaranya adalah penekanan pada peningkatan
peran serta pembinaan pengembangan pendidikan anak usia dini melalui perluasan daya tampung, peningkatan penyelenggaraan TK, pengembangan model pendidikan
melalui kelompok bermain, pendidikan pada lembaga penitipan anak dengan memadukan aspek gizi, kesehatan, dan psikososial secara seimbang dalam rangka
meletakkan dasar arah perkembangan dan pertumbuhan anak seutuhnya Suyatno dan Abas: 2001.
2.1.4 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD Kualitas pendidikan menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar 1993
merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. Di dalam
konteks pendidikan, pengertian kualitas atau mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil p
endidikan. Dari konteks “proses” pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input seperti bahan ajar: kognitif, afektif dan, psikomotorik,
metodologi yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru, sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta
penciptaan suasana yang kondusif. Sedangkan kualitas dalam konteks “hasil” pendidikan mengacu pada hasil atau prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap
kurun waktu tertentu apakah tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun. Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan student achievement
dapat berupa hasil test kemampuan akademis maupun prestasi dibidang lain seperti di suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu. Bahkan prestasi
sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang intangible seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan sebagainya. Kualitas
pendidikan merupakan kemampuan sistem pendidikan dasar, baik dari segi pengelolaan maupun dari segi proses pendidikan, yang diarahkan secara efektif untuk
meningkatkan nilai tambah dan faktor-faktor input agar menghasilkan output yang setinggi-tingginya.
Tirtarahardja 2005 menyatakan bahwa kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaanya.
Kedua segi tersebut satu sama lain saling bergantung. Walaupun komponen- komponennya cukup baik, seperti tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang
cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang andal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Demikian pula bila pengelolaan baik tetapi
didalam kondisi serba kekurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal. Secara lebih rinci, maka berikut ini penulis gambarkan diagram tentang
komponen-komponen dalam sistem pendidikan menurut Tirtarahardja 2005:
Gambar 2.1 Model sistem terbuka
Instrumental Input Output
Raw Input Proses
Environmental Input
Gambar 2.2 Sistem Pendidikan
Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan mikro. Pengelolaan proses dalam lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan
pemerintah yang lazimnya dituangkan dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK Menteri, SK Dirjen, serta dokumen- dokumen pemerintah tentang
pendidikan tingkat nasional yang lain. Sedangkan pengelolaan dalam ruang lingkup meso merupakan implikasi kebijakan-kebijakan nasional ke dalam kebijakan
operasional dalam ruang lingkup wilayah di bawah tanggung jawab Kakanwil Depdikbud.
Pengelolaan dalam ruang lingkup mikro merupakan aplikasi kebijakan- kebijakan pendidikan yang berlangsung dalam lembaga pendidikan, seperti:
Administrasi Anggaran
Prasarana dan Sarana Kurikulum
Tenaga Guru dan Non Guru
Lulusan Siswa
Baru PROSES PENDIDIKAN
Politik Sosial Budaya
Kependudukan
Ekonomi, dll Keamanan
lingkungan sekolah ataupun kelas, sanggar-sanggar belajar, dan satuan-satuan pendidikan lainnya dalam masyarakat. Lembaga pendidikan merupakan suatu instansi
yang memberikan produk berupa jasa. Menurut Sukmadinata, dkk 2003, setiap unit organisasi melakukan sesuatu dan karenanya mempunyai keluaran tertentu yang
mungkin jelas dan terukur mungkin juga tidak. Pada sekolah, jasa yang dihasilkan adalah pendidikan. Oleh karena itu, kualitas yang harus dipenuhi adalah kualitas jasa
atau dalam hal ini adalah kualitas layanan pendidikan yang diberikan. Kualitas jasa adalah penyampaian jasa yang akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan.
Keunggulan suatu produk jasa tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan
pelanggan Rangkuti: 2006. Lembaga pendidikan sebagai penghasil jasa berupa pendidikan harus mampu menyediakan berbagai hal yang mampu memuaskan pihak
konsumen. Dalam ruang lingkup pendidikan ini, kepala sekolah, guru, tutor, dan tenaga-tenaga pendidikan lainnya memegang peranan penting di dalam pengelolaan
pendidikan untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian hasil pendidikan. Berbagai macam lembaga pendidikan dari berbagai tingkat satuan pendidikan
telah menjamur di Indonesia. Dari lembaga pendidikan bagi anak usia dini sampai dengan lembaga pendidikan tingkat perguruan tinggi. Salah satu lembaga pendidikan
yang saat ini sedang banyak didirikan adalah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Seperti yang telah dijelaskan, bahwa lembaga PAUD merupakan lembaga
pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar. Menurut Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Anak Usia Dini PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Kualitas pendidikan lembaga PAUD menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu lembaga
PAUD, serta penting bagi pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dari berbagai macam pengertian dan penjelasan mengenai kualitas atau mutu
layanan pendidikan serta pengertian mengenai Pendidikan Anak Usia Dini PAUD tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian kualitas layanan
pendidikan lembaga PAUD adalah kemampuan suatu lembaga pendidikan PAUD dalam mendayagunakan, meningkatkan, dan memaksimalkan berbagai macam
sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin sehingga dapat menciptakan kualitas proses dan hasil pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan dan harapan peserta didik. Selain itu, kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD juga dapat diartikan sebagai derajat yang dicapai oleh suatu lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini PAUD dalam memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen pendidikan atau dalam hal ini adalah orang tua.
2.1.5 Standar Pencapaian Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD Lembaga PAUD merupakan suatu lembaga pendidikan yang didirikan dengan
berbagai pemenuhan terhadap beberapa macam persyaratan yang sesuai dengan
sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku.Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat membentuk suatu lembaga PAUD menurut pada UU No.20
tahun 2003 pasal 62 ayat 2 Suyadi: 2011 antara lain: a. Tersedianya kurikulum
b. Adanya peserta didiksiswaanak didik c. Ketersediaan tenaga kependidikan guru dan staf
d. Adanya sarana prasarana yang mencukupi e. Adanya pembiayaan pendidikan
f. Adanya sistem evaluasi Selain itu, untuk mencapai kualitas layanan pendidikan yang diinginkan, suatu
lembaga PAUD harus mampu memenuhi standar pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP
RI No 19 Tahun 2005, standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lingkup standar nasional pendidikan menurut PP RI No 19 Tahun 2005 antara lain: a. Standar isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu.
b. Standar Proses Standar proses merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
c. Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. d. Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah criteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
e. Standar Sarana dan Prasarana Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi. f. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, elaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupatenkota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar Pembiayaan Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu bulan. h. Standar Penilaian Pendidikan
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar anak didik.
Setelah menetapkan standar pendidikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, maka pemerintah menetapkan standar pendidikan yang khusus bagi
Pendidikan Anak Usia Dini PAUD dalam Peraturan Menteri No 58 Tahun 2009. Standar PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan
karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu: 1 Standar tingkat pencapaian perkembangan; 2 Standar pendidik dan tenaga
kependidikan; 3 Standar isi, proses, dan penilaian; dan 4 Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Berikut ini adalah penjelasan singkat
mengenai empat kelompok standar PAUD tersebut:
a. Standar tingkat pencapaian perkembangan Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek
perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan
akademik. b. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Standar pendidik guru, guru pendamping, dan pengasuh dan tenaga kependidikan memuat kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan.
c. Standar isi, proses, dan penilaian Standar isi, proses, dan penilaian meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian program yang dilaksanakan secara terintegrasi atau terpadu sesuai dengan kebutuhan anak.
d. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan mengatur persyaratan
fasilitas, manajemen, pembiayaan, agar dapat menyelenggarakan PAUD yang baik.
2.1.6 Dimensi Kualitas Jasa Lembaga PAUD Sebagai lembaga pendidikan yang memberikan produk dalam bentuk jasa,
yaitu pendidikan, dan tempat terlaksananya proses pendidikan, maka suatu lembaga PAUD harus mampu memberikan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
dan harapan masyarakat. Menurut Kotler 2009, ada lima dimensi pokok kualitas jasa yang dapat dipenuhi, yaitu :
a. Berwujud Tangible Meliputi penampilan fasilitas fisik penyedia jasa seperti gedung,
tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan fisik dari personel penyedia
jasa.Bagi lembaga PAUD, ada beberapa kelengkapan khusus yang harus dapat dipenuhi. Menurut Muliawan 2009, syarat utama pemilihan lokasi serta tempat
kegiatan playgroup dan Taman Kanak-Kanak yang strategis dan mudah dijangkau adalah:
1 Gedung terletak di pinggir jalan utama, atau minimal jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat
2 Transportasi mudah dan lancar 3 Lingkungan mendukung dan keamanan terjamin
4 Diutamakan rumah atau gedung miliki sendiri Untuk lebih detail, rencana penyediaan prasarana dan fasilitas pendidikan
playgroup dan taman kanak-kanak yang baik mencakup:
1 Ruang bermain outdoor yang dilengkapi alat permainan yang aman 2 Ruang bermain indoor yang aman
3 Ruang ibadah 4 Ruang pusat sumber belajar dan perpustakaan
5 Ruang kesehatan 6 Ruang audiovisual dan laboratorium anak
7 Ruang kelas ber-AC 8 Ruang toilet dan kamar mandi
Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perlengkapan gedung dan area lain:
1 Fisik bangunan dalam kondisi baik 2 Ada pesawat telepon
3 Listrik kapasitas minimal 5500 watt 4 Air bersih sumurPAM lancer
5 Halaman cukup luas sebagai arena bermain outdoor 6 Ada tempat parkir kendaraan
7 Ruang, setiap saat, bisa dan boleh diubah sesuai kebutuhan 8 Penentuan jumlah ruang. urutan ruang disusun berdasarkan prioritas, sebagai
contoh: a 4 ruang kelas berukuran 5 m x 6 m
b 1 ruang front office
c 1 ruang permainan indoor d 1 ruang mushala religion room
e 1 ruang audiovisual dan komputer f 1 ruang pusat sumber belajar dan perpustakaan
g 1 ruang dapur h 1 ruang kepala sekolah dan guru
i 1 ruang penjaga b. Keandalan Reliability
Keandalan berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan yang telah dijanjikan dengan tepat accurately, kemampuan untuk dapat dipercaya
dependably, serta tepat waktu on time.Dalam lingkup PAUD, dimensi reliability berhubungan dengan kompetensi pendidik dan karyawan yang ikut
berkecimpung dalam lembaga PAUD. Menurut Permen No 58 Tahun 2009, pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan,
melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik
PAUD bertugas di berbagai jenis layanan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal seperti TKRA, KB, TPA dan bentuk lain yang sederajat.
Pendidik PAUD pada jalur pendidikan formal terdiri atas guru dan guru pendamping; sedangkan pendidik PAUD pada jalur pendidikan nonformal terdiri
atas guru, guru pendamping, dan pengasuh.
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada lembaga PAUD. Tenaga kependidikan terdiri atas
PengawasPenilik, Kepala Sekolah, Pengelola, Administrasi, dan Petugas Kebersihan. Tenaga kependidikan pada PAUD jalur pendidikan formal terdiri
atas: Pengawas, Kepala TKRA, Tenaga Administrasi, dan Petugas Kebersihan. Sedangkan Tenaga kependidikan pada PAUD jalur pendidikan nonformal terdiri
atas: Penilik, Pengelola, Administrasi, dan Petugas Kebersihan. Muliawan 2009 berpendapat bahwa tenaga kependidikan di suatu
lembaga play group maupun taman kanak-kanak harus direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan tenaga pengelola play group maupun taman kanak-kanak
mencakup empat bagian inti. Empat bagian inti tersebut adalah: 1 Kepemimpinan
Kepemimpinan menunjuk pada orang yang terpilih atau dipilih karena kemampuan memimpinnya.Kemampuan memimpin ini tentu ditunjang oleh
kemampuan-kemampuan lain seperti pengetahuan, pengalaman, jaringan sosial, dan kontrol psikologis individunya. Selain itu, pemimpin juga dituntut
memiliki kemampuan manajemen yang profesional.
2 Administrasi-Birokratif Pendukung Tenaga administrasi birokrasi pendukung sekolah berfungsi menangani
masalah surat menyurat, kesekretariatan, filling, pendokumentasian arsip, pengelolaan keuangan, sampai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.
3 Tenaga Pengajar Kelas Tenaga pengajar tidak hanya dituntut untuk profesional dalam mengajar,
tetapi juga dijadikan pedoman dan panutan siswa dalam setiap sikap dan perilaku hidupnya.
4 Staf Ahli Di dalam lembaga pendidikan yang bertaraf nasional dan internasional, staf
ahli menduduki posisi-posisi penting, seperti: kepala litbang unit penelitian dan pengembangan, penasihat, lembaga, surveyor, atau pengawas maupn
perencana dan pengembangn organisasi. Secara sederhana, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kependidikan
PAUD harus memiliki empat kompetensi dasar yang sesuai dengan yang telah tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009, yaitu: kompetensi
kepribadian, kompetensi professional, kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial. Dan secara khusus, dimensi keandalan ini lebih berkaitan dengan
kompetensi pedagogik para tenaga pendidik anak usia dini.
c. Kesigapan Responsiveness Kesigapan
merupakan dimensi
yang menekankan
kepada kesediaanpenyedia jasa dalam membantu pelanggan dan memberikan
pelayananyang sesuai kebutuhan pelanggan secara cepat dan tepat.Dalam lingkup PAUD, dimensi kesigapan ini lebih berfokus pada sikap, sifat, dan
tanggungjawab pendidik, karyawan atau semua staf yang berhubungan dengan lembaga PAUD tersebut. Dimensi kesigapan ini berhubungan erat dengan
ketepatan, kecepatan, dan kecermatan para tenaga pendidik PAUD dalam memberikan pelayanan, informasi, serta solusi terhadap setiap masalah yang
dihadapi oleh anak didik maupun orang tua anak. Dimensi kesigapan ini sangat berhubungan dengan kompetensi professional yang harus dimiliki oleh seorang
tenaga pendidik. d. Kepastian Assurance
Dimensi ini
menekankan kemampuan
penyedia jasa
untuk membangkitkan keyakinan dan rasa percaya diri pelanggan bahwa penyedia jasa
mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya.Meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramah-tamahan, perhatian dan
kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, serta kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam
memanfaatkan jasa yang ditawarkan.Dalam lingkup pendidik PAUD, maka dimensi Assurance ini sangat berhubungan dengan kompetensi kepribadian yang
harus dimiliki oleh seorang pendidik PAUD. Sebagai seorang pendidik anak usia dini, maka harus mampu bersikap sesuai dengan norma sosial, agama, dan budaya
yang berlaku, bersikap dan berperilaku sesuai dengan psikologis anak, serta mampu menampilkan pribadi yang berbudi pekerti luhur.
e. Empati Empathy Empati adalah perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada pelanggan seperti, kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi kepada pelanggan dan urusan
perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan. Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai
kualitas jasa yang berfokus terhadap lima dimensi jasa ini. Dalam lingkup PAUD, maka hal ini dapat diartikan bahwa seorang tenaga pendidik anak usia dini harus
memiliki kompetensi sosial yang baik dan unggul. Tenaga pendidik, karyawan, maupun staf yang berkecimpung di lembaga PAUD diharapkan dapat beradaptasi
dengan lingkungannya serta berkomunikasi secara efektif bersama dengan orang tua dan anak.
Secara ringkas, Usman 2006: 411 mengemukakan 13 tiga belas karakteristik yang dimiliki oleh mutu pendidikan yaitu :
a
Kinerja performa yakni berkaitan dengan aspek fungsional sekolah meliputi : kinerja guru dalam mengajar baik dalam memberikan penjelasan meyakinkan,
sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap, pelayanan
administratif dan edukatif sekolah baik dengan kinerja yang baik setelah menjadi sekolah favorit.
b
Waktu wajar timelines yakni sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu, waktu ulangan tepat.
c
Handal reliability yakni usia pelayanan bertahan lama. Meliputi pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan lama dari tahun ke tahun, mutu sekolah
tetap bertahan dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
d
Data tahan durability yakni tahan banting, misalnya meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan.
e
Indah aesteties misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, guru membuat media-media pendidikan yang menarik.
f
Hubungan manusiawi personal interface yakni menunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme. Misalnya warga sekolah saling menghormati,
demokrasi, dan menghargai profesionalisme.
g
Mudah penggunaanya easy of use yakni sarana dan prasarana dipakai. Misalnya aturan-aturan sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan mudah
dipinjam di kembalikan tepat waktu.
h
Bentuk khusus feature yakni keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul dalam hal penguasaan teknologi informasi komputerisasi.
i
Standar tertentu comformence to specification yakni memenuhi standar tertentu. Misalnya sekolah telah memenuhi standar pelayanan minimal.
j
Konsistensi concistency yakni keajegan, konstan, dan stabil, misalnya mutu sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah konsisten
dengan perkataanya.
k
Seragam uniformity yakni tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam dalam berpakaian.
l
Mampu melayani serviceability yakni mampu memberikan pelayanan prima. Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu
dipenuhi dengan baik sehingga pelanggan merasa puas.
m
Ketepatan accuracy yakni ketepatan dalam pelayanan misalnya sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah.
2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua