penanggulangan, melakukan perbaikan, mengecek hasil perbaikan, dan mencegah timbulnya masalah yang serupa.
Satu hal yang perlu digarisbawahi bagi seorang kepala PAUD ketika melakukan pengendalian adalah bahwa kegiatan ini bukan untuk menilai benar
atau salah maupun baik dan buruk. Tetapi, seorang kepala PAUD harus mampu memotivasi, mengarahkan, memperbaiki, dan upaya-upaya lain yang positif ke
semua komponen yang terlibat dalam realisasi perencanaan. Dengan pola pengendalian yang demikian, diharapkan sebuah perencanaan dapat terealisasi
lebih optimal Suyadi, 2011:79. Dalam lembaga PAUD, pengendalian merupakan upaya kontrol terhadap
semua komponen kelembagaan PAUD dalam merealisasikan program-program pembelajaran. Pengendalian bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti staf yang
terlibat di dalamnya, tetapi lebih kepada motivasi, pengarahan, dan membantu memecahkan kendala di lapangan, sehingga sebuah program kelembagaan PAUD
dapat berjalan secara mulus. Pengendalian controlling dalam PAUD dapat berupa kegiatan:
a. Evaluasi.
b. Pelaporan.
c. Pembinaan.
2.4 PAUD Berbasis Pendidikan Al-Qur’an
2.4.1 Latar Belakang
Usia dini merupakan masa yang sangat penting dalam keseluruhan tahap perkembangan manusia. Pada masa itu terjadi lonjakan perkembangan anak yang
tidak terulang pada periode berikutnya, sehingga para ahli menyebutnya sebagai usia emas perkembangan. Oleh karena itu pembentukan dasar-dasar keimanan dan
ketakwaan, serta pembentukan watak atau karakter, sangat tepat jika dilakukan sejak usia dini. Untuk melejitkan potensi perkembangan tersebut, setiap anak
membutuhkan asupan gizi seimbang, kesehatan, perlindungan, asuhan penuh kasih sayang, dan rangsangan pendidikan yang sesuai dengan tahap
perkembangan dan nilai-nilai serta potensi yang akan dikembangkan masing- masing anak.
Pemberian rangsangan pendidikan tersebut, dapat dilakukan sejak lahir bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Rangsangan pendidikan ini dialukan
secara bertahap, berulang-ulang, konsisten, dan tuntas dengan intensitas waktu yang cukup, sehingga memiliki daya ubah manfaat bagi anak.
Seiring bertambahnya usia, anak membutuhkan rangsangan pendidikan yang lebih lengkap sehingga membutuhkan tambahan layanan pendidikan di luar
rumah yang dilakukan oleh lingkungan maupun lembaga PAUD. Untuk menjangkau semua lapisan, di masyarakat terdapat beragam
layanan PAUD sesuai dengan kelompok usia dan segmentasi sasaran yang berbeda. Penyelenggaraan PAUD berbasis keagamaan salah satunya adalah
layanan PAUD yang diintegrasikan dengan Pendidikan Al- Qur’an. PAUD
berbasiskan keagamaan ini hanya dikhususkan bagi anak-anak usia dini yang seagama.
PAUD berbasis Pendidikan Al- Qur’an tidak dimaksudkan untuk
menggantikan program Pendidikan Al- Qur’an yang sudah melembaga di
masyarakat saat ini, melainkan untuk memperkuat dan melengkapinya dengan substansi PAUD. Tujuannya untuk mengoptimalkan perkembangan anak pada
usia emasnya dan untuk memastikan bahwa anak belajar melalui bermain yang disesuaikan dengan tahap perkembangan dan potensi masing-masing anak tidak
dipaksakan. Lahirnya program PAUD berbasis Pendidikan Al-
Qur’an antara lain didorong oleh tumbuhnya kesadaran dan gerakan Pendidikan Al-
Qur’an yang dapat diintegrasikan dengan PAUD, terutama dalam bentuk Taman Kanak-Kanak
Al- Qur’an TKATKQ, Taman Pendidikan Al-Qur’an TKATPQ yang dimotori
oleh lembaga atau organisasi keagamaan Islam seperti Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia BKPRMI, Muslimat NU, Aisyiyah, dan
lainnya. Di masyarakat muncul program PAUD berbasis Pendidikan Al-
Qur’an dengan berbagai nama, seperti Taman Asuh Anak Muslim TAAM dan Taman
Kanak-Kanak Al- Qur’an yang dikembangkan oleh BKPRMI, PAUD berbasis
Taman Pendidikan Al- Qur’an PAUD-TPQ yang dikembangkan oleh Muslimat
NU, Taman Bina Anak TBA yang dikembangkan oleh Aisyiyah, dan satuan PAUD sejenis lainnya. Semua bentuk layanan PAUD berbasis Pendidikan Al-
Qur’an tersebut, dalam pembinaannya dikategorikan ke dalam satuan PAUD sejenis.
2.3.2 Landasan