Jenis Data Pembahasan METODE PENELITIAN

45 Tabel 3.3 Nama-Nama Bank Pembangunan Daerah No DAFTAR BANK 1 PT BPD ACEH 2 PT BPD BALI 3 PT BPD BENGKULU 4 PT BPD DKI 5 PT BPD JAMBI 6 PT BPD JAWA TENGAH 7 PT BPD JAWA BARAT DAN BANTEN 8 PT BPD JAWA TIMUR 9 PT BPD KALIMANTAN TIMUR 10 PT BPD KALIMANTAN TENGAH 11 PT BPD KALIMANTAN BARAT 12 PT BPD KALIMANTAN SELATAN 13 PT BPD NUSA TENGGARA BARAT 14 PT BPD NUSA TENGGARA TIMUR 15 PT BPD RIAU KEPRI 16 PT BPD SULAWESI SELATAN DAN BARAT 17 PT BPD SULAWESI UTARA 18 PT BPD NAGARI 19 PT BPD SUMATERA UTARA 20 PT BPD YOGYAKARTA Sumber: Website Bank Pembangunan Daerah

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia melalui situs www.bi.go.id , website masing-masing Bank Pembagunan Daerah, buku-buku, jurnal-jurnal penelitian, surat kabar, majalah dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian Amirullah Widayat, 2002:63. Universitas Sumatera Utara 46

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dengan cara dokumentasi yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara melihat dokumen-dokumen untuk memperoleh data tentang objek penelitian data pendukung literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk memperoleh gambaran masalah yang akan diteliti. Data-data yang diambil adalah laporan keuangan publikasi periode 2009-2013 yang terdapat dari laporan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan website masing-masing Bank Pembangunan Daerah. 3.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam sebuah penelitian ini adalah teknik dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan model matematika dan statistika yang diklasfisikan dalam kategori tertentu untuk mempermudah menganalisis dengan menggunakan program SPSS 22.0 for windows. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba pada Bank Pembagunan Daerah. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.8.1 Analisi Statistik Deskriptif

Universitas Sumatera Utara 47 Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing variabel yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness Ghozali, 2013:19. Standar deviasi, varian, maksimum, dan minimum menunjukkan hasil analisis terhadap dispersi variabel. Sedangkan skewness dan kurtosis menunjukkan bagaimana variabel terdistribusi. Varian dan standar deviasi menunjukkan penyimpangan variabel terhadap nilai rata-rata. 3.8.2 Analisis Linier Berganda Menurut Ghozali 2013:96 untuk menguji model pengaruh dan hubungan variabel bebas yang lebih dari dua variabel terhadap variabel tergantung digunakan persamaan regresi linier berganda multiple linear regression method. Dalam penelitian analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh rasio tingkat kesehatan bank yang diproksikan dengan Non Performing Loan NPL, Return On Assets ROA, Net Interest Margin NIM, dan Capital Adequacy Ratio CAR sebagai variabel independen x terhadap dengan pertumbuhan laba sebagai variabel dependen Y pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia periode 2009-2013. Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Universitas Sumatera Utara 48 Keterangan: Y = Pertumbuhan Laba a = Konstanta b 1,2,3 = Koefisien regresi X 1 = Non Performing Loan NPL X 2 = Return On Assets ROA X 3 = Net Interest Margin NIM X 4 Capital Adequacy Ratio CAR e = error

3.9 Pengujian Hipotesis

1. Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi adalah koefisen nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel terikat dependent variabel yang dipengaruhi oleh variasi variabel bebas independent variabel. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R 2 Koefisien determinan mengukur proporsi dari varians yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Apabila nilai R 2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh variabel- variabel bebas terhadap variabel terikat. 2. Uji Statistik t Universitas Sumatera Utara 49 Uji statistik t digunakan untuk menilai hubungan antara variabel dependen dan variabel independen apakah memiliki pengaruh satu dengan lainnya, dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial. Apabila t hitung menunjukkan nilai lebih besar dibandingkan dengan t tabel, maka koefisien regresi variabel independen adalah signifikan. Bentuk pengujian adalah : H : b 1 =b 2 =b 3 = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. H 1 : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian yaitu : 1. Jika tingkat signifikansi α 0,05, t tabel t hitung, dengan koefisien negatif maka hipotesis diterima. 2. Jika tingkat signifikansi α 0,05, t tabel t hitung, maka hipotesis ditolak

3. Uji F Statistik

Pengujian uji f statistik merupakan pengujian regresi secara keseluruhan yang menunjukkan apakah variabel bebas secara keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis : Universitas Sumatera Utara 50 H : b 1 = b 2 = b 3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependennya. H 1 : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependennya. Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan sebesar 5 untuk mendapatkan nilai F tabel, sedangkan untuk menarik kesimpulan dari persamaan yang didapat digunakan pedoman sebagai berikut:  Jika F hitung lebih kecil dari F tabel, atau terletak didaerah penerimaan Ho, maka Ho diterima.  Jika F hitung lebih besar dari F tabel, atau terletak didaerah penolakan Ho, maka Ho ditolak.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif maka model yang digunakan tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik regresi. Dengan pengujian ini diharapkan agar model regresi yang diperoleh bisa dipertanggungjawabkan dan tidak bias maka asumsi asumsi dasar berikut ini dipenuhi : Universitas Sumatera Utara 51

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau mendekati normal Ghozali, 2013:160. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pembuktian apakah data tersebut memiliki distribusi normal atau tidak, bisa dilihat pada normal probability plot analisis grafik dan analisis statistik . Pada normal probability plot data dikatakan normal jika ada penyebaran titik-titik di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sebaliknya, apabila data menyebar jauh dari garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas secara statistik dapat menggunakan alat analisis One Sample Kolmogorov-Smirnov dimana bila nilai signifikansi kolmogorov smirnov lebih besar dari 0,05 maka data normal atau tidak terdapat nilai ekstrim yang menyebabkan hasil penelitian menjadi bias, dan bila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka terjadi sebaliknya.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas Ghozali, 2013:105. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dalam penelitian ini dengan melihat 1 matrik korelasi antar variabelvariabel independen termasuk variabel kontrol, 2 nilai tolerance, dan 3 variance inflation factor VIF. Indikator untuk menunjukkan adanya multikolinearitas Universitas Sumatera Utara 52 adalah jika besaran korelasi matrik antar variabel independen 0,90, nilai tolerance ≤ 0,10, dan nilai VIF ≥10

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya Ghozali, 2013:110. Untuk mengetahui ada ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan dua pengujian, yaitu Uji Durbin-Watson DW test yaitu Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5 . Uji ini mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 : tidak ada autokorelasi r=0 H1 : ada autokorelasi r≠0 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali 2013 adalah: Tabel 3.4 Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis 0 Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl d du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl d 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-du d 4-dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Terima du d 4-du Universitas Sumatera Utara 53 Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka perlu dilakukan Run Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data, apabila bersifat acak maka dapat diambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah random atau acak. Apabila tingkat signifikansi hasil uji Run Test dibawah α 0,05 maka didalam model terdapat autokorelasi. Tetapi apabila tidak signifikan pada α 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi. Hipotesis yang diajukan dalam uji Run Test. H0 : residual random acak H1 : residual tidak random

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain . Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Ghozali, 2013:139. Cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen, maka indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika variabel independen tidak signifikan sig 0.05 berarti model bebas dari heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

4.1.1. Profil Bank Pembangunan Daerah

Keberhasilan pembangunan di daerah merupakan kunci penting dalam keberhasilan pembagunan nasional secara menyeluruh. Untuk mempercepat terlaksananya usaha pembanguan nasional di daerah-daerah maka didirikan Bank Pembangunan Daerah BPD yang Agent of Regional Development memiliki ciri kegiatan khusus yang membedakannya dari lembaga-lembaga perbankan pada umunya, yaitu dari segi modal, dana yang dihimpun dan kredit yang disalurkan sangat terkait dengan pemerintah daerah setempat. Fungsi BPD diatur melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah. Dalam UU tersebut bahwa BPD memberikan pinjaman untuk keperluan investasi, perluasan,dan pembaruan proyek-proyek pembangunan didaerah, baik oleh pemerintahan daerah maupun swasta. Disinilah fungsi intermediasi bank BPD. Selanjutnya dalam UU NO 81998 tentang perbankan BPD termasuk dalam bank umum yang berkewajiban menyalurkan kredit. Lapangan usaha bank pembangunan daerah pada umumnya sama dengan lapangan usahaa bank pembanguan milik Negara. Lapangan usaha utamanya adalah menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-usaha pembanguan didaerah dalam rangka pembanguan nasional, dengan cara: Universitas Sumatera Utara 55 1. memberikan pinjaman untuk keperluan investasi, perluasaaan dan pembaharuan proyek-proyek pembanguan daerah di daerah yang bersangkutan, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, maupun yang diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan campuran antara Pemerintah Daerah dan Swasta 2. memberikan pinjaman untuk keperluan investasi, perluasaan dan pembaharuan perusahaan-perusahaan swasta yang merupakan proyek-proyek pembanguan daerah dengan persetujuan Bank Indonesia. Pemberian kredit investasi kepada pihak swasta oleh bank pembangunan daerah hanya dapat dilakukan kepada perusahaan pribumi dengan mengutamakan pemberian kredit investasi dengan bantuan berupa kredit likuiditas dari Bank Indonesia, harus terlebih dahulu memperoleh clearance in principle dari Bank Indonesia. 3. untuk kredit yang ditentukan oleh pemerintahan daerah, Bank bertindak sebagai penyalur kredit untuk proyek-proyek Pemerintahan Daerah. Disamping tugas-tugas yang telah disebutkan di atas, bank pembangunan daerah juga beperan sebgai pemegang kas pemerintah Daerah atau penyimpan uang daerah dan merupakan salah satu kontributor utama Pendapatan Asli Daerah PAD. 4.1.2. Gambaran Umum Bank Pembangunan Daerah di Indonesia 4.1.2.1 PT BPD Aceh Bank milik Pemerintah Daerah di Aceh didirikan tanggal 7 September 1957, sepuluh tahun kemudian, atau tepatnya pada tanggal tanggal 7 April 1973, Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh mengeluarkan Surat Keputusan No. 541973 tentang Universitas Sumatera Utara 56 Penetapan Pelaksanaan Pengalihan PT Bank Kesejahteraan Aceh, NV menjadi Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Peralihan status, baik bentuk hukum, hak dan kewajiban dan lainnya secara resmi terlaksana pada tanggal 6 Agustus 1973, yang dianggap sebagai hari lahirnya Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Visi: Mewujudkan Bank Aceh menjadi bank yang sehat, tangguh, handal dan terpercaya serta dapat memberikan nilai tambah yang tinggi kepada mitra dan masyarakat. Misi: Membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan dunia usaha dan pemberdayaan ekonomi rakyat, serta memberi nilai tambah kepada pemilik dan kesejahteraan kepada karyawan.

4.1.2.2 PT BPD BALI

Bank Pembangunan Daerah Bali didirikan tanggal 5 Juni 1962. Bank Bali turut berperan dalam pembangunan yakni mensukseskan program Pemerintah serta untuk menumbuhkan perekonomian. Mendukung dan aktif dalam kegiatan sosial dan pelestarian budaya, untuk menunjang sektor pariwisata. Menciptakan dan mengembangkan usaha dengan peningkatan Pelayanan, Fasilitas, Jaringan, Jasa dan Produk Perbankan sesuai dengan permintaan pasar. Visi: Menjadikan PT Bank Pembangunan Daerah Bali sebagai Bank yang sehat dan badan usaha yang tangguh dan terpercaya dalam persaingan global serta mampu memenuhi harapan Stakeholder ” Universitas Sumatera Utara 57 Misi: 1. Meningkatkan kompetensi individu dan organisasi. 2. Meningkatkan total kualitas sistem organisasi. 3. Meningkatkan kinerja organisasi berdasarkan perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. 4. Meningkatkan daya saing melalui inovasi dan peningkatan efisiensi untuk dapat menyediakan jasa pelayanan yang berkualitas dan harga yang kompetitif. 5. Meningkatkan program bisnis kemitraan secara horizontal dan vertikal baik lokal, regional, nasional maupun internasional. 6. Meningkatkan kontribusi bank kepada Daerah baik Provinsi, Kabupaten dan Kota Madya. 7. Meningkatkan peran bank dalam kepeduliannya terhadap lingkungan terutama sosial budaya dan religius

4.1.2.3 PT BPD BENGKULU

Bank Bengkulu didirikan pada tanggal 9 Agustus 1969 berdasarkan Surat Keputusan p.d. Gubernur Penguasa Daerah Propinsi Bengkulu. Selanjutnya dalam rangka memberdayakan BPD guna mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah melalui pengembangan usaha kecil dan menengah, maka pemerintah melaksanakan program rekapitalisasi terhadap BPD termasuk BPD Bengkulu. Dengan memperhatikan kondisi perbankan pada saat itu kurang baik, maka untuk meningkatkan kinerja PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu telah diikutsertakan dalam rekapitalisasi. Sehubungan dengan hal tersebut, BPD Bengkulu Universitas Sumatera Utara 58 yang mengikuti program rekapitalisasi diharuskan merubah bentuk hukumnya dari perusahaan daerah menjadi Perseroan Terbatas PT, yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu atau disingkat menjadi PT Bank Bengkulu. Visi: Menjadikan Bank yang berkinerja tinggi dan menciptakan nilai tambah bagi masyarakat. Misi: 1. Mengelola dan mengembangkan Bank secara profesional, sehat, dinamis dan kompetitif, sehingga dapat memberikan kontribusi kepada Pemegang Saham, Pengelola dan Masyarakat. 2. Penggerak Pembangunan dan sebagai tuan rumah didaerahnya sendiri dengan senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik, simpatik, ramah dan memuaskan kepada masyarakat serta mitranya.

4.1.2.4 PT BPD DKI

Pertama kali didirikan dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya. Fokus strategi Bank DKI pada tahun 2010 yaitu berkomitmen untuk menjadi Great Company dan Center Of Excellence yang meliputi Good Corporate Governance, Human Resources, Performance, Services dan Corporate Social Responsibility yang dieksekusi secara sempurna Execution Excellence guna mewujudkan pernyataan visi dan misi Bank DKI. Visi: Menjadi Bank Terbaik yang Membanggakan Universitas Sumatera Utara 59 Misi: Bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan andalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui pelayanan terpadu dan profesional.

4.1.2.5 PT BPD JAMBI

Bank Jambi merupakan Bank Milik Pemerintah daerah Provinsi Jambi dan Pemerintah KabupatenKota se Provinsi Jambi didirikan pada tanggal 12 Febuari 1959. Sejak tanggal 22 November 2007, Bank Pembangunan Daerah Jambi berubah status menjadi Perseroan Terbatas PT. Bank Pembangunan Daerah Jambi. Visi: Menjadi Bank yang ideal dan sehat dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan masyarakat di bidang jasa bank yang memiliki nilai tambah bagi ekonomi daerah khususnya Usaha Kecil Menengah UKM dengan pengelolaan secara professional, kehati-hatian dan berkembang secara wajar. Misi: 1. Menjalankan usaha sebagai bank umum, secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. 2. Penggerak, pendorong laju perekonomian dan pembangunan daerah. 3. Pemegang Kas Daerah, danatau melaksanakan penyimpanan uang daerah. 4. Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah PAD. Universitas Sumatera Utara 60

4.1.2.6 PT BPD JAWA TENGAH

Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah pertama kali didirikan di Semarang. Tujuan pendirian bank adalah untuk mengelola keuangan daerah yaitu sebagai pemegang kas daerah dan membantu meningkatkan ekonomi daerah dengan memberikan kredit kepada pengusaha kecil. Pada tahun 1969 melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 3 Tahun 1969, menetapkan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah sebagai Badan Usaha Milik Daerah BUMD. Kemudian melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 1 Tahun 1993, status badan usaha Bank berubah menjadi Perusahaan Daerah PD. Setelah program rekapitalisasi bank Jateng merubah bentuk dari PD menjadi Perseroan Terbatas PT. Visi: Bank terpercaya, Menjadi kebanggaan masyarakat, Mampu menunjang pembangunan daerah. Misi: 1. Memberikan layanan prima yang didukung oleh kehandalan SDM dengan teknologi modern serta jaringan yang luas. 2. Membangun budaya Bank dan mempertahankan bank sehat. 3. Mendukung pertumbuhan ekonomi regional dengan menguta-makan kegiatan retail banking. 4. Meningkatkan kontribusi dan komitmen pemilik guna memperkokoh Bank. Universitas Sumatera Utara 61

4.1.2.7 PT BPD JAWA BARAT DAN BANTEN

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang dikenal dengan nama bank BJB, adalah bank umum yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Banten, pemerintah kotakabupaten se- Jawa Barat dan Banten, serta publik. Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat diawali oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang Penentuan Perusahaan di Indonesia Milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV DENIS De Erste Nederlansche Indische Shareholding yang sebelumnya bergerak di bidang bank hipotek dan pada tanggal 20 Mei 1961 mendirikan Perusahaan Daerah ”PT Bank Karja Pembangunan Daerah Djawa Barat”. Visi: Menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia. “Merupakan penjabaran dari keinginan yang kuat dari segenap stakeholder bank BJB untuk membawa bank BJB tumbuh berkembang menjadi salah satu 10 bank terbesar dan berkinerja baik di kancah nasional. Misi: 1. Penggerak dan Pendorong Laju Pembangunan di Daerah. 2. Melaksanakan Penyimpanan Uang Daerah. 3. Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah. Universitas Sumatera Utara 62

4.1.2.8 PT BPD JAWA TIMUR

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, yang dikenal dengan sebutan Bank Jatim, didirikan pada tanggal 17 Agustus 1961 di Surabaya. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok- Pokok Perbankan, pada tahun 1976 dilakukan penyempurnaan melalui Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 2 Tahun 1976 tanggal 10 Juli 1976 yang menyangkut status Bank Pembangunan Daerah dari bentuk Badan Usaha Milik Daerah menjadi Perseroan Terbatas. Visi: Menjadi bank yang sehat dan berkembang secara wajar dan Memiliki manajemen dan sumber daya manusia yang profesional. Misi: Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah serta ikut mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah dan memperoleh laba yang optimal.

4.1.2.9 PT BPD KALIMANTAN TIMUR

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah BUMD milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kota se-Kalimantan Timur, yang menyediakan layanan jasa perbankan sebagai Bank Umum. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur didirikan dengan tujuan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian serta pembangunan daerah dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Universitas Sumatera Utara 63 Visi: Sebagai Bank Sehat, Kuat, Efisien dan Dipercaya. Misi: Menyediakan produk dan jasa perbankan secara dinamis dan berkesinambungan.

4.1.2.10 PT BPD KALIMANTAN TENGAH

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah didirikan pada tanggal 28 Oktober 1961 dengan nama PT BPD Kalimantan Tengah. Selanjutnya dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 1999 tanggal 17 Juli 1999 menetapkan perubahan bentuk badan hukum Bank dari Perusahaan Daerah PD Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah menjadi Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah dengan sebutan PT. Bank Pembangunan Kalteng. Visi: Kokoh, Terpercaya dan Dinamis. Misi: Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

4.1.2.11 PT BPD KALIMANTAN BARAT

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat didirikan pada tanggal 15 April 1964 Mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan pada tanggal 2 Febuari 1999 telah disahkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1999 tentang perubahan bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat dari perusahaan Daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT dengan nama panggilan call name “ BANK KALBAR ”. Universitas Sumatera Utara 64 Visi: Menjadi perusahaan jasa perbankan yang berkinerja tinggi dan berkembang secara wajar serta memiliki nilai tambah bagi masyarakat. Misi: Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah, mengelola dana pemerintah daerah dan mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah.

4.1.2.12 PT BPD KALIMANTAN SELATAN

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan didirikan pada tanggal 25 Maret 1964 berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan Nomor 4 tahun 1964 berdasarkan Undang ‐Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah. Untuk menyesuaikan diri dengan berbagai macam perkembangan, Peraturan Daerah tersebut telah mengalami perubahan beberapa kali, dan yang terakhir adalah Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun 2008 tentang bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan dari perusahaan daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT. Visi: Menjadi bank yang unggul di daerah dan berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Misi: 1. Memberikan layanan jasa perbankan yang berkualitas. 2. Penggerak pendorong ekonomi daerah. 3. Pemegangmenyimpan dana kas daerah. 4. Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah. Universitas Sumatera Utara 65 5. Turut membina lembaga perkreditan atau Bank Perkreditan Rakyat milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah.

4.1.2.13 PT BPD NUSA TENGGARA BARAT

Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Barat adalah Bank milik Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama-sama dengan Pemerintahan KotaKabupaten se-Nusa Tenggara Barat. Bank Pembangunan daerah Nusa tenggara Barat mulai awal operasi pada tanggal 15 juli 1964. Perubahan bentuk hukum BPD NTB dari perusahaan daerah menjadi Perseroan terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Barat pada tanggal 19 Maret 1999. Visi: Menjadi Bank Terkemukah, Amanah, dan kebanggaan masyarakat. Misi: 1. Memberikan layanan primadan menyediakan produk perbankan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan nasabah. 2. Mengembangkan SDM yang professional 3. Mengembangkan teknologi dan jaringan kantor yang luas 4. Memberikan kontribusi yang maksimal kepada pemegang saham dan meningkatkan peran keperdulian sosial. 5. Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah Universitas Sumatera Utara 66

4.1.2.14 PT BPD NUSA TENGGARA TIMUR

PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur disingkat Bank NTT didirikan dengan nama Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur berdasarkan Akta Pendirian No.12 tanggal 18 Oktober 1961. Tanggal 26 Maret 1999 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara dari Perusahaan Daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Visi: Menjadi Bank Yang Sehat, Kuat Dan Terpercaya. Misi: 1. Pelopor penggerak ekonomi rakyat. 2. Menggali sumber potensi daerah untuk diusahakan secara produktif bagi kesejahteraan masyarakat NTT. 3. Meningkatkan sumber pendapatan asli daerah. 4. Mengoptimalkan fungsi Intermediasi Bank melalui penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

4.1.2.15 PT BPD RIAU KEPRI

Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri didirikan sesuai dengan Undang- Undang No. 13 tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah. Terhitung tanggal 01 April 1966 secara resmi kegiatan Bank Pembangunan Daerah Riau dimulai dengan status sebagai Bank Milik Pemerintah Daerah Riau. Dengan berbagai perubahan dan perkembangan kegiatan Bank Pembangunan Daerah Riau disetujui berubah status dari Perusahaan Daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT. Sesuai keputusan Universitas Sumatera Utara 67 RUPSLB tanggal 26 April 2010, telah dilakukan perubahan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Riau menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri Visi: Sebagai perusahaan perbankan yang mampu berkembang dan terkemuka di daerah, memiliki manajemen yang profesional dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah sehingga dapat memberdayakan perekonomian rakyat. Misi: 1. Sebagai Bank sehat, elit dan merakyat. 2. Sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. 3. Sebagai pengelola dana Pemerintah Daerah. 4. Sebagai sumber pendapatan daerah. 5. Sebagai pembina, pengembang dan pendamping usaha kecil menengah

4.1.2.16 PT BPD SULAWESI SELATAN DAN BARAT

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara. Tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan. Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan modal dasar menjadi Rp 25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah PD. Pada tahun 2003 bank Sulsel mengalami perubahan status dari Perusahaan Daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT. Universitas Sumatera Utara 68 Visi: Menjadi Bank kebanggaan dan pilihan utama membangun kawasan timur Indonesia Misi: 1. Memberikan pelayanan prima yang berkualitas dan terpercaya 2. Mitra strategis PEMDA dalam menggerakkan sektor riil 3. Memberikan nilai tambah optimum bagi stakeholder

4.1.2.17 PT BPD SULAWESI UTARA

PT. Bank Sulut Bank dahulu bernama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara didirikan dengan nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Tengah berdasarkan Akte no. 88 tanggal 17 Maret 1961. Berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah No.13 tahun 1964 tentang antara lain pembentukan propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara berubah menjadi Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara sesuai Peraturan Daerah tanggal 2 Juni 1964 berikut perubahan-perubahannya dan terakhir diubah berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara No. 1 tahun 1999 tentang perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara No. 1 tahun 1999 tentang perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara. Universitas Sumatera Utara 69 Visi: Menjadi perusahaan jasa perbankan yang profesional dan bertumbuh secara sehat. Misi: 1.Sebagai bank fokus yang berorientasi pada bisnis ritel 2. Sebagai penggerak, pendorong laju perekonomian dan pembangunan daerah 3. Memberikan kontribusi yang optimal kepada stakeholders.

4.1.2.18 PT BPD NAGARI

Pendirian Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat dengan nama “PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat”. Pada tahun 1973 Perubahan Badan Hukum Bank Nagari dari Perusahaan Daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT sesuai Peraturan Daerah Tk. I Propinsi Sumatera Barat No. 4, selanjutanya Berdasarkan SK Direksi Bank Indonesia No. 2360KEPDIR maka Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat menjadi Bank Devisa. Pada tahun 1996 PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat mulai memperkenalkan call name dengan sebutan Bank Nagari Visi: Menjadi Bank Pembangunan Daerah yang terkemuka dan terpercaya di Indonesia. Misi: 1. Memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 70 2. Memenuhi dan menjaga kepentingan stakeholder secara konsisten dan seimbang.

4.1.2.19 PT BPD SUMATERA UTARA

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 November 1961 dalam bentuk Perseroan Terbatas PT dengan sebutan BPDSU. Pada tahun 1962 bentuk usaha Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah BUMD. Sejalan dengan Program Rekapitalisasi, bentuk hukum BPDSU tersebut harus dirubah dari Perusahaan Daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT agar saham Pemerintah Pusat dapat masuk untuk pengembangan dan dikemudian hari saham pihak ketiga dimungkinkan dapat masuk atas persetujuan DPRD Tingkat I Sumatera Utara, sehingga berdasarkan hal tersebut maka pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU dirubah kembali menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Visi: Menjadi bank andalan bagi membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Misi: Mengelola dana Pemerintah dan Masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance. Universitas Sumatera Utara 71

4.1.2.20 PT BPD YOGYAKARTA

Bank BPD DIY didirikan pada tanggal 15 Desember 1961, tujuan pendirian bank adalah membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah disegala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Visi: Mewujudkan terpenuhinya kebutuhan masyarakat khususnya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan jasa perbankan maupun jasa keuangan lainnya, terutama kredit skala kecil dan menengah serta mendorong program pemberdayaan perekonomian daerah Misi: Bank BPD DIY sebagai Bank Umum, bertujuan memperoleh laba yang wajar melalui penyediaan jasa-jasa perbankan yang dibutuhkan masyarakat khususnya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama kredit skala kecil dan menengah serta mendorong pemberdayaan ekonomi daerah dalam upaya memberikan kontribusi yang nyata terhadap pendapatan daerah. Universitas Sumatera Utara 72 N Range Minimum Maximum Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic NPL 100 6.93 .09 7.02 1.7975 .13539 1.35386 ROA 100 5.00 1.27 6.27 3.5101 .10024 1.00242 NIM 100 12.89 5.15 18.04 8.8953 .21682 2.16818 CAR 100 23.37 8.34 31.71 18.4533 .48179 4.81786 Valid N listwise 100 Descriptive Statistics Mean

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing variabel yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness Ghozali, 2013:19. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini NPL, ROA, NIM dan CAR sebagai variabel independen dan Pertumbuhan Laba sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif variabel tersebut dari sampel Bank Pembangunan Daerah di Indonesia periode 2009- 2013 disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Sumber: Output SPSS, 2015data diolah Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa banyaknya data N 100, dari jumlah data sebanyak 20 Bank Pembangunan Daerah. Hasil tersebut diperoleh oleh Metode pooled atau data panel, yaitu gabungan dari data time series antar waktu dan data cross section antara individuruang, dimana 20 bank tersebut Universitas Sumatera Utara 73 dikalikan perode tahun pengamatan 5 Tahun, sehingga observasi dalam penelitian ini menjadi 5 x 20 = 100 observasi. Dari 100 data observasi tersebut terlihat bahwa, data rasio Non Performing Loan NPL terendah minimum adalah sebesar 0,09 berasal dari NPL Bank Kalbar periode tahun 2009, sedangkan rasio NPL tertinggi maksimum adalah 7,02 berasal dari NPL Bank Aceh periode tahun 2010, ini menunjukkan bahwa kualitas aktiva Bank Aceh tahun 2010 kurang baik. Dengan melihat nilai rata-rata mean NPL sebesar 1,79 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tingkat NPL Bank Pembangunan Daerah di Indonesia selama periode 2009-2013 berada dalam batas aman yaitu tidak melebihi dari standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5, dan sampel dinyatakan Sangat Sehat PK-1. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum Bank Pembangunan Daerah telah memiliki kemampuan manajemen yang baik dalam mengelola kredit bermasalah, walaupun masih terdapat beberapa bank yang manajemennya perlu dikembangkan lagi. Untuk melihat berapa besar penyimpangan data pada rasio NPL dilihat dari standar deviasinya yaitu sebesar 1,35 dalam hal ini, data variabel NPL bias dikatakan baik, karena nilai standar deviasinya lebih kecil dari pada nilai mean-nya. Dari 100 data observasi rasio variabel Return On Aset ROA memiliki nilai terendah minimum sebesar 1,27 berasal dari ROA Bank Kalsel periode tahun 2012 ini menunjukkan bahwa kemampuan BPD Kalsel tahun 2012 dalam meningkatkan keuntungan paling buruk dari bank pembangunan lainnya. Untuk rasio Universitas Sumatera Utara 74 ROA tertinggi maksimum adalah 6,27 berasal dari ROA Bank NTB periode tahun 2010, hal ini berarti bahwa kemampuan Bank NTB tahun 2010 dalam meningkatkan keuntungan paling baik diantara Bank Pembangunan Daerah lainnya. Dengan melihat nilai rata-rata mean ROA sebesar 3,51 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tingkat ROA Bank Pembangunan Daerah di Indonesia tahun 2009-2013 lebih tinggi dari standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 1,5, dimana Bank Pembangunan Daerah dinyatakan Sangat Sehat PK-1 dalam menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk melihat berapa besar simpangan data pada rasi ROA dilihat dari standar deviasinya yaitu sebesar 1,00 dalam hal ini, data variabel ROA bisa dikatakan baik, karena nilai standar deviasinya lebih kecil dari nilai mean-nya. Dari 100 data observasi rasio variabel Net Intrest Margin NIM memiliki nilai minimum sebesar 5,15 berasal dari Bank Kalsel periode tahun 2012 dan nilai maksimum sebesar 18,04 berasal dari Bank Bengkulu periode tahun 2010. Dengan melihat nilai rata-rata mean NIM sebesar 8,89 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tingkat NIM Bank Pembangunan Daerah di Indonesia tahun 2009- 2013 lebih tinggi dari standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 6, dan sampel dinyatakan Sangat Sehat PK-1. Untuk melihat berapa besar simpangan data pada rasio NIM dilihat dari standar deviasinya yaitu sebesar 2,16 dalam hal ini, data variabel NIM bisa dikatakan baik, karena nilai standar deviasinya lebih kecil dari nilai mean-nya. Universitas Sumatera Utara 75 Dari 100 data observasi rasio variabel Capital Adequancy Ratio CAR memiliki nilai minimum sebesar 8,34 berasal dari Bank DKI periode tahun 2010 dan nilai maksimum sebesar 31,71 berasal dari Bank Sulselbar periode tahun 2013. Dengan melihat nilai rata-rata mean CAR sebesar 18,45 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tingkat CAR Bank Pembangunan Daerah di Indonesia tahun 2009-2013 berada jauh dari standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu minimal 8, dan sampel dinyatakan Sangat Sehat PK-1. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bank Pembangunan Daerah di Indonesia selama tahun 2009-2013 telah memenuhi syarat CAR sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Untuk melihat berapa besar simpangan data pada rasio CAR dilihat dari standar deviasinya yaitu sebesar 4,81 dimana standar deviasi ini lebih kecil dari pada rata-rata CAR sehingga data variabel CAR dapat dikatakan baik.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas dan untuk melihat apakah penelitian tersebut terjadi multikolinearitas, heteroskedasitas dan autokorelasi atau tidak. 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan dependen terdistribusi secara normal atau tidak. Medel regresi yang baik adalah jika data yang digunakan terdistribusi secara normal atau mendekati normal. Universitas Sumatera Utara 76 Untuk mendeteksi normalitas data maka dapat dilakukan dengan Uji statistik non-parametrik One sample Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikasi sebesar 5, maka jika nilai Asymp Sig 2-tailed diatas 5 artinya variabel residual berdistribusi normal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.2: Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 30.84620935 Most Extreme Differences Absolute .083 Positive .076 Negative -.083 Kolmogrov-Smirnov Z .083 Asymp. Sig. 2-tailed .084 c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. Sumber: Output SPSS, 2015data diolah Pada Tabel 4.2 memperlihatkan nilai Asym Sig. 2-tailed adalah 0,84 dan diatas nilai signifikansi 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal secara statistik. Selain menggunakan uji K-S, normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data titik pada sumbu diagonal pada grafik Normal P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Uji normalitas dengan grafik Normal P-Plot akan membentuk suatu garis lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan Universitas Sumatera Utara 77 dengan garis diagonal. Jika terdistribusi normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.1 berikut: Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Gambar 4.1 Grafik Normal Plot Berdasarkan tampilan grafik Normal P-Plot diatas, dapat disimpulkan bahwa pola grafik normal terlihat dari titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal sehingga model regresi dapat digunakan dan memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan dalam pengujian menggunakan histogram dapat diketahui dengan kurva menunjukkan seluruh variabel menunjukkan keseimbangan ke kiri dan Universitas Sumatera Utara 78 kekanan, atau tidak condong ke kiri maupun ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk seperti lonceng. Hal ini memenuhi salah satu syarat uji normalitas data bahwa data berdistribusi normal. Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Gambar 4.2 Grafik Histogram Dari Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa grafik memiliki pola distribusi normal karena berbentuk simetris tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan. Dengan demikian dari semua uji yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Multikoloniearitas

Uji Multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Dalam penelitian ini uji Multikoloniearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor Universitas Sumatera Utara 79 Standardize d Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant -2.426 19.027 -.127 .899 NPL -.214 2.441 -.008 -.088 .930 .917 1.090 ROA 12.353 4.069 .354 3.036 .003 .602 1.661 NIM 2.024 1.882 .125 1.075 .285 .601 1.663 CAR -2.187 .681 -.301 -3.210 .002 .930 1.075 1 a. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba Coefficients a Model Unstandardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics VIF Ghozali, 2013:105. Multikoloniearitas tidak terjadi jika VIF 10 dan nilai tolerance 0,10. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoloniearitas Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Dapat dilihat pada Tabel 4.3 hasil perhitungan tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen. Hasil perhitungan nilai variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoloniearitas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Menurut Ghozali 2013:110 untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson DW test. Universitas Sumatera Utara 80 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .472 a .223 .190 31.48891 1.692 Model Summary b Model a. Predictors: Constant, CAR, NPL, ROA, NIM b. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin-Watson Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan uji autokorelasi pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,692. Nilai d dibandingkan dengan nilai dl dan du pada n =100 dan k = 4 sehingga diperoleh nilai dl sebesar 1,613 dan du sebesar 1,736 Hal ini sesuai dengan ketentuan dl ≤ d ≤ du, yaitu 1,613 1,692 1,736 yang menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis regresi no decision. Sehingga digunakanlah Uji Runs test sebagai bagian dari statistik non- parametik yang dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Run test digunakan untuk melihat apakah residual terjadi secara random atau acak. Ho : Residual Random acak H 1 : Residual Tidak Random Universitas Sumatera Utara 81 Tabel 4.5 Hasil Uji Runs Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a .97585 Cases Test Value 50 Cases = Test Value 50 Total Cases 100 Number of Runs 39 Z -2.412 Asymp. Sig. 2-tailed .116 a. Median Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarka Hasil uji run test pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig 2-tailed 0,05 yang berarti Hipotesis nol gagal ditolak. Dengan demikian, data yang dipergunakan cukup random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji.

4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2013:139. Beberapa cara untuk mendekteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas dengan cara melihat Grafik Plot dan Uji Glejser. Universitas Sumatera Utara 82 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Gambar 4.3 Grafik Scatter Plot Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak untuk digunakan. Untuk memperoleh tingkat uji heteroskedasitas yang lebih signifikan, maka dalam penelitian ini juga dilakukan uji Glejser. Apabila signifikan lebih besar dari taraf nyata, maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedasitas dan begitu juga sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 83 Standardize d Coefficients B Std. Error Beta Constant 23.134 12.808 1.806 .074 NPL .748 1.643 .048 .455 .650 ROA 1.182 2.739 .057 .432 .667 NIM .290 1.267 .030 .229 .819 CAR -.470 .459 -.108 -1.024 .308 1 a. Dependent Variable: absut Coefficients a Model Unstandardized Coefficients t Sig. Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Berdasarkan hasil Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai signifikansi variabel Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, Net Interest Margin NIM, dan Capital Adequancy Ratio CAR lebih besar dari 0,05 sehingga pada keempat variabel independen tersebut tidak terjadi heteroskedasitas. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik statistik yang telah dilakukan yaitu uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas diperoleh hasil bahwa data terdistribusi normal, tidak ada indikasi terjadi multikolinearitas antar variabel independen, tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif dan tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi ini, dengan kata lain semua variabel independen yang terdapat dalam model ini memiliki sebuah varian yang samahomogeny. Dengan demikian persamaan regresi dapat diteruskan ke dalam pengujian hipotesis penelitian. Universitas Sumatera Utara 84 Standardize d Coefficients B Std. Error Beta Constant -2.426 19.027 -.127 .899 NPL -.214 2.441 -.008 -.088 .930 ROA 12.353 4.069 .354 3.036 .003 NIM 2.024 1.882 .125 1.075 .285 CAR -2.187 .681 -.301 -3.210 .002 a. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba Coefficients a Model Unstandardized Coefficients t Sig. 1

4.2.3 Analisi Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, dimana semua variabel dimasukkan untuk menguji pengaruh satu atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan layak dilakukan analisis statistik. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data dengan analisis regresi linier berganda. Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Berganda Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Berdasarkan data pada Tabel 4.7 dapat dilihat hubungan variabel independen yaitu Non Performing Loan NPL X 1 , Return On Asset ROA X 2 , Net Interest Margin NIM X 3 , dan Capital Adequancy Ratio CAR X 4 terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan laba Y. Sehingga dapat diketahui persamaan regresi yang terbenuk yaitu: Universitas Sumatera Utara 85 Y = -2,426 – 2,14X 1 +12,353X 2 + 2,024X 3 – 2,187X 4 + e Dimana : Y = Pertumbuhan Laba X 1 = Non Performing Loan NPL X 2 = Return On Assets ROA X 3 = Net Interest Margin NIM X 4 Capital Adequacy Ratio CAR e = error Persamaan regresi diatas dapat diinterprestasikan sebagai berikut: 1. Konstanta adalah sebesar -2,426 artinya apabila tidak terdapat variabel independen seperti Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, Net Interest Margin NIM, dan Capital Adequancy Ratio CAR maka besarnya pertumbuhan laba adalah sebesar -2,426 dengan asumsi besarnya variabel- variabel yang lain tidak berubah. 2. Non Performing Loan NPL memiliki koefisien regresi sebesar -0,214, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel Non Performing Loan bertambah 1 satuan, maka variabel Pertumbuhan laba juga mengalami penurunan sebesar -0,214 dengan asumsi variabel yang lain dianggap tetap. 3. Return On Asset ROA memiliki koefisien regresi sebesar 12,353 yang berarti bahwa jika variabel Return On Asset bertambah 1 satuan, maka variabel Universitas Sumatera Utara 86 Pertumbuhan laba juga mengalami kenaikan sebesar 12,353 dengan asumsi variabel yang lain dianggap tetap. 4. Net Interest Margin NIM memiliki koefisien regresi sebesar 2,024 yang berarti bahwa jika variabel Net Interest Margin bertambah 1 satuan, maka variabel Pertumbuhan laba juga mengalami kenaikan sebesar 2,024 dengan asumsi variabel yang lain dianggap tetap. 5. Capital Adequancy Ratio CAR memiliki koefisien regresi sebesar -2,187, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel Capital Adequancy Ratio bertambah 1 satuan, maka variabel Pertumbuhan laba juga mengalami penurunan sebesar - 2,187 dengan asumsi variabel yang lain dianggap tetap.

4.2.4 Uji Hipotesis

4.2.4.1 Uji Statistik t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, Net Interest Margin NIM, dan Capital Adequancy Ratio CAR terhadap variabel dependen yaitu Pertumbuhan laba secara parsial. Uji t memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,05, jika signifikansi t berada dibawah 0,05 maka variabel independen secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Apabila t hitung menunjukkan nilai lebih besar dibandingkan dengan t tabel, maka koefisien regresi variabel independen adalah signifikan. Universitas Sumatera Utara 87 Standardize d Coefficients B Std. Error Beta Constant -2.426 19.027 -.127 .899 NPL -.214 2.441 -.008 -.088 .930 ROA 12.353 4.069 .354 3.036 .003 NIM 2.024 1.882 .125 1.075 .285 CAR -2.187 .681 -.301 -3.210 .002 a. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba Coefficients a Model Unstandardized Coefficients t Sig. 1 Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Dari hasil uji statistik t pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa: 1. Besarnya t hitung untuk variabel Non Performing Loan NPL adalah sebesar - 0,088 dengan nilai signifikansi 0,930. Hasil tersebut menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel -0,088 1,984. Dilihat dari signifikansinya, nilai signifikansi NPL lebih besar dari 0,05 0,930 0,05. Maka diperoleh kesimpulan bahwa Non Performing Loan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa Non Performing Loan NPL berpengaruh signifikan ditolak. 2. Besar t hitung variabel Return On Asset ROA adalah sebesar 3,036 dengan nilai signifikansi 0,003. Hasil tersebut menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel 3,036 1,984, dilihat dari signifikansinya nilai signifikansi ROA lebih kecil dari 0,05 0,003 0,05. Maka diperoleh kesimpulan bahwa Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Maka Universitas Sumatera Utara 88 hipotesis yang menyatakan bahwa Return On Asset ROA berpengaruh signifikan diterima. 3. Besar t hitung variabel Net Interest Margin NIM adalah 1,075 dengan nilai signifikansi 0,285. Hasil tersebut menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel - 1,075 1,984, dilihat dari signifikansinya nilai signifikansi NIM lebih besar dari 0,05 0,285 0,05. Maka diperoleh kesimpulan bahwa Net Interest Margin berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa Net Interest Margin NIM berpengaruh signifikan ditolak. 4. Besar t hitung variabel Capital Adequancy Ratio CAR adalah -3.210 dengan nilai signifikansi 0,002. Hasil tersebut menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel -1,075 1,984, dilihat dari signifikansinya nilai signifikansi CAR lebih kecil dari 0,05 0,002 0,05. Maka diperoleh kesimpulan bahwa Capital Adequancy Ratio CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa Capital Adequancy Ratio CAR berpengaruh signifikan diterima.

4.2.4.2 Uji Statistik F

Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, Net Interest Margin NIM, dan Capital Adequancy Ratio CAR terhadap variabel dependen yaitu Pertumbuhan laba secara simultan. Uji F memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,05, Universitas Sumatera Utara 89 jika signifikansi F berada dibawah 0,05 maka variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 26966.978 4 6741.745 6.799 .000 b Residual 94197.375 95 991.551 Total 121164.353 99 a. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba b. Predictors: Constant, CAR, NPL, ROA, NIM Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Dari uji F yang telah dilakukan diperoleh F hitung sebesar 6,799 sedangkan F tabel adalah 5,66 Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil tersebut maka Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, Net Interest Margin NIM, dan Capital Adequancy Ratio CAR berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Pertumbuhan laba F hitung lebih besar dari F tabel 6,799 5,66 dan signifikansi penelitian lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05 dengan demikian Ha diterima.

4.2.5 Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan sampai seberapa jauh variabel independen yang digunakan dalam persamaan regresi mampu menjelaskan variabel dependen. Dari penelitian ini R 2 menunjukkan bahwa variabel independen kemungkinan dapat menjelaskan bahwa perubahan naik turunnya variabel dependen dan merupakan pengaruh dari variabel independen diluar variabel yang dipakai dalam model regresi yang turut berpengaruh Universitas Sumatera Utara 90 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .472 a .223 .190 31.48891 1.692 Model Summary b Model a. Predictors: Constant, CAR, NPL, ROA, NIM b. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba secara signifikan terhadap perubahan kebijakan dividen. Apabila nilai R 2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut. Hasil output SPSS dapay dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasi Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Pada Tabel 4.10 nilai koefisien korelasi R sebesar 0,472 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan pertumbuhan laba variabel dependen dengan Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, Net Interest Margin NIM, dan Capital Adequancy Ratio CAR variabel independen mempunyai hubungan yang tidak terlalu erat yaitu sebesar 47,2. Besarnya pengaruh variabel independen Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, Net Interest Margin NIM, dan Capital Adequancy Ratio CAR terhadap variabel dependen pertumbuhan laba ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,472, artinya variabel Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, Net Interest Margin NIM, dan Capital Adequancy Ratio CAR berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sebesar 47,2 sisanya sebesar 52,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Nilai Standar Error of the Estimate SEE adalah Universitas Sumatera Utara 91 sebesar 31,48891, semakin kecil nilai SEE maka model regresi akan semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan pengujian secara simultan diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 6,799 dengan nilai signifikansi 0,000 dan dapat disimpulkan Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, Net Interest Margin NIM, dan Capital Adequancy Ratio CAR secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan laba pada Bank Pembangunan Daerah periode 2009-2013 Berdasarkan pengujian secara parsial diketahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

1. Pengaruh

Non Performing Loan NPLTerhadap Pertumbuhan Laba Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel Non Performing Loan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Artinya, jika terjadi masalah atas kredit yang dijalankan bank pembangunan daerah, hal ini tidak akan mempengaruhi pertumbuhan laba, kemungkinan hal ini terjadi karena memburuknya kondisi perekonomian yang diduga berdampak pada terjadinya penurunan NPL untuk kredit investasi. Selain itu bank pembangunan daerah umumnya adalah berorientasi terhadap pengembangan kredit kepada masyarakat daerah dalam rangka mendukung pembangunan perekonomian daerah, jadi apabila terjadi kredit bermasalah sudah dilakukan manajemen risiko untuk mengatasinya sedemikian agar tidak besar pengaruhnya dalam perolehan laba Universitas Sumatera Utara 92 bank. Hasil penelitin ini relevan dengan hasil yang dilakukan oleh Rosalia 2009 dan Paramitha 2011 yang menyatakan bahwa Non Performing Loan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Sehingga hal ini juga membuat hipotesis tidak dapat diterima yang menyatakan bahwa NPL berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

2. Pengaruh

Return On Asset ROA Terhadap Pertumbuhan Laba Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel Return On Asset ROA berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil yang dilakukan oleh Paramitha 2011 dan Rizki 2013 yang menyatakan bahwa Return On Asset ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini didukung dengan teori Taswan2010:167 yaitu ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Selain itu, ROA menunjukkan tingkat efisiensi yang mampu diciptakan bank atas sumber daya manusia total asset untuk dapat menghasilkan laba. Sehingga hal ini juga membuat hipotesis dapat diterima yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

3. Pengaruh

Net Interest Margin NIM Terhadap Pertumbuhan Laba Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel Net Interest Margin NIM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Hasil penelitin ini relevan dengan hasil yang dilakukan oleh Rosalia 2009 dan Santi 2011 yang menyatakan bahwa Net Interest Margin NIM Universitas Sumatera Utara 93 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Sehingga hal ini juga membuat hipotesis tidak dapat diterima yang menyatakan bahwa NIM berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

4. Pengaruh

Capital Adequancy Ratio CAR Terhadap Pertumbuhan Laba Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel Capital Adequancy Ratio CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Hasil penelitin ini relevan dengan hasil yang dilakukan oleh Paramitha 2011 yang menyatakan bahwa Capital Adequancy Ratio CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Hal ini sesuai dengan pendapat Dendawijaya 2009:121 bahwa CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. Sehingga CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan untuk mendanai aktiva produktif. Atau kata lain CAR berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutupi resiko menjaga aktiva produktif. Bahwa rasio CAR yang tinggi menyebabkan semakin baik posisi modalnya. Modal akan mempengaruhi laba melalui penambahan aktiva yang baik seperti dalam bentuk aktiva produktif yang akan meningkatkan laba. Sehingga hal ini juga membuat hipotesis dapat diterima yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Universitas Sumatera Utara 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan