1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika adalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan tujuan di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika bukan hanya tentang mengajarkan materi. Pembelajaran yang
disampaikan harus mengarahkan siswa pada tujuan pembelajaran yang ada. Pengembangan aktiitas kreatif sangat penting dalam meningkatkan mutu
pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran matematika. Dengan belajar matematika siswa diharapkan mampu memecahkan berbagai permasalahan,
mengungkapkan gagasan kepada orang lain, dan mampu menggunakan matematika dalam kehidupan.
2.1.3 Accelerated Learning
Belajar merupakan aktivitas naluriah setiap orang. Namun kecepatan setiap orang untuk belajar berbeda-beda. Hal itu didasarkan pada pemahaman
tentang cara-cara belajar efektif. Penggunaan berbagai media dan metode pembelajaran merupakan upaya untuk memperoleh pembelajaran yang efektif.
Accelerated learning merupakan metode belajar efektif yang dimaksudkan untuk mempercepat perolehan hasil belajar Anni, 2006: 113. Accelerated
learning dilandasi pada penelitian tentang kerja otak dan belajar. Indera dalam belajar yang meliputi indera visual, auditori, dan kinestetika harus benar-benar
digunakan. Pemanfaatan indra belajar dalam aktivitas belajar dimaksudkan agar informasi masuk ke dalam memori jangka panjang akan lebih permanen dan dapat
digunakan kembali pada waktu menghadapi situasi baru Anni, 2006: 139. Accelerated learning bersifat terbuka dan luwes. Siswa diajak untuk terlibat
sepenuhnya dalam pembelajaran. Belajar bukan hanya mengkonsumsi, akan tetapi belajar adalah berkreasi. Beberapa asumsi pokok pada accelerated learning yaitu:
1 lingkungan belajar yang positif, 2 kerjasama diantara siswa, 3 kerjasama dalam pembelajaran, 4 variasi yang cocok untuk semua gaya belajar, dan 5
belajar kontekstual Meier, 2002: 33-34. Berdasarkan asumsi tersebut, metode pembelajaran ini cenderung
mengajak untuk meninggalkan pembelajaran yang kaku. Pembelajaran tidak hanya melalui verbal. Pembelajaran melalui berbagai indra belajar untuk
mencapai hasil yang lebih maksimal. Dalam pembelajaran lebih mementingkan siswa untuk beraktivitas, bukan hanya untuk mempelajari materi. Belajar juga
bukan berarti bersaing, akan tetapi belajar adalah bekerjasama. Accelerated learning lebih menekankan pada kerja sama dalam pembelajaran serta
menerapkan apa yang dipelajari untuk diterapkan langsung ke dunia nyata. Accelerated learning adalah pembelajaran yang alamiah, yang didasarkan
pada cara belajar seseorang secara alamiah. Belajar berdasarkan aktivitas yang
berarti aktif secara fisik ketika belajar dan memanfaatkan indra sebanyak mungkin. Model pembelajaran SAVI yang menganut metode accelerated learning
disarankan untuk mengelola pembelajaran dalam kelas Meier, 2002.
2.1.4 Model Pembelajaran SAVI