Bab Bab
Bab Bab
Bab
1 11
11
Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
63
Di Papua, anyaman dapat ditemukan pada produksi gelang khas masyarakat Papua yang terbuat dari serat
kayu dan batang anggrek hutan.
d. Kriya keramik
Bahan dasar keramik adalah tanah liat. Benda keramik dibentuk dengan berbagai teknik, antara lain teknik cetak,
lempeng, pijit, dan pilin. Setelah dibentuk, kemudian diberi hiasan. Jika sudah melalui proses pengeringan,
dibakar dengan suhu tertentu. Keramik diproduksi untuk benda-benda hias atau benda
pakai dengan keragaman variasi bentuk, misalnya guci, pot bunga, vas bunga, dan sebagainya. Daerah-daerah
penghasil keramik tersebar luas di Nusantara, antara lain di Yogyakarta, Malang, Cirebon, dan Purwokerto.
Untuk mengetahui dan memahami keunikan gagasan yang terdapat pada karya seni rupa terapan Nusantara
maka diperlukan penghargaan dan penilaian kita terhadap karya-karya tersebut. Suatu sikap ataupun kegiatan untuk
menilai dan menghargai karya seni tersebut lebih dikenal dengan istilah apresiasi.
1. Pengertian apresiasi
Apresiasi berasal dari bahasa Inggris appreciate yang artinya menghargai atau menilai. Apresiasi terhadap
karya seni adalah suatu sikap atau kegiatan menghargai nilai-nilai estetika ataupun nilai-nilai budaya yang
terdapat pada karya seni tersebut.
Apr Apr
Apr Apr
Apresiasi T esiasi T
esiasi T esiasi T
esiasi Ter er
er er
erhadap K hadap K
hadap K hadap K
hadap Keunik eunik
eunik eunik
eunikan Gag an Gag
an Gag an Gag
an Gagasan K asan K
asan K asan K
asan Kar ar
ar ar
aryyyyya Seni a Seni
a Seni a Seni
a Seni R
RR RRupa T
upa T upa T
upa T upa Ter
er er
er erapan N
apan N apan N
apan N apan Nusant
usant usant
usant usantar
ar ar
ar araaaaa
D D
D D
D
Kerjakan tugas ini secara mandiri. · Cari sebuah artikel di koran, majalah, atau internet
terkait permasalahan seni rupa terapan Nusantara. Berikan tanggapanmu tentang artikel tersebut.
· Jelaskan bagaimana perkembangan karya-karya seni rupa terapan Nusantara saat ini. Apa upayamu untuk
ikut mengembangkannya?
Gambar 1 Gambar 1
Gambar 1 Gambar 1
Gambar 1.....1 11
111 11
11
Guci keramik
Sumber: Dokumentasi Penerbit
Mari Belajar Seni Rupa untuk SMP-MTs Kelas VIII
64
Apresiasi dilakukan dengan melihat, mengamati, mengerti, dan memahami nilai keindahan suatu karya seni
untuk kemudian memberikan penilaian atau penghargaan. Bagi siswa, apresiasi dapat melatih kepekaan batin dan daya
pikir dalam mengamati karya seni.
Adapun sikap atau kegiatan apresiasi dapat digolong- kan dalam 3 tingkatan sebagai berikut.
a. Apresiasi empatik, yaitu apresiasi yang menilai kualitas
karya seni sebatas tangkapan indrawi.
b. Apresiasi estetis, yaitu apresiasi yang menilai karya seni
dengan melibatkan pengamatan dan penghayatan yang mendalam.
c. Apresiasi kritik
, yaitu apresiasi yang bertujuan meng- analisa suatu karya seni dan memberikan kesimpulan
kritik atas hasil pengalamannya. Teknik apresiasi kritik dapat dilakukan dengan mengamati benda secara
langsung atau tidak langsung.
2. Makna dalam karya seni rupa terapan Nusantara
Karya-karya seni rupa terapan yang berkembang di wilayah Nusantara umumnya sarat dengan makna atau
simbol-simbol tertentu. Makna tersebut berkaitan erat dengan nilai-nilai budaya yang berkembang dalam kehidupan
masyarakatnya. Nilai-nilai simbolis tersebut bisa dalam pemilihan warna, bentuk, atau motifnya. Misalnya, di
Sumatra, kain tenun bagi masyarakat Melayu memiliki nama dan simbol tertentu, begitu pula warna-warna yang
digunakan, masing-masing pewarnaan erat kaitannya dengan makna-makna tertentu.
3. Ragam hias dalam karya seni rupa terapan Nusantara
Ragam hias di setiap daerah sangat beragam. Ragam hias di daerah Jawa umumnya bermotif tumbuhan, hewan,
dan ada pula yang bermotif bidang geometrik atau bidang organik. Di Toraja, Papua, dan Sumatra Utara sering
dijumpai ragam hias yang berpola geometrik. Motif manusia dan hewan banyak digunakan pada ragam hias masyarakat
Dayak di Kalimantan, Batak, dan Papua.
Motif atau corak ragam hias di Nusantara dapat digolongkan dalam dua kelompok sebagai berikut.
a. Pola hias abstrak, di antaranya adalah motif-motif
geometrik dan organik, seperti motif tumpal, baji, kawung, meander, pilin, swastika, dan lain-lain.