seperti fotokopi KTP, fotokopi KK, dan lain-lain. Akan tetapi satu hal yang harus diperhatikan calon nasabah adalah bukti dari pihak-pihak
yang terkait dengan kebutuhan nasabah misalnya jika seorang calon nasabah ingin mengajukan pembiayaan untuk pendidikan maka harus
dilengkapi dengan bukti baik brosur dan slip pembayaran uang sekolah atau yang lainnya.
4
2 Setelah diadakan uji kelayakan atau setelah dianalisis bagi nasabah
tersebut, dan pihak BMT menyetujuinya maka kedua belah pihak mengadakan suatu akad dan melakukan pencairan dana.
Prosedur dan proses pencairan dana dari BMT kepada nasabah biasanya tidak memerlukan waktu lama maksimal dua minggu,
berdasarkan pengakuan dari nasabah pembiayaan multijasa bahwa alasan saya mengajukan pembiayaan multijasa di BMT Ubasyada karena
memang saya mengetahui proses dan prosedur pembiayaan di BMT Ubasyada cukup cepat dan mudah, jadi untuk pembiayaan multijasa ini
kira-kira 2 minggu saya sudah memperoleh pencairan dana.
5
4. Analisis Pembiayaan Multijasa
Dari awal diluncurkannya produk pembiayaan multijasa di BMT Ubasyada, belum begitu mengalami perkembangan yang signifikan, hal
ini diperkuat dengan data yang diperoleh penulis dari laporan piutang
4
Yeni Ulfah, Bagian Adminstrasi Pembiayaan, Wawancara Pribadi, Ciputat 21 Maret 2013.
5
Wawancara Pribadi dengan Suryati, Nasabah Pembiayaan Multijasa, Ciputat, 03 April 2013.
ijarah kepada usaha mikro kecil dan menengah BMT Ubasyada tahun 2011.
6
Hal ini mengindikasikan bahwa belum banyak masyarakat yang mengetahui tentang adanya pembiayaan multijasa di BMT Ubasyada,
menurut Acep Rusdan selaku manager BMT Ubasyada jumlah nasabah yang telah bergabung menjadi nasabah pembiayaan multijasa hingga
akhir tahun 2011 baru sekitar 21 orang.
7
Menurutnya ada beberapa kendala yang menyebabkan belum berkembang pesat pada pembiayaan
multijasa di BMT Ubasyada, diantaranya : a.
Orientasi penyaluran pembiayaan pada BMT Ubasyada lebih terfokus pada pembiayaan produktif modal kerja.
b. Pembiayaan multijasa di BMT Ubasyada masih terbilang baru,
dibandingkan dengan pembiayaan-pembiayaan yang lain. Sehingga masih dalam tahap memperkenalkan produk ini kepada masyarakat.
B. Aplikasi Ijarah dalam Pembiayaan Multijasa di BMT Ubasyada
Dalam skim pembiayaan multijasa di BMT Ubasyada menggunakan akad ijarah, yaitu hak pemindahan hak guna manfaat atas suatu barang atau
jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa. Nasabah memberikan imbalan sebagai kompensasi atas pelayanan berupa pembayaran yang
dilakukan oleh BMT dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah akan jasa
6
Laporan Piutang Ijarah BMT Ubasyada Tahun 2011. Terlampir
7
Acep Rusdan, Manager BMT Ubasyada, Wawancara Pribadi, Ciputat 21 Maret 2013.
kepada pihak ketiga. Setelah itu nasabah membayar kepada BMT dengan cara mengangsur atau sekaligus sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian.
8
Angsuran yang disepakati pada tahap awal pembiayaan tidak akan berubah selama jangka waktu pembiayaan. Dengan demikian, angsuran
pembiayaan multijasa ini besarnya tetap kendati terjadi fluktuasi suku bunga di pasar konvensional. Adapun penetapan ujrah keuntungan bagi BMT
dilakukan berdasarkan kesepakatan antara BMT dengan nasabah. BMT menerapkan margin keuntungan khususnya terhadap produk-
produk pembiayaan yang berbasis Natural Certainty Contracts NCC, yakni akad bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, bagi dari segi jumlah
maupun waktu, seperti pembiayaan murabahah dan ijarah. Secara teknis, yang dimaksud dengan margin keuntungan adalah prosentase tertentu yang
diterapkan pertahun perhitungan margin keuntungan secara harian maka jumlah hari dalam setahun diterapkan 360 hari, perhitungan margin
keuntungan secara bulanan, maka setahun diterapkan 12 bulan.
9
Dalam aplikasinya, BMT Ubasyada pada pembiayaan multijasa ini melakukan dua kali akad. Yaitu akad wakalah dan akad ijarah pada
pembiayaan multijasa.
Wakalah dalam terminology “pemberian
kewenangankuasa kepada pihak lain tentang apa yang harus dilakukan dan ia pemberi kuasa secara syar’i menjadi pengganti pemberi kuasa selama batas
waktu yang ditentukan. ”
10
Akad wakalah pada pembiayaan multijasa disini artinya BMT tidak membayar sendiri manfaat akan jasa yang nasabah
8
Anang Abdul Manan, Ketua BMT Ubasyada, Ciputat 26 Maret 2013.
9
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 279.
10
Ah. Azharuddin Lathif, Fiqih Muamalah, h. 171.
butuhkan. BMT Ubasyada hanya memberikan sejumlah uang dan menyerahkan kuasa kepada nasabah untuk membayar atau membeli jasa
manfaat yang nasabah ajukan. Dengan demikian nasabah sendiri yang melakukan jasa pembayaran.
Dalam kontrak akad wakalah, menyatakan dalam beberapa hal, yaitu : 1.
BMT Ubasyada sebagai pihak yang mewakilkan kepada nasabah. 2.
Nasabah sebagai pihak yang mewakili BMT Ubasyada. 3.
BMT memberikan sejumlah uang kepada nasabah sekaligus memberikan kuasa penuh kepada nasabah untuk membayar kepada
pihak ketiga sebagaimana yang dinyatakan dalam surat keterangan dan bukti-bukti yang terlampir.
4. Nasabah menerima sejumlah uang dan kuasa yang diberikan untuk
membayar kebutuhannya sesuai dengan keterangan diatas. 5.
Nasabah bersedia menyerahkan bukti-bukti pembayaran. 6.
Nasabah tidak diperkenankan menggunakan uang tersebut untuk keperluan diluar kesepakatan.
Setelah bukti-bukti sudah diserahkan oleh nasabah kepada pihak BMT, maka dibuat akad ijarah. Dalam hal ini menyatakan BMT memberikan
jasanya untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Pada akad ini mencantumkan beberapa pasal, yaitu :
11
a. Pasal 1. Pada pasal ini berisi tentang perjanjian ijarah yang dilandasi
dengan ketaqwaan kepada Allah SWT, saling percaya, amanah, atas dasar Ukhuwah Islamiyah dan tanggung jawab.
11
Acep Rusdan, Manager BMT Ubasyada, Wawancara Pribadi, Ciputat 21 Maret 2013.
b. Pasal 2. Pasal ini membahas tentang harga yang disewakan. Biaya yang
diberikan oleh BMT diperuntukan untuk apa oleh nasabah. c.
Pasal 3. Pasal ini membahas mengenai jasa atau tempat yang disewakan oleh BMT kepada nasabah.
d. Pasal 4. Pasal ini mengenai nasabah mengakui dengan ini mempunyai
hutang kepada BMT. e.
Pasal 5. Pasal ini membahas tentang nasabah membayar hutang tersebut kepada BMT dengan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak. f.
Pasal 6. Pasal ini membahas tentang cara dan jumlah pembayaran, berapa jumlah tiap angsuran yang dibayarkan oleh nasabah dan bagaimana
caranya. Bisa secara langsung datang ke BMT dan dana dijemput oleh petugas yang menangani pembiayaan dari BMT.
g. Pasal 7. Pasal ini mengenai tentang pembayaran hutang tersebut sesuai
dengan tanggal jatuh tempo setiap bulannya. h.
Pasal 8. Pasal ini berisi tentang biaya administrasi yang dibebankan pada nasabah tersebut.
i. Pasal 9. Pasal ini Berisikan tentang jaminan pembiayaan. Jaminan ini
untuk menjaga amanah dimana spesifkasi bentuk jaminan dilampirkan. j.
Pasal 10. Pasal ini berisi tentang nasabah memberikan izin, hak, dan kuasa kepada BMT untuk menyita atau menjual harta benda yang
dijadikan jaminananggunan oleh nasabah pada pasal 9, apabila nasabah tidak dapat membayar hutang tersebut.