Ketentuan Fikih Muamalah Mengenai Ijarah

yang diminta atas suatu pekerjaan yang dilakukan. 23 Dalam ujrah disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak, baik dalam sewa-menyewa maupun dalam upah-mengupah. 24 Dapat dijelaskan dalam skema ijarah sebagai berikut: Gambar : 3 Skema Ijarah Sumber : Buku Panduan Transaksi Perbankan Syariah. Keterangan: Gambar 3. 1. Nasabah mengajukan Pembiayaan Ijarah ke bank. 2. Bank memberi atau menyewa barang yang diinginkan oleh nasabah sebagai obyek ijarah dari supplierpemilik. 3. Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dan bank mengenai barang objek, tarif, periode, dan biaya, maka akad ijarah ditandatangani. Nasabah diwajibkan menyerahkan jaminan yang dimiliki.

B. Pembiayaan Multijasa

1. Pengertian Pembiayaan Multijasa 23 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: Raja Garafindo Persada, 2008, Edisi Kedua, h. 110. 24 Hendi Suhendi, M. Si, Fiqih Muamalah membahas Ekonomi Islam Kedudukan Harta, Hak Milik, Jual Beli, Bunga Bank dan Riba, Musyarakah, Ijarah, Koperasi, Asuransi,Etika Bisnis dan Lain-lain, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007, Edisi Ketiga, h. 118. Bayar Cicilan Menyewa Jasa BANK NASABAH Pembiayaan multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah, baik perbankan atau non perbankan kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa. 25 Pembiayaan multijasa merupakan fasilitator pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah, dalam hal ini BMT kepada pihak-pihak yang memerlukan dana deficit unit. Dalam hal masyarakat yang membutuhkan dana yang diperoleh dari masyarakat pula, yaitu masyarakat yang menitipkan uangnya atau dana yang ada di lembaga keuangan syariah. Multijasa terdiri dari dua kata, yaitu multi yang berarti banyak, bermacan-macam dan jasa yang berarti perbuatan yang berguna atau bernilai bagi orang lain, manfaat. Jadi multijasa adalah suatu perbuatan atau manfaat yang bermacam-macam gunanya bagi orang lain. Pembiayaan multijasa adalah sewa-menyewa atas manfaat suatu barang atau jasa antar pemilik obyek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan berupa sewa atau upah bagi pemilik obyek sewa. Aturan mengenai pembiayaan multijasa ini berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 44DSN-MUIVII2004. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 44DSN-MUIVII2004 ini dikeluarkan atas permohonan dari Bank Rakyat Indonesia tanggal 28 April 2004 dan hasil rapat pleno DSN-MUI tanggal 11 Agustus 2004 berdasarkan pertimbangan bahwa LKS perlu merespon kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan jasa. 25 Serambi Indonesia, Hukum Transaksi Pembiayaan Multijasa, artikel diakses pada 4 September 2008 dari www.serambi news.com. 2. Dasar Hukum Pembiayaan Multijasa a. Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 233:                        “Dan jika kamu hendak beri anak-anak kamu menyusu kepada orang lain,maka tidak ada salahnya bagi kamu apabila kamu serahkan upah Yang kamu mahu beri itu Dengan cara Yang patut. dan bertaqwalah kamu kepada Allah, serta ketahuilah, Sesungguhnya Allah sentiasa melihat akan apa jua Yang kamu lakukan. ” Al-Baqarah : 233 b. Hadist Riwayat Abdul Ar-Razzaq dan Abu Hurairah dan Abu Said Al- Khudry Nabi SAW Bersabda : “Barangsiapa yang mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya. ” c. Dasar Operasional Pembiayaan Multijasa berdasarkan Fatwa DSN- MUI No. 44DSN-MUIVIII2004 yaitu : 1 Fatwa DSN No. 09DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Ijarah 2 Fatwa DSN No. 11DSN-MUIIV2000 tentang Kafalah 3 Hasil Rapat Pleno DSN-MUI, Hari Rabu, 24 Jumadil Akhir 1325 H11 Agustus 2004 4 Surat dari BRI Syariah No. B. 02-DPSUUS042004 perihal permohonan Fatwa DSN tentang Pembiayaan Multijasa 3. Fatwa DSN-MUI Pembiayaan Multijasa Menurut Fatwa DSN-MUI, Pembiayaan Multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa. DSN-MUI memandang perlu Menetapkan membuat fatwa tentang pembiayaan multijasa sebagai pedoman pelaksanaan transaksi tersebut agar sesuai dengan prinsip syariah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan jasa. Fatwa ini ditetapkan dari Hasil Rapat Pleno DSN-MUI pada tanggal 11 Agustus 2004 dan dibuat karena datangnya surat permohonan dari Bank Rakyat Indonesiapada tanggal 28 April 2004 dan dari Bank Danamon. Fatwa ini substansi dari Fatwa DSN-MUI No. 09DSN- MUIIV2000 tentang pembiayaan ijarah dan No. 11DSN-MUIIV2000 tentang pembiayaan Kafalah. Dalam Fatwa No. 44DSN-MUIVII2000 tentang pembiayaan multijasa, terdapat beberapa ketentuan, yaitu sebagai berikut : a. Ketentuan Umum 1 Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh jaiz dengan menggunakan akad ijarah atau kafalah. 2 Dalam hal Lembaga Keuangan Syariah menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.