Penempatan Magnet Anchor Klasifikasi Plaza

31 Adalah transformasi bentuk edges, sebagai pembatas pusat pertokoan dengan tempat-tempat luar.

c. Ketentuan Jalur Pedestrian

Pusat perbelanjaan biasanya mempunyai pedestrian way utama yang berfungsi sebagai shopping street. Jika terdapat pusat perbelanjaan lebih dari satu, maka harus mempunyai hubungan langsung dengan bangunan pusat perbelanjaan utama dan juga berhubungan untuk pencapaian ke area parkir. a. Semua toko secara prinsip memiliki pintu masuk dari pusat perbelanjaan utama atau dekat dengan pusat perbelanjaan. Toko- toko tersebut juga harus memiliki entrance tambahan dari parkirjalan. b. Jumlah lantai pada pusat perbelanjaan dapat 1 lantai, 2 lantai atau lebih. Setiap pusat perbelanjaan seharusnya menghindari daerah- daerah yang curam untuk menghindari gangguan dalam berbelanja dan sumber kecelakaan. c. Pusat perbelanjaan dapat : - Terbuka, dengan perlindungan terhadap musim melalui penggunaan kanopi menerus sepanjang muka toko. - Sama sekali terlindung, tetapi berhubungan dengan udara luar. - Sama sekali tertutup, tetapi menggunakan alat pemanas untuk daerah beriklim dingin.

d. Penempatan Magnet Anchor

Komponen utama dari pusat perbelanjaan adalah anchor, tenant yang berfungsi sebagai magnet. Penempatan komponen utama berdasarkan proses evolusi pusat perbelanjaan Lion Edger, Shopping center, Planning and Administration, John Wiley and Sons. Inc. USA,1976, yaitu: Universitas Sumatera Utara 32 Basic Center Additional Store Mall Added Keterangan: S : Supermarket St : Store additional D:Departement Store Gambar 2.12 Penempatan magnet pada pusat perbelanjaan Sumber : Lion Edger,1976 2.Plaza a. Pengertian Plazad Plaza sebagai salah satu ruang buatan manusia yang dirancang dengan aturan tertentu. Dengan tujuan sebgai pusat perbelanjaan dan pusat kegiatan bagi masyarakat. Plaza ynag baik adalah plaza yang tidak terlalu besar, sehingga pengunjung merasa nyaman Alexander, 1977. Menurut Ching 1994, plaza adalah ruang terbuka dalam sebuah kota. Menut Lynch 1981, plaza adalah pusat kegiatan pada suatu area kota, sedangkan menurut Marcus Francis 1998, plaza adalah suatu area perkerasan berupa ruang publik dan kendaraan tidak dapat memasukinya. Dari beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Plaza merupakan suatu ruang publik terbuka kota yang digunakan sebagai tempat untuk melakukan beberapa aktivitas.

b. Klasifikasi Plaza

Menurut Marcus Francis 1998, berdasarkan bentuk dan fungsi nya plaza dibedakan menjadi enam jenis, yaitu: Universitas Sumatera Utara 33 1. The Street Plaza Street plaza adalah suatu ruang publik dengan ukuran kecil dan biasanya berbatasan dengan pedestrian yang terhubung atau dekat dengan jalan. Terkadang street plaza adalah bentuk perluasan dari jalur pedesterian atau arcade. Gambar 2.13 Calle Florida Street Gambar 2.14 Wall Street Plaza Sumber: Internet Sumber: Internet 2. The Corporate Foyer The Corporate Foyer adalah bagian dari komplek bangunan- bangunan tinggi. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan daya tarik, seperti pintu masuk degan citra elegan. 3. Urban Oasis Urban oasis merupakan jenis plaza yang memilki citra seperti taman, dan terpisah dari jalan. Lokasi dan racangannya diatur jauh dari kebisingan dan aktivitas kota. Gambar 2.15 Contoh Urban Oasis Sumber :Internet 4. The Transit Foyer The Transit Foyer adalah jenis ruang plaza yang dibuat dengan akses masuk dan keluar yang mudah dari terminal ataupun stasiun. Universitas Sumatera Utara 34 5. The Grand Public Space The Grand Public Space merupakan area ruang terbuk hijau seperti plaza pada zaman dahulu. Gambar 2.16 Contoh The Grand Public Space Sumber :Internet 6. The Street Plaza- Pedesterian transit Malls Suatu area terbuka atau jalan yang ramai dimana banyak dilakukan banyak aktivitas seperti duduk, berjalan-jalan, makan dan lain-lain. Dari keenam jenis plaza tersebut, plaza yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah jenis Plaza urban oasis dan corporate foyer.

c. Ciri Bangunan Pusat Pebelanjaan dengan Tipe Plaza