Sikap siswa laki-laki baik dipengaruhi oleh nilai religius siswa dan institusi pendidikan. Sesuai dengan salah satu misi MAN 1 Medan yaitu
“mengamalkan dan menyampaikan ajaran Islam”, pendekatan agama dengan menanamkan ajaran-ajaran agama serta memperkuat nilai moral yang terkandung
dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap siswa.
Hasil penelitian Afianty 2014 menunjukkan bahwa 92,73 responden memiliki sikap baik tentang NAPZA pada siswa SMK di kota Bandung tahun
2014. Hasil penelitian Nurfajri dkk 2013 menunjukkan bahwa 90,3 siswa memiliki sikap baik terhadap narkoba pada siswa-siswi SMA Handayani
Pekanbaru.
5.2 Analisis Bivariat
5.2.1 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap tentang HIVAIDS
Gambar 5.10 Diagram Batang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap tentang HIVAIDS pada Siswa Laki-laki MAN 1 Medan Tahun
2016
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa proporsi siswa laki-laki terbanyak adalah siswa laki-laki dengan pengetahuan HIVAIDS tidak baik dan
sikap terhadap HIVAIDS tidak baik juga. Uji Chi-Square tidak layak digunakan untuk melihat hubungan pengetahuan dengan sikap tentang HIVAIDS karena sel
yang nilai expected-nya kurang dari lima ada 25 jumlah sel. Oleh karena itu, uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu uji Exact Fisher.
Hasil uji Exact Fisher diperoleh nilai p0,05 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap tentang HIVAIDS pada siswa
laki-laki MAN 1 Medan Tahun 2016. Ratio Prevalence siswa yang mempunyai pengetahuan dan sikap tentang HIVAIDS sebesar 1,434 dengan 95 CI 0,956-
2,151, berarti pengetahuan HIVAIDS tidak baik merupakan faktor risiko untuk sikap HIVAIDS tidak baik.
Hasil penelitian Nurhidayatullah 2015 mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap tentang HIVAIDS di SMA Negeri 1 Karangtengah
Demak menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap tentang HIVAIDS dengan nilai p=0,041. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi pengetahuan siswa tentang penyakit HIVAIDS, maka ada kecenderungan untuk melakukan sikap yang positif terhadap penyakit HIVAIDS.
Pengetahuan responden memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap responden. Salah satu faktor pembentukan sikap seseorang adalah pengetahuan.
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, individu mempunyai dorongan untuk
mengerti dengan pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Sikap
Universitas Sumatera Utara
seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan tersebut mengenai objek yang bersangkutan Notoatmodjo, 2012.
5.2.2 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap tentang Bahaya Narkoba