Koefisien Pengaliran Perencanaan Sumur Resapan

4.4 Koefisien Pengaliran

Koefisien pengaliran adalah suatu variabel yang didasarkan pada kondisi daerah pengaliran dan karakteristik hujan yang jatuh di daerah tersebut. Adapun kondisi dan karakteristik yang dimaksud adalah: Kondisi hujan Luas dan bentuk daerah pengaliran Kemiringan daerah aliran dan kemiringan dasar sungai Daya infiltrasi dan perkolasi tanah Kebasahan tanah Suhu udara dan angin serta evaporasi Tata guna lahan Berdasarkan keadaan di atas maka besarnya angka koefisien pengaliran pada suatu daerah adalah: Tabel 4.24 Koefisien Pengaliran C Keadaan Daerah Pengaliran Koefisien Tidak begitu rapat 20 rumahha 0,250 – 0,400 Kerapatan sedang 20-60 rumahha 0,400 – 0,700 Sangat rapat 60-160 rumahha 0,700 – 0,800 Taman dan daerah rekreasi 0,201 – 0,300 Daerah industri 0,801 – 0,900 Daerah perniagaan 0,901 – 0,950 Sumber: Soewarno, 1991 Dengan memperhatikan Tabel 4.24 di atas dan disesuaikan dengan kondisi di kawasan Kelurahan Hutatoruan VII, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, maka ditetapkan koefisien pengaliran di daerah tinjauan studi untuk kerapatan sedang adalah 0,500. Universitas Sumatera Utara

4.5 Perencanaan Sumur Resapan

Perencanaan sumur resapan yang akan dibuat harus sesuai dengan persyaratan teknis secara umum maupun secara khusus berdasarkan SNI No. 03- 2459-2002 . Oleh karena itu dalam penelitian ini proses analisis dilakukan terhadap penentuan dimensi sumur resapan, sehingga perencanaan sumur resapan harus mengacu berdasarkan hasil analisis. Dalam perenelitian ini data keadaan asli yang dijadikan acuan adalah data yang didapat dari lokasi penelitian yang sudah pernah dilakukan analisis dan pengamatan sebelumnya, yaitu: 1 Kedalaman muka air tanah memenuhi persyaratan yaitu 3,50 m 1,5 m pada musim hujan kedalaman muka air tanah diketahui berdasarkan sumur air bersih penduduk di lokasi studi. 2 Struktur tanah pada lokasi penelitian mempunyai nilai koefisien permeabilitas tanah 3,49 cmjam ≥ 2,0 cmjam. 3 Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan, dapat dilihat pada Tabel 4.25 berikut ini berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian. Tabel 4.25 Jarak Minimum Sumur Resapan Air Hujan terhadap Bangunan No. Jenis Bangunan Jarak min. dari sumur resapan air hujan m Jarak dari sumur resapan m Keterangan 1. Sumur air bersih 3 6 Memenuhi 2. Pondasi Bangunan 1 1,5 Memenuhi 3. Septi tank 5 5 Memenuhi Sumber: Hasil pengamatan 4 Data-data dalam perhitungan debit banjir di kawasan permukiman Kelurahan Hutatoruan VII, Kecamatan Tarutung, antara lain:  Luas total area permukiman A = 1.100.000 m 2 = 110 Ha Koefisien pengaliran yang dipakai c = 0,500  Luas 1 unit area rumah penduduk A = 120 m 2 = 12 x 10 -3 Ha Halaman A h = 70 m 2 , dimana c h ≈ 0,1 Universitas Sumatera Utara Atap Aa = 50 m 2 , dimana c a ≈ 0,95 Koefisien pengaliran rata-rata 1 rumah: 45 , 120 95 , x 50 1 , x 70 A C x A C x A A A C C a a h h  Intensitas curah hujan PUH 5 tahun berdasarkan kombinasi metode Van Breen dengan metode Talbot: Intensitas curah hujan I = 74,894 mmjam Durasi hujan dominan t = 2 jam = 7200 detik  Koefisien permeabilitas tanah K = 9,704 x 10 -4 cmdetik  Laju Infiltrasi tanah f = 17,40 cmjam Dari data-data tersebut, debit banjir dengan berbagai kondisi dapat dihitung dengan metode rasional sebagai berikut:  Debit banjir total area permukiman tanpa sumur resapan: det m 11,45 110 74,894 0,50 0,00278 A I C Kc Q 3 all  Debit banjir yang dihasilkan 1 rumah tanpa sumur resapan: det m 10 124 , 1 10 x 12 74,894 0,45 0,00278 A I C Kc Q 3 3 3 - rumah x Dalam analisis dimensi sumur resapan, air hujan yang diperhitungkan masuk ke dalam air tanah adalah air hujan yang jatuh melalui atap bangunan saja, sedangkan air hujan yang jatuh pada permukaan tanah, jalan, dan fasilitas umum Universitas Sumatera Utara lainnya tidak diperhitungkan peresapannya, karena bila dialirkan ke dalam sumur maka partikel tanah akan masuk ke dalam sumur sehingga akan mengganggu fungsi sumur resapan itu sendiri. Dengan analisis teoritis menggunakan persamaan Sunjoto 2011 untuk dimensi sumur resapan, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:  Debit air masuk Q i dari atap menggunakan metode rasional: det m 10 99 , 10 x 5 74,894 0,95 0,00278 A I C Kc Q 3 3 3 - masuk x  Jenis sumur kosong tampang lingkaran: 2 R FKT e 1 FK Qi H Diameter sumur rencana D = 1,5 m, maka jari-jari sumur rencana R = 0,75 m Faktor geometrik = 5,5 . R = 5,5 . 0,75 = 4,125 m  Maka Tinggi sumur resapan H: 2 R π FKT e 1 FK Qi H 2 0,75 π 7200 4 0.00000970 4,125 e 1 4 0.00000970 4,125 0.00099 H m , 3 H  Debit resapan air hujan yang masuk kedalam sumur resapan: H K F Q resapan Universitas Sumatera Utara Dimana Q resapan = Debit air hujan dari atap yang meresap m 3 detik, F = Faktor geometrik = 5,5 R = 4,125, K = Koefisien permeabilitas tanah cmdetik, dan H = Tinggi sumur resapan m. Maka: det m 10 x 0,12 10 x , 3 x 9,704 x 4,125 H K F Q 3 3 6 resapan  Debit yang tereduksitertampung: det m 10 x 0,87 10 x 0,12 10 x 0,99 Q Q Q 3 3 3 3 resapan masuk t ert ampung  Kapasitas sumur resapan V dengan tampang lingkaran: Jari-jari sumur rencana R = 0,75 m Kedalaman sumur resapan = 3,0 m V = Luas alas x Kedalaman sumur resapan = H x R π 2 = 0,75 2 x 3,0 = 5,30 m 3  Waktu T yang diperlukan untuk pengisian sumur resapan: jam 1,7 det 6091,954 det m 0,00087 m 5,30 g Qtertampun V T 3 3 Untuk satu sumur resapan dengan diameter 0,75 m dan kedalaman 3,0 m bertampang lingkaran, memiliki kapasitas sumur resapan 5,30 m 3 , dimana diperlukan waktu pengisian sumur resapan selama 1,7 jam sampai sumur resapan Universitas Sumatera Utara penuh dengan kedalaman muka air tanah kedalaman sumur resapan 3,50 m 3,00 m dan setelah itu air akan keluar dari sumur menuju saluran drainase perumahan, sehingga untuk sekitar 1.256 unit rumah dapat mengisi air tanah sebesar 6.656,8 m 3 atau 6.656.800 liter.

4.6 Pengurangan Debit Banjir akibat Sumur Resapan