Dengan penambahan air yang terus menerus, akan mengakibatkan tanah menjadi jenuh sehingga tarikansedotan matriks tanah menjadi sedemikian
kecilnya hingga dapat diabaikan. Dengan demikian yang tinggal hanya tarikan gravitasi, yang membuat air dapat bergerak ke bawah. Pada saat itu laju infiltrasi
telah konstan, yang ditunjukkan oleh kurva yang mendatar.
4.2 Uji Permeabilitas
Pengujian permeabilitas tanah Gambar 4.5 pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Mei 2013 di Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik
Sipil USU. Penentuan harga koefisien permeabilitas k suatu sampel tanah pada
penelitian ini didapat dari pengujian falling head permeability. Sampel tanah yang di uji diambil dari lokasi permukiman pada kedalaman 1,5 meter yang sudah
dianggap mewakili kondisi tanah pada lokasi studi. Adapun data-data pada percobaan ini adalah:
Data Alat Percobaan
Keterangan Pipa
Diameter Diameter, d cm
1,0 10
Luas Penampang, A cm
2
0,785 78,5
Pemeriksaan Kadar Air
I II
a Berat Krus + Tanah Basah gr
34 39
b Berat Krus + Tanah Kering gr
46 52
c Berat Air gr
12 13
d Berat Krus gr
8,5 9,8
e Berat Tanah Kering gr
37,5 42,2
f Kadar Air
32 30,8
g Kadar Air Rata-Rata
31,4 31,4
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan Berat Isi Tanah
a Berat Silinder + Tanah gr
2600 b
Berat Silinder gr 900
c Berat Tanah Basah gr
1700 d
Diameter Silinder cm 10
e Tinggi Silinder cm
13 f
Isi Silinder cm
3
1020,5 g
Berat Isi Basah grcm
3
1,665
Gambar 4.5 Proses Pengujian Falling Head Permeability di Laboratorium Untuk pengujian falling head permeability, rumus perhitungan koefisien
permeabilitas tanah adalah:
2 1
h h
log t
As Ls
a 2,303
K
Dimana K = Koefisien permeabilitas tanah cmdetik, a = Luas penampang pipa cm
2
, L = Panjang sampel tanah cm, A = Luas penampang sampel cm
2
, t = Interval penurunan h
1
ke h
2
detik, h
1
= Ketinggian mula-mula air pada interval waktu tertentu cm, dan h
2
= Ketinggian akhir air pada interval waktu tertentu cm.
Universitas Sumatera Utara
Data perhitungan pada pengujian falling head permeability ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan pada Pengujian Falling Head Permeability Tanah di Laboratorium
No. Panjang
Sampel L cm
Temperatur T ˚C
Waktu t detik
Tinggi Muka Air h cm
Selang Waktu detik
Permeability KT˚C
MT˚C M20
˚C Permeability
K20 1
13 28
100 0,828
2 13
28 10
85,4 15
0,001368055 0,828
0,00113275 3
13 28
20 73,5
15 0,001300760
0,828 0,00107703
4 13
28 30
63,1 15
0,001322465 0,828
0,00109500 5
13 28
40 54,6
15 0,001254179
0,828 0,00103846
6 13
28 50
46,5 15
0,001391958 0,828
0,00115254 7
13 28
60 40,8
15 0,001133546
0,828 0,00093858
8 13
28 70
34 15
0,001580405 0,828
0,00130858 9
13 28
80 30,2
15 0,001027346
0,828 0,00085064
10 13
28 90
26,2 15
0,001231604 0,828
0,00101977 11
13 28
100 22,6
15 0,001281247
0,828 0,00106087
K
rata-rata
0,00097038 Sumber: Hasil perhitungan
Kesimpulan: K
rata-rata
= 9,704 x 10
-4
dan Sampel tanah termasuk tanah lanau.
Universitas Sumatera Utara
Contoh perhitungan:
Jumlah air yang mengalir melalui contoh tanah pada waktu 15 detik dengan tinggi muka air 85,4 cm yaitu:
det 5
0,00136805 4
, 85
100 log
15 5
, 78
13 785
, 303
, 2
h h
log t
As Ls
a 2,303
K
2 1
cm
Dimana nilai untuk suhu ruangan 28˚C Das, 1993 = 828
, C
20 M
C MT
Maka, det
cm 0,00113275
828 ,
x 10
x 98
, 3
C 20
M C
MT x
k K
4 20
Maka dari hasil pengujian falling head permeability di atas, diperoleh nilai koefisien permeabilitas k sebesar 9,704 x 10
-4
cmdetik. Sehingga jenis tanah pada kedalaman 1,5 meter di lokasi penelitian termasuk jenis tanah lanau
berdasarkan Tabel 2.2 pada Bab II.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisis Hidrologi