Vitamin Zat Gizi Mikro

untuk keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun aktivitas tubuh. Kelompok zat gizi makro ini terdiri dari karbohidrat untuk menyediakan energi, serat dan gula alami sukrosa dan fruktosa, protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel – sel dan jaringan tubuh, dan lemak Paatth, Rumdasih, Heryati 2004.

2.2.4 Zat Gizi Mikro

Zat gizi yang termasuk dalam golongan zat gizi mikro adalah vitamin dan sejumlah mineral yang hanya dibutuhkan dalam kuantitas sangat sedikit Paatth, Rumdasih, Heryati 2004. Mungkin tidak banyak disadari bahwa usia dan kualitas hidup manusia sangat bergantung pada peran vitamin dan mineral untuk mengatur fungsi otak, imunitas, fungsi kehamilan, dan pengolahan energi. Tubuh manusia sebenarnya hanya membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang sangat kecil, karena itu disebut dengan zat gizi mikro Soekirman, 2000

1. Vitamin

Menurut Almatsier, 2004 vitamin adalah zat – zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh.Tetapi berbeda dengan senyawa lain yang harus ada dalam jumlah besar dalam makanan; vitamin dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil meskipun fungsinya sangat esensial Nurachmah, 2001. Universitas Sumatera Utara Selama kehamilan, ibu hamil membutuhkan vitamin A untuk pertumbuhan, vitamin B1, B2 dan niasin untuk menghasilkan energi. Di samping itu, ibu hamil juga membutuhkan tambahan vitamin B6 untuk mengatur penggunaan protein oleh tubuh, dan vitamin B12 serta asam folat untuk pembentukan sel – sel darah dan sel – sel lain. Vitamin lain yang juga dibutuhkan adalah vitamin C dan vitamin D Musbikin, 2005. Vitamin terbagi menjadi vitamin larut lemak dan vitamin tidak larut lemak.  Vitamin larut lemak Setiap vitamin larut lemak A, D, E dan K mempunyai peranan faali tertentu di dalam tubuh. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui system limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin Almatsier, 2004. a Vitamin A Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dan pembelahan sel. Kebutuhan vitamin A untuk janin akan meningkat pada trimester ketiga. Kebutuhan rata – rata ibu hamil meningkat sebanyak 300 uREhari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008. Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani. Sumber vitamin A adalah wortel, hati, kuning telur, susu dan mentega. Minyak hati Universitas Sumatera Utara ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang diberikan untuk keperluan penyembuhan Almatsier, 2004 Buruknya status vitamin A pada ibu hamil berhubungan dengan kelahiran premature, hambatan pertumbuhan dalam rahim dan penurunan berat badan lahir Aritonang, 2010. b Vitamin D Vitamin D berperan sangat penting dalam metabolisme kalsium dan fosfor dalam tubuh. Vitamin D dapat memperbaiki penyerapan kalsium oleh alat pencernaan, dan ikut mengendalikan pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan gangguan penyerapan kalsium dan fosfor pada saluran pencernaan dan gangguan mineralisasi struktur tulang dan gigi. Kebutuhan vitamin D yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah 10 mcg atau 400 IU. Jumlah tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan janin, dan mencegah terkurasnya vitamin D yang tersimpan dalam hati ibunya. Vitamin D ditemukan di dalam makanan sumber lemak, seperti ikan berlemak banyak sardines, mackerel, tuna, dan salmon, minyak ikan, telur, susu full cream dan mentega. Selain itu, vitamin D dapat dibuat dalam kulit, asalkan kulit mendapatkan kena sinar matahari Musbikin, 2005. Universitas Sumatera Utara Kekurangan vitamin D selama hamil dapat menimbulkan gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, dan osteomalasia pada ibu Arisman, 2009. c Vitamin E Vitamin E berperan penting secara biologi sebagai antioksidan, yaitu menangkal radikal – radikal bebas dan mencegah oksidasi dari asam lemak tak jenuh. Kekurangan vitamin E pada ibu hamil dapat berdampak anemia, ketidaknormalan saraf dan otot, kegagalan reproduksi, dan kelahiran prematur Aritonang, 2010. Selama kehamilan terjadi peningkatan lemak pada plasma darah. Oleh sebab itu, dianjurkan peningkatan konsumsi vitamin E yang berfungsi juga untuk pertumbuhan janin. Dianjurkan peningkatan konsumsi sebesar 2mg pada ibu hamil Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008. Vitamin E banyak terdapat dalam makanan. Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh – tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji – bijian. Sayuran dan buah – buahan juga merupakan sumber vitamin E yang baik Almatsier, 2004. Universitas Sumatera Utara d Vitamin K Vitamin K merupakan vitamin larut lemak yang dibutuhkan untuk sintesis protrombin dan faktor pembekuan darah. Vitamin K diabsorpsi di usus halus secara efisien dengan adanya fungsi empedu dan fungsi pancreas yang normal. Vitamin K didistribusikan pada semua jaringan dengan konsentrasi tertinggi pada hati Aritonang, 2010. Menurut Paath dan Rumdasih 2004, angka kebutuhan vitamin K pada ibu hamil adalah 65mcg. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun – daunan semakin tinggi kandungan vitamin K – nya Almatsier, 2004.  Vitamin tidak larut lemak Vitamin larut air Vitamin larut air biasanya tidak disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal. Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B-kompleks Almatsier, 2004. a Vitamin C Fungsi utama vitamin C adalah untuk pembentukan protein kolagen melalui proses hidroksilasi. Fungsi utama vitamin C adalah untuk pembentukan protein kolagen melalui proses hidrolaksi. Sementara itu fungsi lain adalah pada metaloenzim untuk Universitas Sumatera Utara pembentukan nerophineohrine, karnitin, elastin, dan nukleosida. Defesiensi vitamin C dapat mengakibatkan terjadinya scurvy, perdarahan gusi, serta yang umum terjadi di masyarakat adalah rasa letih, lelah dan melemahnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Selama kehamilan, konsentrasi vitamin C dalam darah turun akibat terjadinya pengenceran sel darah merah. Kadar vitamin C pada janin jauh lebih tinggi dibanding ibu hamil 50, yang disebabkan aktifnya sistem transpor vitamin C melalui plasenta. Angka kecukupan gizi vitamin C pada ibu hamil hanya disarankan dengan penambahan 10 mghr Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007 Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah. Yaitu sayur dan buah seperti tomat, bayam segar, sawi, mangga, nenas, dan jeruk Sediaoetama, 2006. b Vitamin B 1. Vitamin B1 Thiamin Ekskresi thiamin pada ibu hamil meningkat sehingga kebutuhannya juga sedikit meningkat. Penambahan kebutuhan selama hamil adalah 3mg hr Aritonang, 2010. Berfungsi untuk mengubah zat karbohidrat dalam makanan menjadi energi. Sumber berasal dari nasi, roti, sereal, tepung terigu, makanan laut seperti udang, kepiting atau kerang Dinkes DKI, 2011. Universitas Sumatera Utara Thiamin juga berfungsi mengakomodasi pertumbuhan ibu dan janin. Berfungsi juga untuk peningkatan kebutuhan energi selama hamil Aritonang, 2010.

2. Vitamin B2 Riboflavin